~Helena POV~Aku sedang berjalan ke arah gerbang sekolah sambil mendengarkan lagu dengan earphoneku. Namun tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundakku.
"Mau pulang ya?" Tanya Zhafran.
Zhafran adalah teman kelasku, dia bisa dibilang anak yang terkenal di sekolahku karena dia adalah gitaris dari band di sekolahku."Iya nih.." Jawabku sambil melepaskan earphoneku.
"Pulang sama siapa, Hel?" Tanya Zhafran.
"Sama... Gak tau, niatnya sih naik angkot." Kataku.
"Lahh, sama gua aja. Kan rumah kita searah." Tawar Zhafran.
"Ehh gak usah, ntar gue ngerepotin lagi.." Kataku tidak enak.
"Elah, lo kayak baru kenal gua aja.. Santai kali. Ya udah, lo tunggu sini yaa gua mau ambil motor dulu.." Kata Zhafran sambil berlari kearah parkiran.
Beberapa saat setelahnya, Zhafran kembali sambil mengenakan helm dan mengendarai motor ninjanya yang berwarna putih.
"Ayo naik!" Ajak Zhafran sambil membuka kaca helmnya.
"Nih helm buat lo." Kata Zhafran.
"Ehh gak usah pake helm, deket ini.." Kataku sambil menolak helm darinya.
"Ih, kalo lo kenapa napa ntar gua yang repot.." Katanya sambil memasangkan helm di kepalaku.
"Iya dehh.." Kataku pasrah.
Selama di perjalanan, aku hanya memandangi pemandangan di sekitarku. Sampai Zhafran berkata bahwa ia harus membeli pulsa terlebih dahulu di mini market. Selama Zhafran membeli pulsa di dalam mini market, aku duduk di motornya sambil memainkan hpku. Tiba-tiba saja ada teriakan yang mengejutkanku.
"TOLONGG!! JAMBRET!!! TAS SAYAA!! TOLOONGG!!" Teriak seorang ibu-ibu.
Aku langsung memasukkan hpku dalam tas dan berlari mengejar jambret tersebut.
"WOY BERHENTI LO!!" Teriakku sambil terus mengejar jambret tersebut.
Lalu sang jambret berhenti, aku pun juga berhenti. Aku mendekatinya, namun sang jambret menghantamku. Aku sedikit kaget, tapi karena aku pandai bela diri jadi aku dapat mengambil tas ibu-ibu itu. Tapi ternyata..
*SROT..*
Sang jambret menggores tanganku degan pisau yang di bawanya. Sehingga tanganku berdarah. Tiba-tiba..
*Buk...*
Zhafran datang dan menonjok jambret tersebut, sehingga jambret itu lari terbirit-birit dan meninggalkan tas yang di jambretnya.
"Lo gak pa pa?" Tanya Zhafran yang telah melihat tanganku berdarah.
"Gak gue gak pa pa, cuma baret aja.." Kataku sambil menahan rasa sakit pada tanganku.
"Bapak lo gak pa pa, orang jelas-jelas tangan lo berdarah gitu.." Kata Zhafran.
"Lah lo, udah tau gue berdarah malah nanya gue gak pa pa ya?" Kataku meledeknya.
"Oh iya juga, ya udah kita balikin dulu tasnya ke ibu-ibunya. Baru ntar gua obatin tangan lo" Ucap Zhafran.
"Oke.." Jawabku.
Setelah memberi tas kembali pada ibu-ibu tadi. Ia sangat berterima kasih padaku dan Zhafran dan meminta maaf karena tanganku yang luka. Aku diantar pulang oleh Zhafran sampai rumah, lalu Zhafran mampir untuk mengobati lukaku.
"Ayo masuk.." Kataku.
Aku menyuruh Zhafran untuk duduk di sofa ruang tamu rumahku, sementara aku ganti baju dan mengambil kotak obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Journal ✅
Teen Fiction[COMPLETED] Menceritakan tentang kehidupan remaja di Sekolah Kita yang penuh dengan suka dan duka.