Elen mengangguk pelan, "iya gelang gue. Kok bisa sama lo Syahm?" Elen sempat melirik Zahra.
Syahm menatap Elen lama, "gue nemu kemaren malem di dekat motor gue."
Semua langsung menatap Elen dan Syahm bergantian.
"Apa kemaren malem lu kesini?" Tanya Adel bingung.
Elen mengangguk, "tapi gue liat lo kek lagi sakit gitu, jadi gue pulang. Itu gelang juga udah ilang dari... gue juga lupa dari kapan. But, thanks udah nemuin gelang gue." Ucap Elen dengan nada yang menurut Adel, err... aneh?
Syahm mengangguk, sebelum itu ia menatap wajah Elen lama membuat Adel bingung saat menyadari hal itu.
"Yaudah gue pergi dulu Zah, Len, Raw--- Del gue pergi dulu, sehat-sehat ya." Ucap Syahm dengan mengelus kepala Adel.
Adel menatapnya dengan mendengus dan menabok wajah Syahm pelan karna tatapan itu, "iya makasih."
Syahm tersenyum geli, "yaudah, gue pergi dulu."
Setelah kepergian Syahm yang telah menghilang dari pandangan, Adel-pun menatap Elen curiga, "lu kok mau ke rumah gak bilang?"
"Emang gue mesti harus bilang? Zahra sama Rawnie kadang juga gak bilang-bilang." Belanya dengan memutar kedua bola matanya.
Adel memanyunkan bibirnya, "iyasih."
***
"tunggu tanggal mainnya, gue gak bakal diam, walaupun kemauan gue udah diturutin." Desisnya. Kedua orang yang berada di depannya menatapnya dengan pandangan berbeda.
"sampai kapan lo mau kek gini?" Tanya orang satunya tersebut dengan menggelengkan kepalanya heran.
"apasih! Lu gak dukung gue banget kek kak Amme, yakan kak?" ucapnya dengan sengit, dan langsung melipat kedua tangannya di depan dada.
"tau lu, cupu amat! Jangan mentang-mentang dia orang dekat lu, lu jadi khianatin sepupu lu sendiri! Gue benci banget sama perempuan itu karna pacar gue udah gak nurut lagi sama gue! Tunggu aja! Berani-beraninya sama gue." ujar yang dipanggil kak Amme tersebut.
"terserah kalian, bocah!"
Wanita yang dipanggil Amme membelalakkan matanya, "HEH MULUT LO YA!"
Drt... drtt...
"oh? Si pesuruh gue nelpon." Ucapnya dan langsung mengangkatnya. Amme dan lelaki itu hanya menatap sepupunya dalam pandangan berbeda.
"ya?"
"CUKUP! GUE UDAH GAK MAU BERURUSAN SAMA LO!!"
gadis itu mulai tersulut emosi, "APA MAKSUD LO HAH?! TUGAS LO BELOM SELESAI! LO MAU RAHASIA LO GUE BOCORIN HAH?!"
"pengecut lo tau gak."
Tut....tut....tut...
***
Syahm melajukan motornya kencang, ia berada di jalanan kurang lebih sudah 1 jam.
Ia harus tetap fokus. Tapi pikiran dan otaknya seperti ada yang mengganjal.
Ada yang aneh.
Syahm menggelengkan kepalanya, ia harus tetap fokus pada jalanan saat ini. Karna inilah waktu yang ia tunggu-tunggu selama beberapa bulan ini.
Bahkan langit mendung yang menghiasi angkasa pun menemaninya.
Dari jalanan yang macet oleh banyaknya kendaraan di kota hingga jalanan menjadi sepi lenggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk And Cheese?
Teen Fiction#253 in TeenFiction 03-08-17 Ketika aku yakin bahwa semua ini hanyalah sebuah pilihan, maka aku takkan pernah ingin memilih dimana aku salah meletakkan hati. Layaknya kau memilih antara keju dan susu. Kau lebih suka keju atau susu? Menurutku, jika...