Apakah cinta selalu menyediakan air mata?
______________________________________
"Ikut gue yuk?" Ucap Syahm yang berhenti saat lampu sedang bewarna merah.
Adel mengerutkan keningnya "kemana?" Tanyanya.
"Ketemu seseorang."
"Oh, oke?" Jawabnya tak yakin karna bingung.
Adel menegakkan punggungnya karna motor milik Syahm ini sungguh membuat pinggangnya sakit karna harus menungging. Huh!
Adel menolehkan kepalanya ke arah sekitar, melihat kendaraan berlalu lalang, bangunan-bangunan kota, pejalan kaki, dan lain-lain.
Dan tatapannya pun melihat orang yang sangat dikenalnya.
Nyut...
Ia merasakan seperti ada yang menusuk dadanya nyeri, ia meneguk ludahnya dengan susah payah saat ia melihat seseorang yang sedang membonceng seorang gadis dengan mesranya, ia langsung memalingkan wajahnya.
Kenapa dunia ini begitu sempit? Dan kenapa pula ia harus bertemu dengan pria itu disini?
Dan kenapa ia harus melihat Agam bersama pacarnya?
Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi ini, kenapa harus Agam yang ia temui?
Sekali lagi kenapa?
Semoga dia gak lihat.
Adel langsung memalingkan wajahnya, ia terus berkutat dengan pikirannya, bahkan Syahm yang mengajaknya berbicarapun tak ia dengar.
"Del woi De---" panggilan Syahm terhenti saat seseorang meneriaki namanya.
"Woi Syahm!"
Sial.
Syahm menoleh "eh?--- Oi Gam! Sama cewek tuh? Haha..."
"Yoi cewek gue, lu sama siapa tuh?"
Please, jangan kasih tau Syahm.
"Oh, ini--" Syahm menunjuk Adel dengan jempolnya ke belakang, Agam mengangguk "pacar guelah haha,"
Adel tersenyum lega, tapi ada raut wajah malas disana karna ucapan Syahm yang mengaku-mengaku bahwa dia adalah pacarnya.
"Oh yaudah, duluan bro!"
"Yoi!"
Tanpa ia sadari, Adel menghembuskan nafasnya lega.
Syahm tersenyum kecil saat melihat itu dari kaca spionnya.
***
Syahm berhenti tepat di depan parkiran rumah sakit, Adel mengerutkan keningnya. Buat apa Syahm membawanya kesini?
Tetapi Adel hanya mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Syahm yang mengajaknya ketemuan dengan siapa.
Adel turun dari motor tersebut dengan agak sedikit meloncat.
Adel langsung mau membuka helm di kepalanya, tapi itu terhambat, karna pengatup helm itu tak bisa terbuka membuatnya kesusahan.
Syahm yang tengah mengacak rambutnya pun menoleh ke arah Adel dan langsung membantunya.
Adel terkejut, saat jarak antara Syahm dan dirinya begitu dekat, bahkan aroma tubuh Syahm sangat jelas di penciumannya. Adel tak tau itu aroma apa, tetapi yang jelas, aroma itu sangat enak di penciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Fiksi Remaja#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...