[4] Aina dijakarta

3K 129 2
                                    

empat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

empat

BILAL sampai dibandara satu jam sebelum Aina take off. Cowok itu duduk dikursi tunggu, dengan satu cup kopi juga roti ditangannya. Ia menoleh kekanan dan kekiri, Bandara nampak ramai walaupun jam masih pagi.

Ia sengaja datang lebih awal, karena jujur ia rindu sahabatnya itu.

Bilal pun sudah bilang pada Mama kalau ia akan menjemput Aina. Sandra dengan senang hati mengizinkan putranya menjemput dan membangunkan Bilal dipagi buta.

Bilal menggigit potongan roti terakhir, lalu menyesap cup kopi itu lewat sedotan. Dan memilih memainkan games diponselnya sambil menunggu.

Ada 30 menit cowok itu mengumpat sendiri karena kesal kalah dalam permainan. Membuat orang disekitar menilai cowok itu aneh, dan Bilal memilih cuek.

Setelah menghabiskan kopi, Bilal membuang cup kopi itu dan berjalan mondar-mandir karena bosan.

Drtdrt.

Ponsel ditangan Bilal bergetar, cowok itu segera menerima panggilan setelah mengetahui bahwa yang memanggilnya adalah Ridho.

"Dimane?"

"Ngapa? Tumben lo udah bangun."

"Udah lah lo dimana anjing."

"Bandara."

"Ha? Ngapa lo pagi-pagi kesana."

"Jemput Aina."

"Anying kenapa gak bilang?!"

Bilal mendesis kesal ketika suara Ridho memekikan telinganya. "Penting apa buat lo."

"Gue pengen liat Aina-Aina lo itu."

"Anaknya gak cantik, tomboy, item, dekil, lo gak akan suka."

"Oh gitu,"

"Iyalah! Bukan type lo banget!"

"Oooh jadi gitu."

"IYALA - Do? Lo disana kan?" tiba-tiba perasaan Bilal tidak enak.

"Lo ngomong sama siapa dah?"

ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang