Chapter 7

9.5K 450 6
                                    


Senyuman Captain tampan itu tak pernah lepas saat memijakkan kakinya di Bandara Soekarno-Hatta. Ali pun menghampiri Reno yang sedang bercakap dengan istrinya. Wajah lelaki itu menampilkan aura yang penuh dengan kebahagiaan persis seperti Ali.

"Bang, gue duluan ya." pamit Ali membuat Reno dan istrinya berbalik.

"Siap Li! Sampai ketemu minggu depan." ucap Reno mengingatkan lalu diangguki oleh Ali.

Tatapan Ali beralih pada perut buncit istri Reno."Ada, Fa?"

"Iya, Li. Alhamdulillah, lo juga nyusul dong!" seru Syifa, istri Reno yang seumur dengannya.

"Amin, masih mencari jodoh yang entah dimana." ujar Ali membuat tawa ketiganya pecah.

"Gue duluan ya. Bang, Fa." pamit Ali.

Setelah mendapat anggukan dari keduanya, Ali bergegas keluar dari bandara dengan menggeret koper dan paper bag. Ali terpaku ditempatnya, menatap gadis yang ia rindukan tengah menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Beberapa detik kemudian, ia berjalan menghampiri gadis itu.

"Do you miss me?"  tanya Ali lalu mengulurkan tangan untuk mengusap pucuk kepala Prilly.

"Kangen." Prilly mengulum senyum."banget ini."

"Aku nggak tenang disana, kepikiran kamu mulu ini." Ali meringis pelan saat merasakan nyeri akibat cubitan kecil di perutnya.

Raut wajah Prilly berubah menjadi khawatir. Ia kembali menyentuh perut Ali."sakit banget ya? Maaf, abisnya kamu ngeselin."

"Ehem." deheman seseorang membuat Ali melepaskan pelukannya karena sangat hafal dengan suara orang yang baru saja menginterupsi mereka.

Ali memeluk cowok tampan yang tengah mengenakan kemeja berwarna hitam putih itu lalu menepuk-nepuk punggungnya pelan."Bang Rafa!"

"Makin seger aja nih gue liatnya, Li." Rafa tersenyum.

"Li." panggil mamanya pula membuat Ali langsung berbalik dan berhambur ke dalam pelukan Resi."mama kapan sampainya?"

"Tadi malam, Li." Ali kemudian mencium punggung tangan Resi dan mendekapnya dari samping untuk diperkenalkan kepada Prilly dan Rafa.

" Kenalin Ma, ini Prilly." 

Prilly mengulurkan tangan untuk menyalami Resi."Prilly tante."

Resi tersenyum."Panggil Mama aja sayang, biar lebih akrab."

"Hehe, iya Ma." balas Prilly gugup. Ia tidak menyangka orang yang sedari tadi di belakangnya adalah Mama Ali, kalau saja tahu pasti ia akan menghampiri dan mengajaknya ngobrol sejak tadi.

"Gue nggak dikenalin nih, Li?" Rafa menyenggol lengan Ali membuat cowok itu terkekeh.

"Prilly." Prilly berjabat tangan dengan Rafa.

"Rafa Samudra SyariefAbangnya Ali yang paling tampan!" ucap Rafa penuh percaya diri membuat Ali mencibir.

"Yuk Li, Prill main ke rumah Mama dulu." Resi lalu menggandeng Prilly menuju mobil.

Ali menggeret kopernya sambil berjalan beriringan dengan Rafa."gimana, kantor Bang?"

"Baik, kok." Rafa mengambil sebungkus rokok dari sakunya lalu menyalakannya dengan korek, hal itu membuat Ali kesal bukan main.

Ali menjauhkan rokok itu dari tangan Rafa."Eh, lo udah janji ya untuk nggak ngerokok lagi."

"Gue udah jarang banget sekarang, sumpah. Cuman lagi kepengen aja ini."

My Lovely Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang