Senyum tersungging di wajah cantik itu. Ia memoleskan sedikit make-up natural agar tidak terkesan berlebihan. Hari ini tepat limabelas hari Ali melakukan flight. Prilly melihat pantulan wajahnya di cermin, memastikan penampilannya bagus saat bertemu Ali.
"Not bad lah ya." gumam Prilly lalu keluar dari kamarnya setelah memasukkan ponsel, dompet dan juga lip-balm ke dalam tas kecil milknya, tak lupa sebotol cimory.
"Dek, buruan!" panggil Galen yang sudah berada di dalam mobil.
"Bentar, Abang, mau ngambil sesuatu dulu." teriak Prilly pula. Prilly sudah menyiapkan dua liontin berwarna merah dengan wajah mereka berdua yang akan ia hadiahkan kepada Ali sebagai permintaan maafnya.
Prilly membuka pintu mobil bagian belakang lalu duduk dan kembali menutup pintu mobil."Let's go, Abang!"
"Kamu mau singgah ke supermarket dulu?" tanya Galen.
"You know me so well, Abang." Prilly lalu tersenyum kearah Galen.
"Gih, turun." Ucap Galen lalu menepikan mobilnya di supermarket kompleks-nya.
"15 minute." teriak Galen dari dalam mobil.
Tepat limabelas menit, Prilly kembali dengan menenteng satu kantong kresek besar. Dengan cengengesan khas-nya, ia duduk santai dengan memakan keripik kentang kaleng itu yang tak lain dan tak bukan adalah pringles.
"Abang mau dong, Bie." Galen menyodorkan tangannya.
Prilly memberikan lima keping pringles membuat Galen berdecak."dikit banget."
"Iya nih, aku tambahin." Prilly lalu menambahkan lima keping lagi.
Mereka memilih bungkam, namun dering ponsel Prilly menyadarkan Prilly dari lamunannya.
"Assalamualaikum Ma, Prilly udah dijalan nih mau jemput Ali di bandara."
"Wa.. waalaikumsalam Prill, ini aku Rafa."
"Bang, Abang gapapa?"
"Al.. Ali... Ali."
Raut wajah Prilly berubah, mendadak jantungnya berdegup kencang." Ali kenapa?"
"Ali kecelakaan."
Wajah Prilly memucat, namun ia berusaha untuk tertawa karena mengira Rafa hanya bercanda." Nggak ah, gak mungkin. Aku baru mau jemput dia nih. Jangan becanda deh, Bang."
"Aku serius Prill, di rumah sakit medistra dekat cengkareng."
Prilly menangis sejadi-jadinya, ia tak menyangka bahwa orang yang ia ingin jemput ternyata kecelakaan. Galen yang kebingungan pun mengambil alih ponsel Prilly.
"Prill, kamu gapapa?"
" Ini gue, Galen. Kenapa, Raf?"
"Ali kecelakaan, Gal."
"Lo serius? Rumah sakitnya dimana?"
"Iya, Gal. Rumah sakit medistra cengkareng sekarang."
Galen mematikan ponsel Prilly lalu memutar balik. Sedangkan Prilly sudah menangis terisak, punggungnya bergetar hebat. Galen pun membantu Prilly keluar dari mobilnya, menyusuri lorong rumah sakit yang baunya sangat menyengat itu. Mereka berjalan menuju ruang ICU.
"Assalamualaikum." ucap Galen membuat semua orang yang sedang menunduk lantas mengangkat kepala.
"Waalaikumsalam, Gal, Prill. Duduk yuk." Rafa lalu menyuruh mereka duduk dikursi yang bersebrangan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Captain (COMPLETED)
FanficBagaimana jadinya jika seorang gadis manja bertemu dengan seorang pilot yang sangat penyayang namun menyimpan luka di masa lalu? Apakah gadis manja dan ceria ini dapat menyembuhkan luka pilot tampan dan penyayang itu? Ayo dibaca ceritanya untuk mene...