Ali memasangkan kemeja biru flanel yang menutup kaus putih di dalamnya. Setelahnya, cowok tampan itu menghampiri Prilly yang masih bersolek di depan cermin besar di kamar hotel yang ditempatinya saat ini. Ali memilih untuk duduk di kursi santai, namun matanya masih menatap Prilly yang masih juga pada posisinya.
"Hari ini kita mau kemana?" tanya Prilly namun tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari cermin, memastikan bahwa sapuan make-upnya tetap terlihat natural dan tidak berlebihan.
Ali tersenyum."Hari ini kita mau ke Burch Al Arab, Burj Khalifah sama Jumeirah Beach."
"Berarti hari ini tiga tempat aja ya?"
Ali mengangguk."iya, aku maunya kita liburan dibawa santai jangan jadi capek. Kita disini lima hari. Aku sengaja agak lama dikit karena banyak tempat bagus yang bisa di explore di Dubai ini."
"Oke, deh." Prilly beranjak.
Ali pun ikut beranjak dari duduknya. Ali menggenggam tangan Prilly lalu mereka keluar dari kamar setelah menarik kartu yang semalaman bertengger di tempatnya. Ali dan Prilly menyetop salah satu taksi lalu mereka naik ke atas taksi itu. Perjalanan mereka tempuh selama hampir tigapuluh menit. Sekarang, Ali dan Prilly telah sampai di Burj Khalifah.
"Tinggi banget ya?" kagum Prilly membuat Ali mengangguk."iya. Padahal, dari gambar yang sering kita liat harusnya nggak setinggi ini. Emang, kadang gambar itu menipu."
"Iya," Prilly beralih menoleh lalu menggoyangkan lengan Ali pelan."sayang, ini sebelahan ya sama Dubai Mal? Kita nggak sekalian masuk?"
Ali menggeleng pelan."Masuk ke sana, tapi di hari terakhir. Soalnya, kita masih punya dua tempat lagi setelah ini. Kalau masuk mal pasti hampir seharian. Jadi, lebih baik kalau hari terakhir aja. Nggak apa-apa 'kan?"
Prilly tersenyum."Nggak apa-apa, asalkan sama kamu."
"Udah bisa gombal ya?"
Prilly terkekeh. Pandangannya beralih kembali pada bangunan Burj Khalifah yang menjulang tinggi di hadapannya."Tapi, bangunannya keren banget sih. Bentuknya, arsitekturnya. Dubai itu emang gedung-gedungnya keren-keren banget."
Prilly beralih memandang kolam yang berwarna biru jernih yang di atasnya terdapat jembatan penyebrangan kecil. Matanya menatap Ali bingung."Ini, sebelah sini, apa ya?"
"Mana?"
Prilly menunjuk kolam yang ia maksud."Oh, hotel ya?"
"Iya, kolam renangnya emang terbuka kayak gitu. Tadinya, aku mau kita nginap disitu. Kemana-mana dekat. Tapi, karena udah full semua kamarnya, jadi nggak dapat disitu." jelas Ali membuat Prilly mengangguk paham.
Ali menggenggam tangan Prilly lalu membawanya agar dekat dengan bangunan Burj Khalifah."Burj Khalifah ini dibuatnya itu kurang lebih menghabiskan waktu 5 tahun. Kamu mau tau nggak kenapa bisa dinamain Burj Khalifah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Captain (COMPLETED)
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika seorang gadis manja bertemu dengan seorang pilot yang sangat penyayang namun menyimpan luka di masa lalu? Apakah gadis manja dan ceria ini dapat menyembuhkan luka pilot tampan dan penyayang itu? Ayo dibaca ceritanya untuk mene...