~Helena POV~
Hari ini adalah hari kedua dari classmeeting di sekolahku.
Hari ini khusus pertandingan laki-laki. Jadi yaa, Zani kayaknya main hari ini.
Seperti biasa, aku berada di luar kelas karena itu perintah dari kakak kelasku.
"Ayoo!! Pertandingan pertama adalah bakset putra antara tim B melawan tim G!!" Jelas Kak Dito.
'Tim G, timnya Zani dong?' Ucapku dalam hati.
*priiitt!!*
Pertandinga pun dimulai, aku dapat melihat dengan jelas gerak-gerik Zani, karena bisa dibilang aku berada di tempat yang strategis.
"GOOOLLL!!!" Teriak Kak Dito.
Bukan, bukan tim Zani yang berhasil memasukkan bola. Tapi tim B, lawannya.
"Yahh Hel, Si Zani kok mainnya gak semangat gitu sih??" Tanya Amel.
"Mana gue tau.." Jawabku ketus.
"Heleh, lo biasanya peduli juga tentang dia.." Ucap Putri.
"Ogah, ngapain gue peduliin orang yang belom tentu peduli sama gue.." Balasku.
"Masa sih dia gak peduli sama lo??" Tanya Putri.
"Bodo ah.." Jawabku sambil pergi ke toilet.
"Hel?! Yehhh dia ngambek.." Ucap Utami yang samar-samarku dengar dari kejauhan.
Sesampaiku di toilet ternyata aku berpapasan dengan Zani yang sedang istirahat sambil menunggu babak kedua.
"E-eh.. Hel.." Sapa Zani.
"Yoo.." Jawabku sambil mencuci tangan di tempat cuci tangan.
"G-gua.." Ucap Zani terputus karena aku berkata
"Good Luck ya Ni.." Ucapku sambil menepuk pundaknya lalu pergi.
Yang ditepuk pundaknya hanya mematung sambil senyum sumringah.
~Zani POV~
'Ya ampun.. Helena ngucapin good luck ke gua? Wow ajaib.' Gumamku dalam hati.
Lalu aku kembali ke lapangan untuk kembali bertanding.
Kali ini aku bermain penuh semangat, dan setiap aku berhasil memasukkan bola ke ring, aku dapat melihat senyum yang mengembang di wajah manis milik Helena.
Dan itu membuatku semangat.
"Tiga..Dua..Satu.. Priitt!! Waktu habis.." Jelas Kak Dito.
"YAAAAYYYYY!!!" Seluruh murid pendukung timku bersorak senang.
Karena timku menang, lalu aku memutuskan untuk menghampiri Helena.
"Hel.." Ucapku sambil berlari, melihatnya dari kejauhan, saat jarak kami lumayan dekat aku memeluknya.
Jujur, momen itu tidak sengaja ku lakukan karena aku terlalu senang.
Tapi, aku pikir Helena tidak akan membalas pelukanku. Ternyata ia membalasnya.
"Selamat ya Ni.." Ucap Helena yang masih ada dalam pelukanku.
"Makasih Hel.." Ucapku sambil melepaskan pelukan kami. Padahal aku masih ingin memeluknya.
"Sama-sama.." Balas Helena lalu tersenyum bangga padaku.
"Karena tim gua menang, lo mau gua traktir?" Tawarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Journal ✅
Teen Fiction[COMPLETED] Menceritakan tentang kehidupan remaja di Sekolah Kita yang penuh dengan suka dan duka.