23. Mengelus

2.8K 136 9
                                    

Dan disini aku mulai bimbang dengan perasaanku sendiri.

______________________________________

Adel menggosok rambutnya yang basah dengan handuk, ia duduk di depan cermin memperhatikan wajahnya.

Ia menghembuskan nafasnya, ia jadi teringat saat kejadian pulang dari tempat bubur ayam tadi.

"Udah nih, pulang yuk Syahm."

Syahm tersenyum "yuk."

Saat di perjalanan, Adel merasakan kakinya sudah lemas untuk berjalan jadi ia memutuskan untuk duduk di tempat teduh, tepatnya di bawah pohon. Karna jarak dari rumah ke depan kompleknya cukup jauh apalagi menggunakan jalan kaki.

Syahm yang melihat Adel berjalan ke arah bawah pohon-pun ikut mengikutinya.

"Capek Del?" Tanyanya saat tepat di depan Adel.

Adel mendongak, ia mengangguk kecil "ntar ya Syahm gue capek."

"Capek banget Del?"

Adel kembali mengangguk lemas "kenapa jauh banget sih, kan jad---"

"Naik ke punggung gue Del."

Adel langsung berhenti berbicara "hah? Apa?"

Syahm membungkuk di depan Adel "ayo cepet, nanti makin panas."

Adel bangkit, ia-pun naik ke punggung Syahm tanpa penolakan.

Syahm berdiri, ia menoleh ke arah Adel yang tepat menempel di belakang punggungnya "mayan berat juga lo."

"50kg anjir gue." Adel mengalungkan tangannya di leher Syahm agar ia tak jatuh ke belakang karna tidak berpegangan pada apapun.

Syahm berjalan dengan menggendong Adel di punggungnya, "iya-iya, kan gue bilang mayan bukan berat."

"Iyasih." Adel menaruh dagunya di bahu Syahm dengan memejamkan matanya menikmati angin pagi dan sinar matahari yang menerpa wajahnya lembut.

Syahm sedikit terkejut, ia melirik Adel sebentar, setelah itu ia tersenyum kecil dan terus berjalan hingga ke rumah Adel.

Saat tiba di depan rumah Adel, Syahm tak tega membangunkan Adel yang terlelap di punggunya, jadi ia memutuskan untuk membawanya masuk ke rumah Adel itu.

Syahm memencet bel rumah Adel berulang kali hingga akhirnya Cio yang membukakan pintu.

Cio mengangkat alisnya "kenapa dia?"

"Kecapekan keknya."

Cio mengangguk "yaudah bawa masuk, tidurin di atas sofa ruang tv."

Syahm mengangguk ia menuruti ucapan Cio, ia meletakkan Adel di sofa panjang dengan perlahan agar Adel tidak bangun.

"Yaudah gue pulang dulu."

Cio mengangguk tanpa tersenyum "thanks."

Syahm tersenyum "yup."

Tak lama sepergian Syahm, Adel bergerak-gerak tak nyaman dan akhirnya ia membuka matanya, Cio yang masih berada di situ-pun hanya menoleh sekilas.

Adel merentangkan tubuhnya, ia agak sedikit terkejut kenapa ia bisa berada di sofa rumahnya, Adel melihat Cio yang sedang menonton acara musik di tv "Yo." Panggilnya parau, layaknya suara khas orang bangun tidur.

Cio menoleh "kenapa?"

"Syahm yang bawa gue kesini?" Cio mengangguk. Adel menguap.

Milk And Cheese?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang