Chapter 27

7.1K 312 10
                                    

Ali mengeringkan rambutnya dengan handuk berwarna biru laut. Ia memejamkan matanya saat hembusan angin pagi menjelang siang menerpa wajahnya. Ali menengadah, menatap langit kamar Prilly yang berwarna biru dengan pernak-pernik Doraemon di dalamnya. Ali mendadak tersenyum. Ali berharap, istrinya itu akan menyukai rumah baru mereka. Sebab, Ali menyiapkannya jauh sebelum mereka menikah. Ali menaruh handuk itu pada jemuran kecil yang ada di kamar lalu berjalan menuju tepi kasur.

"Sayang, udah selesai mandinya? Nggak mau langsung sarapan?" tanya Prilly—tepat saat Ali meneguk susu cokelat dinginnya yang pertama di pagi menjelang siang ini.

Ali mengangguk kecil lalu menaruh kembali gelasnya yang sudah kosong."Udah." Lelaki tampan yang kini mengenakan kaus hitam polos itu tampak berdiri lalu menghampiri Prilly yang tengah melipat bajunya dari dalam koper hitam garis-garis miliknya ke dalam lemari.

"Mau jalan jam berapa?" tanya Ali. Memang, mereka sudah merencanakan bahwa hari ini mereka akan mengunjungi rumah baru mereka. Bukan untuk tinggal, tetapi untuk melihat-lihat dan mengisi rumahnya dengan perabotan-perabotan baru.

Prilly tampak berpikir sebentar lalu beranjak setelah menutup koper Ali yang sudah kosong."Sekarang aja, yuk. Lagipula udah jam sebelas juga. Udah panas di luar."

"Naik mobil, sayang." ucap Ali membuat Prilly menggeleng cepat."nggak ah, pengen naik motor. Boleh ya, ya?"

Ali sontak menggeleng keras. Lelaki itu beranjak, mengikuti langkah Prilly menuju meja rias besar di kamarnya."Kita mau beli perabotan sayang, sekalian belanja bulanan. Masa pake motor? Janganlah, nggak mungkin muat."

"Yah, padahal aku pengen banget naik motor."

Ali mengulum senyum."Atau gini aja, nanti malam kita nonton. Udah lama kita nggak nonton film. Kamu belum nonton Dilan 'kan? Mumpung masih ada di bioskop. Nah, nanti ke mal kita naik motor. Gimana?"

Prilly dengan cepat mengangguk. Prilly menyimpan lipbalm yang tadinya ia pegang ke atas meja lalu melingkarkan tangannya di sekitar pinggang Ali. Prilly menempelkan pipinya di dada bidang cowok itu."Makasih, sayang. Aku kira kamu nggak begitu suka nonton. Kamu mau nemenin aku nonton Dilan?"

Ali mengangguk. Ia menyelipkan anak rambut Prilly yang jatuh di kening lalu mendaratkan kecupan ringannya."Iya, aku mau. Sekarang, kamu siap-siap gih."

Setelah itu, Prilly mulai bersiap. Prilly mengganti baju kaus polosnya dengan short dress berwarna soft pink lalu dipadu dengan flatshoes berwarna pink. Penampilannya sangat apik. Ia menambahkan topi bermotif bunga-bunga yang menambah kesan anggunnya perempuan itu.

"Udah?" Ali yang juga terlihat tampan dengan kaus hitam dan ripped jeansnya itu menoleh—sekadar memastikan keadaan istrinya, lalu ia berjalan santai menuju pintu, diikuti oleh Prilly di belakangnya.

✈️✈️✈️

Ali memarkirkan mobilnya di halaman rumah luas di hadapannya. Rumah itu megah, di dominasi dengan warna abu-abu. Dibangun beberapa pilar tinggi yang menambah kesan vintage rumah megah itu. Halaman rumah itu sangatlah luas, beberapa tanaman mulai menghiasinya, rumah itu juga dilengkapi dengan satpam yang menjaganya. Ali menarik kunci lalu turun bersama Prilly.

Prilly tak henti-hentinya berdecak kagum, apalagi saat mereka melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah itu. Prilly menyentuh dindingnya yang terbalut walpaper berwarna biru yang nampak elegan. Prilly baru sadar, rumah ini seperti lautan. Beberapa perabotannya seperti objek laut. Contohnya kursi santai yang berbentuk paus. Rumah ini sangat menakjubkan.

"Kamu suka rumahnya?" tanya Ali membuat Prilly mengangguk antusias. Di eratkannya genggaman tangannya pada Ali."Makasih, sayang. Rumah ini keren banget."

My Lovely Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang