Chapter 24

6.4K 292 8
                                    

Prilly menatap ke arah pantulan dirinya di kolam renang. Ia menyibak-nyibakkan kakinya di atas air, seolah ingin membuat nada dalam tingkah absurdnya itu. Siang ini, Prilly habiskan di kolam renang, ditemani dengan alunan musik pop dari penyanyi papan atas yang terdengar dari speaker mini disampingnya, menambah kesan ketenangan yang ia rasakan. Prilly bangun kesiangan hari ini, ia nyaris bangun jam sebelas siang. Prilly menghabiskan malamnya dengan melakukan video call ria bersama Ali. Walaupun setelah shalat subuh, Prilly kembali terlelap.

Prilly mengambil ponselnya yang berada tepat di sampingnya lalu membuka aplikasi joox. Prilly memutar lagu milik Ed Sheeran-Perfect. Lagu itu mengingatkannya pada Ali. Itu adalah salah satu lagu kesukaan Ali. Sejak menikah dengan Ali, Prilly merasakan banyak perubahan dalam dirinya. Banyak hal yang disukai Ali juga disukai olehnya. Mulai dari hal kecil hingga hal besar. Contohnya, makan permen karet saat gugup. Prilly selalu menyediakan permen karet di dalam tas kecilnya karena saat Ali gugup biasanya cowok itu akan memakan sebungkus permen karet rasa buah.

Prilly mengembangkan senyum saat membayangkan suaminya, dirogohnya kantung celana pendeknya lalu mengambil sebungkus permen karet kemudian memakannya. Prilly mengambil ponselnya yang berbunyi, menandakan ada sebuah pesan yang masuk.

Bang Galen : Bie, lagi apa?

Tak menunggu lama, dengan cepat Prilly membalasnya.

Prilly: ABANG!! Darimana aja?! Kenapa abang nggak hubungin aku? Sibuk banget belajarnya 😫

Bang Galen✨ : Iya, enggak! Ini abang mau kabarin kalau minggu depan abang pulang. Abang mau, kamu yang jemput abang. Sama suami kamu juga karena Audrey lagi ada acara di luar kota. Mau 'kan?

Prilly: Abang mau pulang? Tumben. Biasanya pulang setelah tiga atau empat bulan. Ini aja baru beberapa minggu 'kan? Abang nggak apa-apa 'kan?

Bang Galen: Abang nggak apa-apa, sayang. Abang mau pulang untuk ngurus pertunangan abang sama Audrey. Insyaallah dua bulan dari sekarang 😊

Prilly: Alhamdulillah, ya udah nanti Bie jemput abang sama Mas Ali. Tapi nggak tau deh kalau Mas Ali bisa apa nggak, siapa tau bertabrakan dengan jadwal flight nya dia.

Bang Galen: udah Mas-Mas aja nih. Gak sekalian Mas di pasar di angkut juga? 🤪

Prilly: Ih, abang! Jahat!

Bang Galen: Becanda, Bie. Udah dulu ya, abang mau naik kereta. Love you Princess! 💙

Prilly: iya abang, love you too my prince 💙

Prilly terkekeh lalu menyimpan ponselnya. Baru saja ia akan beranjak, panggilan dari ponselnya membuatnya kembali mengambil ponsel itu. Ia mengernyit bingung karena hanya sebaris nomor yang tertera, tidak ada nama peneleponnya. Berpikir sebentar, Prilly memutuskan untuk mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo."

Suara itu membuat Prilly membeku. Prilly speechless, tak bisa berkata apa-apa. Suara itu sangat familiar. Namun, Prilly tak ingin menduga-duga, takut jika pikirannya salah.

"Prill? Kamu disana? Ini aku, Max."

Deg.

"Masih ingat aku? Maxime Bouttier. Biasa dipanggil Max. Kamu biasa panggil 'sayang' 'kan? Boleh juga." Cowok itu tertawa di seberang sana. Tawanya renyah membuat Prilly sempat memejamkan mata, menahan agar air matanya tidak terjatuh."Aku mau ketemu kamu. Aku kangen sama kamu. Really miss you, aku tau kalau kamu udah nikah. Tenang aja, aku nggak akan ngapa-ngapain kamu. Aku hanya ingin ketemu kamu. Mau ya? Kamu boleh ajak suami kamu kok."

My Lovely Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang