Chapter 47

5.9K 346 19
                                    

Hari kedua di London, Ali dan Prilly masih bergelut di dalam selimut tebalnya. Begitupula dengan Arkan yang masih tertidur pulas di dalam rengkuhan Prilly. Prilly yang lebih dulu membuka matanya saat merasakan udara dingin menerpanya. Prilly mengucek matanya pelan lalu bangun dari tidurnya dengan pelan pula agar tidak membangunkan Ali maupun Arkan.

Prilly berjalan menuju dapur sambil bersenandung kecil. Ia mengambil beberapa bahan masakan yang ada disana juga yang dibawanya. Rencananya ia akan memasak nasi goreng dan sambal terasi pete kesukaan Ali. Saat Prilly tengah asik memasak, ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya juga sebuah dagu yang berada di atas pundaknya.

"Sayang, lagi masak apa?" tanya Ali dengan suara serak khas bangun tidur yang sangat disukai oleh Prilly.

Prilly mengulum senyum lalu tangannya bergerak untuk mengusap punggung tangan Ali dengan lembut."Ini lagi masak nasi goreng sama sambal terasi."

"Kamu bawa pete juga?" tanya Ali dengan semangat.

"Iya sih, colong-colokan bawanya." Prilly terkekeh, mengingat kejadian di bandara saat kopernya hampir berbunyi saat di deteksi oleh mesin."waktu itu, koper kita hampir di periksa, tapi aku bilang itu mungkin poop bayi. Mukanya itu langsung kayak enek dan balikin koper aku."

Ali tergelak."Bisanya juga dia mau percaya ya?"

"Siapa sih yang nggak percaya sama aku?" tanya Prilly sambil mengerlingkan matanya.

"Iya deh, iya, dulu aku yang bodoh sampai nggak percaya sama kamu." Ali kembali mengingat masalahnya dengan Prilly dulu. Ia selalu berusaha melupakannya namun bayangan itu kembali terlintas.

Prilly tersenyum sedih lalu membalikkan badannya dan mengarahkan tangannya untuk mengusap pipi Ali."Udahlah, Mas. Semuanya udah berlalu. Sekarang waktunya kita liburan, Mas. Tolong deh jangan bikin mood aku jelek."

Ali tersenyum lalu mengangguk kecil."Yaudah gih, kamu lanjutin masak. Aku mau nemenin Arkan. Siapa tahu dia udah bangun."

Prilly mengangguk lalu mengecup singkat bibir cowok itu membuat Ali tersenyum semringah."Thank you for my morning kiss."

Ali pun berjalan meninggalkan Prilly. Ia menekan kenop pintu lalu mendapati Arkan yang tengah memainkan jarinya sambil sesekali menggoyangkan kakinya. Ali tersenyum lalu naik ke atas tempat tidur.

"Arkan udah bangun ya? Kenapa nggak nangis? Daddy nggak tahu kalau kamu bangun. Hampir aja Daddy keasyikan sama Mommy di dapur." Ali memberikan kecupannya pada kening, pipi dan bibir mungil Arkan sebelum mengangkat bayi mungil itu ke dalam gendongannya."Ayo kita keluar, samperin Mommy."

Ali terus bercengkrama bersama Arkan di ruang tamu yang menghadap ke jendela luar yang menampilkan pemandangan indah London pada pagi hari. Prilly yang melihat itu pun hanya mampu tersenyum dan selalu menggumamkan kata syukur atas nikmat indah yang Allah berikan padanya.

Setelah menyiapkan sarapan di atas meja, Prilly menghampiri Ali dan Arkan. Ali tengah tertawa saat melihat Arkan yang menggembungkan pipi lalu tergelak kemudian. Sudah banyak perkembangan yang ditunjukkan anak lelakinya itu.

"Mas, sarapan dulu yuk." Prilly menyentuh pundak Ali pelan.

Ali menoleh lalu tersenyum kemudian."Yaudah, aku ambil strollernya Arkan dulu biar kita bisa makan bareng."

"Sayang, hari ini kita mau kemana?" tanya Prilly setelah memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Mau ngunjungin stadion-stadion kan?" Ali mengangkat salah satu alisnya."kamu mau kan? Jangan bete dong. Jalan-jalannya besok aja lagi."

My Lovely Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang