[35] ngelibur bareng

1.5K 78 0
                                    

tigapuluhlima

Aku memutuskan untuk tidak berada disampingmu. Tapi, dibelakangmu. Menunggu dirimu menoleh, dan menopangmu tanpa menusukmu saat kamu terjatuh.
-Sabilal

BILAL memasuki kontak mobil kedalam saku kanannya ketika masuk ke tempat yang penuh gemerlap lampu warna-warni itu. Dentuman musik yang keras membuat Bilal meringis kecil dan mempercepat langkahnya untuk mencari keberadaan kedua temannya yang menghubunginya agar Bilal datang ketempat ini.

“Gimana?” tanya Bilal saat cowok itu sudah berdiri diantara kedua temannya yang sedang mengobrol.

“Lo udah sampe?” tanya Sandy sedikit berteriak, agar suaranya tidak kalah oleh musik keras didalam tempat ini.

Bilal mengangguk sebagai jawaban.

“Kayaknya kita berhasil temuin dia, Bil. Kemaren dua hari gue sama Sandy sampe pagi dia gak dateng. Tapi sekarang dia ada disini.” ujar Ridho yang membuat Bilal harus mendekati kepalanya kemulut cowok itu agar mendengar ucapan Ridho.

“Jangan disini, gak jelas gue dengernya.” kata Bilal menarik tangan kedua temannya untuk menjauh dari keramaian. Dan duduk disofa yang tidak dihuni oleh cewek-cewek malam di club itu.

“Jadi, tuh anaknya. Udah muncul kan?” Sandy berbicara dengan nada tak sekeras sebelumnya, sambil menuangkan segelas alkohol kedalam gelas, cowok itu menunjuk meja bar dengan dagunya.

Dimana terdapat gadis dengan pakaian seksi tengah meneguk alkohol berkali-kali yang dituangkan oleh bartender.

Bilal mengusap wajahnya saat melihat Tiara lah yang berada ditempat itu.

“Tadi gue samper,” ujar Sandy sambil meringis kecil, karena baru saja meneguk alkohol yang membuat kerongkongannya perih. “Dia nyariin lo.”

Bilal menoleh dengan tempo cepat, alisnya pun sudah tertaut dalam.

“Iya emang, Bil.” kata Ridho, “udah, mending kita jelasin malem ini, tuh cewek hamil apa enggak.”

“Tapi ya,” ucap Sandy menatap kedua temannya bergantian, “kalo dia hamil, masa iya dia dengan pedenya kesini? Maksud gue, masa dia gak takut gitu bayinya kenapa-napa. Secara orang hamil gak boleh konsumsi alkohol.”

“Lo bego apa tolol dah.” sahut Ridho sewot. “Liat cara dia mabok. Itu buktiin kalo dia itu frustasi bego. Coba si, lo jadi Tiara, yang jelas-jelas cewek bad. Apa yang lo bakal lakuin?”

Sandy diam, enggan menjawab. Ridho mendecak pelan, lalu mendekati diri kearah Sandy.

“Gugurin kandungan lah, bego.” bisik Ridho dengan suara yang cukup jelas untuk sampai ditelinga Bilal.

Sandy mendorong tubuh Ridho jijik. “Najis lo gitu aja udah mabok.”

“Belom, woy, belom. Gue belom mabok.” teriak Ridho tak terima.

“Serah lu.” sahut Sandy sekenanya.

“Gue cabut dulu.” kata Bilal beranjak berdiri.

ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang