[9] makan tuh goals

2.1K 97 0
                                    

sembilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sembilan

BILAL memakai kaus olahraga dengan cepat ketika guru olahraganya sudah meniupkan peluit berkali-kali dibawah.

Cowok itu berdecak, lantas memilih tak memakai treningnya karena guru olahraga sudah berteriak dengan tidak sabar. Jadi lah dia tetap memakai celana coklat pramuka.

“Sabilal! Cepat kau! Minta dikasih push-up limaratus kali ya!”

Bilal berlari keluar kelas, menghampiri guru dengan kumis tebal yang sudah bergerak-gerak karena emosi.

“Kenapa kau tak pakai trening?” tanya Pak Hendri dengan logat bataknya yang kental. “Kau selalu membangkang setiap pelajaran saya, Sabilal!”

Bilal menggaruk kepala belakangnya bingung. “Tadi saya mau pakai trening, tapi -”

“Alasan saja kau!” bentak Pak Hendri ngeri. Akhirnya Bilal bungkam, dan menunduk dalam. “Cepat kau lari! Yang lain sepuluh putaran! Khusus kau menjadi duapuluh putaran!”

Bilal mendesah pelan. Sial, umpatnya dalam hati.

“Cepat bergerak! Dasar kau pemalas. Kau itu selalu -”

Sebelum guru itu mengomel lebih panjang, Bilal memilih berlari memasuki lapangan sesuai perintah guru itu.

“Sialan kau Sabilal! Saya lagi bicara kau lari begitu saja!”

Bilal menoleh. “Kata bapak saya disuruh -”

“Kenapa kau berhenti Sabilal!” seru Pak Hendri yang kembali membuat Bilal menggeram sabar.

Cowok itu segera berlari kencang, persetan dengan perintah-perintah guru itu. Intinya cuma satu, cowok itu harus menyelesaikan perintah awal Pak Hendri. Lari 20 kali.

Bilal mempercepat larinya untuk menyusul teman-temannya yang lari secara bergerombol.

“Berapa kali?” tanya Ridho ketika menyadari bahwa Bilal sudah berada disebelahnya.

“20.” jawab Bilal pendek.

“Lah, udah pernah.” sahut Ridho sambil terkekeh.

“Eh, lo mau tau gak kenapa anak-anak kelas khusus itu ganteng-ganteng?” ujar Sandy tiba-tiba dengan seulas senyum miring.

Bilal menaikan sebelah alisnya. “Kenapa?”

“Karena mereka kalo olahraga di lapangan indoor, gak kayak kita. Panas-panasan gini di outdoor.” jawab Sandy sambil menengadah kepalanya keatas, lalu mengibas-ngibas kerah kaus olahraganya agar menimbulkan angin.

ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang