Zahra menarik Adel agar cepat bergerak untuk mengganti seragam olahraga, karna jam olahraga sudah tiba. Waktu untuk berganti seragam hanya diberikan 10 menit.
"Cepat elah nanti pak kumis niup pluitnya! Abis kita disuruh muter lapangan sambil jongkok!" Pekik Zahra kesal.
Adel memutar bola matanya malas, ia mengambil seragam olahraga tersebut di dalam tasnya setelah itu ia berjalan mendahului Zahra.
"Eh kampret! Gue nungguin lu malah lu ninggalin gue! Bangke!"
Lagi-lagi Adel memutar kedua bola matanya jengah, saat baru saja berada di ambang pintu kelas, dengan tiba-tiba Zahra menubruknya hingga membuat Adel oleng dan menubruk tubuh seseorang yang berada di depannya. Adel memutar tubuhnya agar dapat melihat Zahra sempurna, setelah itu ia menempeleng kepala Zahra kuat "lu gak punya rem? Maen nabrak-nabrak ae lu!"
Zahra menampilkan wajah tanpa dosanya serta tangan yang mengusap kepalanya yang habis ditempeleng Adel, "lagian lu gak nungguin gue."
Adel berdecih "terus gue nabrak siapa tad---" Adel memutar kepalanya melihat ke arah depannya, dan saat itu juga ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu "ah Yam maaf."
Syahm terkekeh "gak pa-pa."
"Lagian nih Zahra nabrak gue duluan, jadi lu ketabrak deh," adunya.
Syahm tersenyum manis, "sana lu ganti baju, nanti dihukum sama pak Rudi kalo gak tepat waktu."
Adel menggigit bibir bawahnya tanpa sadar "iyayah, astaga, cepat Zah!" Adel menarik tangan Zahra kuat dengan sedikit berlari meninggalkan Syahm begitu saja. Syahm menatap kepergiannya dengan tersenyum.
***
Adel meletakkan seragamnya beserta sepatu sekolahnya ke dalam loker, karna disaat olahraga harus menggunakan sepatu khusus olahraga, dan itu wajib.
Adel menatap Zahra "udah?"
"Bentar, pake lipstick dulu."
Adel menghembuskan nafasnya, ia menyenderkan punggungnya pada loker sembari menunggu Zahra selesai dengan urusan berdandannya itu. Ruang ganti ini sudah sepi, hanya tinggal mereka berdua saja yang masih menetap.
Bisa mampus ini!
"Cepat ah Zah, nanti telat mampus kita."
"Iya-iya ini udah."
Setelah mendengar itu Adel langsung saja berjalan keluar dari ruang ganti tersebut.
Disaat baru saja melewati pintu ruangan tersebut, peluit pak kumis terdengar nyaring di sepenjuru sekolahan membuat Adel dan Zahra gelagapan.
"MAMPUS KITA ANJIR!" Pekik Adel gelagapan.
Adel berlari kencang menuju ke lapangan begitu pula Zahra yang berlari di belakangnya.
Setelah sampai, mereka disambut dengan kumis pak Rudi yang melambai-lambai marah. Matanya menatap Adel dan Zahra tajam dengan tatapan yang sangat mengintimidasi. Membuat Adel dan Zahra menunduk dengan nafas yang ngos-ngosan akibat berlari tadi.
Semua murid di kelasnya menatap Adel dan Zahra prihatin.
"Kalian tau apa hukumannya telat ke lapangan di pelajaran saya?" Ujarnya yang membuat nyali Adel dan Zahra menciut.
Zahra dan Adel maju perlahan menghampiri pak kumis, "iya pak." Jawab mereka serempak.
"Bagus, silahkan kalian lari keliling lapangan lima kali dengan berjongkok."
Adel mengangkat kepalanya kaget, bahkan mulutnya terbuka cukup lebar "ap--apa?"
"Mau ngebantah? Say---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Teen Fiction#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...