Setelah sepulang teman-temannya, Adel memasuki kamarnya dan duduk di atas kasurnya seraya membuka tv.
Ya, jam sudah menunjukkan pukul 22:15 WIB. Anak Papa satu itu harus segera pulang karna sudah di telpon berkali-kali oleh orang rumahnya, begitu juga dengan Zahra dan Rawnie yang mau tak mau harus ikut pulang juga.
Adel menoleh ke arah pintu saat melihat pintu itu terbuka, disana terlihat Cio yang menggunakan baju santai serta membawa nampan di tangannya.
Saat di depan Adel, Cio duduk tepat di di sampingnya.
"Nih makan."
Adel melihat chicken katsu di hadapannya beserta segelas susu putih dengan tatapan bingung serta lapar.
Cio melihat ke arah matanya, "gue tau lo belom makan dari pagi karna sibuk nyariin si pecundang itu."
Adel terdiam.
***
Syahm turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumahnya.
Saat baru saja memasuki pintu utama, adik kecilnya datang menyambutnya dengan merangkak ke arahnya.
Syahm tersenyum ia menjongkok agar bisa memperhatikan adik kecilnya lebih leluasa.
Setelah adiknya menghampirinya Syahm menggendongnya.
"Hai Princess." Syahm mencium pipi tembem adiknya penuh sayang.
"Kamu darimana nak?" Syahm mengangkat kepalanya memperhatikan wajah Bunda-nya yang terlihat khawatir "Bunda telpon kok gak bisa? Kenapa baru pulang?"
Syahm tersenyum, ia menghampiri Bundanya setelah itu mencium tangan Bundanya "Syahm abis ada urusan tadi, maaf Bun, HP aku mati jadi gak bisa ngabarin."
Bunda Syahm tersenyum "gak pa-pa, yang penting kamu udah disini, yaudah sana mandi, mau makan?"
Syahm mengangguk, "boleh."
Bunda mengambil Della dari gendongan Syahm. Syahm-pun berjalan menuju ke kamarnya.
Bukannya langsung merebahkan tubuhnya, ia malah mengintip ke arah kamar Adel yang tepat di sebrang depan kamarnya.
***
"Apa maksudnya pecundang?" Tanya Adel bingung.
"Pecundang karna nyakitin perasaan lo tanpa sebab." Ujar Cio dengan tampang datarnya seperti biasa.
Adel meminum susunya, "mungkin dia lagi galau, karna orang spesialnya baru aja ninggalin dia dari dunia ini."
"Lalu apa hubungannya sama lo?" Tanya Cio lagi.
"Cio... lu gak paham---"
"Apa yang gak gue pahamin?"
Adel menghela napasnya, ia menoleh ke arah adiknya itu.
"Setiap orang berbeda-beda Yo..."
Cio bangkit, "terserah. Keras kepala." Setelah berkata seperti itu Cio pergi meninggalkannya. Meninggalkan setumpuk pertanyaan di otaknya.
Lalu apa yang terjadi setelah ini?
Adel begitu tak mengerti.
Seakan-akan ia dipermainkan oleh deretan kata yang membuatnya bingung.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Teen Fiction#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...