45. Di Bukit

1.6K 130 2
                                    

Adel menggigit bibirnya kuat. Ia menjadi menyesal dengan membuntuti Syahm hingga sampai kesini, ia langsung berbalik badan dan langsung berlari masuk ke dalam mobil yang menemaninya sedari tadi.

Ia menyesal mengikutinya sampai kemari jika yang ia dapatkan hanya keperihan yang menggores ke hatinya.

Terus selama ini apa?

Jadi apakah disini kesalahnnya yang terlalu terbawa perasaan atau memang dia tidaklah se-special yang ia simpulkan selama ini?

Lalu kemarin, apa gunanya ia menyatakan perasaannya?

Setelah ia diterbangkan setinggi-tingginya, kemudian dijatuhkan sedalam-dalamnya.

"Pak, pergi, makasih udah nunggu." Ujar Adel dengan parau kepada supir taksi online tersebut.

Ya, saat kepergian Syahm dari rumahnya, dengan cekatan Adel bersiap dan memesan taksi online untuk membuntuti Syahm dengan niat baik dan juga meninggalkan semua temannya di rumah. Biarlah kamarnya dibuat hancur, tetapi ternyata hatinya ikut hancur.

Terlihat lebay memang, namun itulah kenyataannya. Ia penasaran, bagaimana kelanjutan dari pencarian makam gadis itu. Tapi yang Adel dapatkan ialah perkataan yang entah kenapa membuat hatinya teriris serta berdenyut perih seperti saat ini.

Apakah sudah takdirku selalu tersakiti disini?

Selalu jadi pelampiasan seseorang?

Jika iya, aku sangat membenci takdirku.

Dimana kata kebahagiaan?

Gimana rasanya dicintai?

Apa itu?

Ku rasa aku mulai tak mempercayainya, aku membenci kata itu.

Adel mengelap kasar wajahnya. Ia memeluk tubuhnya yang bergetar hebat,

"Mau kemana ini nak?" Tanya Bapak itu dengan melihat ke kaca spion tengah.

Adel mengelap air matanya yang terus berjatuhan, "ke bukit pak." Jawab Adel dengan susah payah akibat tenggorokannya yang tercekat. Adel menatap jendela, kali ini ia membiarkan air matanya jatuh meluruh bebas dari kelopak matanya. Ia ingin kesana, untuk menenangkan diri.

Kali ini ia mengerti.

Jangan terlalu welcome jika sehabis patah hati, karna itu akan membuat hati kita akan terluka kembali. Ternganga dengan lebarnya.

Apa kali ini ia akan ikut latihan wushu bersama Rawnie agar ia bisa membasmi semua cowok yang melukai hatinya?

"Nak... neng... dek..." Adel tersadar saat mendengar panggilan beruntun dari pak supir itu.

"Ah i-- iy-- iya pak?" Adel menatap kosong kursi di depannya.

"kenalin neng, nama saya Robert Naintin Etitu." Lanjutnya membuat Adel kembali tersadar.

Adel melirik ke kaca spion tengah dengan mata sembabnya. Adel mengangguk tak bersemangat, "kenapa ya pak, cowok suka bikin sakit hati." Tanya Adel dengan parau.

"Gak semua sih neng, ya mereka bikin sakit hati pasti ada alasan, atau hati cewek yang mudah tersakiti, terlalu sensitive mungkin."

Adel menghela nafasnya dan terdiam.

***

Syahm melajukan motornya kencang.

"Setelah kepindahan kamu, penyakit Adel jadi sering kambuh, selalu kamu yang dia cari."

Milk And Cheese?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang