Ali dan Prilly naik ke atas busway dengan Ali yang menggenggam tangan Prilly agar tidak terjatuh, hal itu membuat debaran yang sangat kencang mengiringi langkah Prilly dan juga Ali.
"Kamu duduk disana gih, biar aku yang berdiri." Ali menunjuk satu bangku yang kosong yang tersisa namun Prilly menggeleng tidak setuju.
"Nggak ah, 'kan aku jadi tour guide kamu, sepanjang perjalanan aku jelasin ke kamu. Nggak mungkin aku duduk sedangkan kamu berdiri. Nanti yang ada bukan kamu yang denger penjelasan aku malah yang denger kakek itu." ucap Prilly pelan sambil menunjuk Kakek yang duduk disebelah kursi kosong itu membuat Ali terkekeh.
"Ya udah. Kita liat kesana yuk." ajak Ali
Mereka berdiri di pojok agar lebih leluasa melihat pemandangan. Langit kota Jakarta pagi ini sangat amat cerah. Ali sangat suka melihat ribuan kendaraan yang berlalu-lalang, pejalan kaki atau bahkan pedagang
"Ini nih, Li, Museum Nasional Indonesia." ucap Prilly sambil menunjuk salah satu bangunan yang menjulang tinggi diantara jajaran bangunan lainnya.
"Museum ini mungkin kamu sering dengernya Museum Gajah, bener nggak?" tanya Prilly.
Ali mengangguk."Iya, aku sering denger orang-orang bilangnya Museum Gajah."
"Iya, museum ini adalah museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara, Li. Lebih tepatnya ini museum arkeologi, sejarah, etnografi dan geografi. " jelas Prilly.
Ali mengangguk-anggukan kepalanya takjub."tapi, kenapa namanya Museum Gajah?"
"Nah, itu kamu liat." Prilly menunjuk patung Gajah yang berada di area halaman museum."disebut Museum Gajah karena Raja Chulalongkorn dari Thailand menghadiahi patung gajah berbahan perunggu yang kamu liat itu."
"Kamu cocok banget ya jadi tour guide." puji Ali membuat Prilly tersenyum."sekarang, kita mau kemana?"
"Ke Ragunan, nggak papa?"
Ali mengangguk semangat."Wah, kebetulan aku bawa camera jadi bisa foto sama harimau putih nih."
Ali dan Prilly kembali melihat ke arah luar, menikmati suasana kota Jakarta. Akhirnya mereka sampai di Ragunan setelah menempuh perjalanan hampir satu jam lamanya. Mereka turun dan membeli karcis lalu masuk dengan perasaan yang sangat antusias.
Ali sangat gembira apalagi saat berfoto bersama Harimau kesukaannya, wajahnya langsung tegang bercampur dengan rona kebahagiaan karena setelah sekian lama tidak bertemu Harimau putih.
"Makan yuk, aku laper." keluh Ali setelah berkeliling Ragunan.
"Diluar ada pecel lele enak loh. Sekalian disitu ada musholla dan kita bisa langsung shalat Dzuhur." ucap Prilly membuat Ali mengangguk.
✈️✈️✈️
Seusai mereka shalat dan makan, Ali memutuskan untuk mengajak Prilly ke Bandung sebagai gantinya karena Prilly sudah menemani Ali seharian ini. Ali ingin mengajak gadis itu berkeliling di kota kesayangannya itu. Ia sama sekali tidak terpikirkan untuk pergi kesana. Bahkan, membawa baju ganti pun tidak.
"Kamu beneran gapapa kalau kita ke Bandung?" tanya Ali setelah membeli tiket kereta untuk mereka.
Prilly mengangguk."itung-itung liburan, Li, udah lama nggak ke Bandung."
"Capek sih pasti karena naik kereta, tapi pulang nanti aku minta tolong Davin jemput kita ya."
Prilly mengangguk lalu melanjutkan aktivitasnya bermain ponsel sedangkan Ali melihat-lihat fotonya bersama Prilly saat di Ragunan. Sesekali ia cekikikan membuat Prilly heran dan menyimpan ponselnya lalu ikut melihat hasil-hasil foto tadi.
"Kamu kok cekikikan gitu?" tanya Prilly heran.
"Nih, liat muka kamu, lucu deh." ucap Ali sambil menunjukkan foto yang diambilnya saat Prilly terlonjak kaget karena ada monyet dibelakangnya.
"Hahahah.... hahahaha." tawa Ali kembali pecah membuat Prilly menutupi wajahnya karena malu.
"Ih Ali, hapus dong." rengek Prilly.
"Nggak lah, kenang-kenangan ini." tolak Ali sambil fokus melihat foto-foto lagi.
"Aku juga punya kok candid kamu." balas Prilly pula.
Ali mengulum senyumnya karena tanpa sengaja Prilly mengatakan bahwa sedari tadi juga memfoto dirinya.
"Nih." Prilly menunjukkan ponselnya yang menampilkan wajah Ali, di foto itu nampak Ali yang sedang tersenyum melihat pemandangan.
"Biarin, candid aku 'kan tetep ganteng." pede Ali membuat Prilly mencibir.
"Aku hapus ya, abisnya kamu kepedean."
"Hapus aja, palingan kamu gak tega." ucap Ali acuh.
"Kam-
Ucapan Prilly terhenti karena panggilan agar penumpang menuju Bandung segera menaiki kereta. Ali duduk bersama Prilly, ia sengaja memilih priority agar mereka nyaman dan tidak berdesak-desakan di dalam kereta. Ali pasti akan mengutamakan kenyamanan Prilly.
"Kamu kok ngambil yang ini, 'kan jadinya mahal." gerutu Prilly sedari tadi, memang Prilly selalu mengeluh jika Ali mengambil atau membeli barang yang mahal.
"Gapapa kali, sekali-kali aja 'kan? Nggak setiap hari juga kan kita Bandung." balas Ali santai sambil memotret pemandangan yang dilewati kereta ini.
"Ya, tetep harus hemat, Ali."
"Iya, sayang, nanti aku hemat." goda Ali membuat Pipi Prilly kembali memerah, ya Ali selalu tau cara meredakan kekesalan Prilly walaupun dengan cara menggodanya.
"Ngambek nih?" tanya Ali setelah menyimpan camera-nya.
"Nggak."
"Ya udah, aku makan bistik nya sendiri ya." goda Ali.
"Biarin!" tegas Prilly namun diam-diam memerhatikan Ali yang sedang makan dengan begitu lahapnya.
"Enak banget, hmm." goda Ali membuat Prilly jengah.
"Buat aku gak ada, Li?" tanya Prilly sangsi.
"Tadi kamu bilang ngambek, gimana sih?" tanya Ali bingung.
"Ngeselin lo!" pekik prilly.
"Prill, aku nggak mau kamu manggil aku kayak gitu." tegas Ali
"Becanda, abisnya aku kesel!" rengek Prilly membuat Ali kembali tersenyum.
Ali menyodorkan piring miliknya lalu mulai memejamkan mata, rasanya ia perlu beristirahat selama beberapa saat karena bisa dipastikan perjalanan mereka masih panjang dan seru. Perjalanan ini sangat menyenangkan bagi keduanya.
Gimana?
Aku selalu berusaha untuk buat yang terbaik untuk kalian :)
Keep Vote & Comment ya guys ..
With Love,
s.y.i
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Captain (COMPLETED)
FanfictionBagaimana jadinya jika seorang gadis manja bertemu dengan seorang pilot yang sangat penyayang namun menyimpan luka di masa lalu? Apakah gadis manja dan ceria ini dapat menyembuhkan luka pilot tampan dan penyayang itu? Ayo dibaca ceritanya untuk mene...