Ali memperbaiki letak kacamata yang bertengger di hidungnya. Kini, Ali telah rapi dan tampan dengan setelan penerbangannya yang melekat pas di tubuhnya yang bagus. Ali tampak memperbaiki letak rambutnya lalu memasang topi kebanggaannya setelahnya. Ia menarik kopernya pelan lalu menutup pintu kamarnya. Ali berjalan menuruni anak tangga dengan senyum yang mengembang. Hari ini, tepatnya kemarin setelah kepulangannya dari Dubai, Ali harus kembali menjalankan flight ke Singapore. Hanya beberapa hari, lalu disambung dengan perjalanan ke Bali. Setelahnya, Ali sudah menyiapkan beberapa schedule bersama istrinya. Mulai dari menata rumah baru mereka hingga menyiapkan keperluan rumah tangga.
Ali semakin melebarkan senyum saat mendapati anggota keluarga barunya telah berkumpul bersama untuk sarapan. Wajar saja, waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Ali harus bersiap karena flight pertamanya adalah penerbangan pertama yaitu jam sepuluh pagi. Belum lagi ia harus briefing sebentar di hanggar. Kemarin, Ali dan Prilly tak melakukan kegiatan apapun, Ali lebih banyak beristirahat karena tuntutan Prilly yang tak menginginkan suaminya kelelahan yang nantinya akan berdampak pada penerbangannya. Hari ini, Ali akan diantar oleh Prilly dan Ricky yang ternyata sudah datang dari Bandung tadi pagi setelah melakukan perjalanan bisnis di sejumlah daerah.
"Pagi, Captain! Udah siap?" tanya Ricky mengawali pagi Ali.
Ali tersenyum."Mau nggak mau, harus siap 'kan, Bang?"
"Iya, sih." Ricky balik terkekeh atas pertanyaannya sendiri. Lantas, lelaki yang mengenakan kaus putih itu tampak menepuk tempat kosong disebelahnya yang seharusnya diisi oleh istrinya yang tengah mengajak Thaya bermain di taman belakang yang sudah dibuat semakin bagus dengan tambahan rumput sintetis dibelakangnya, tentu saja hasil karya tangan cekatan dari Rizal Latuconsina."Duduk, Li."
"Iya, Bang." Ali meletakkan koper kecilnya di samping tangga lalu duduk di samping Ricky sesuai instruksi yang lelaki itu berikan."Kak Fiza sama Kiya, Thaya mana, Bang? Nggak ikut sarapan?"
Ricky tersenyum lalu pandangannya mengarah pada taman belakang membuat Ali mengerti."Fiza sama Thaya lagi di taman belakang. Biasa, main. Apalagi udah disiapin sama Opanya yang super duper baik hati." Rizal sempat terbatuk membuat Ricky terkekeh."Thaya suka banyak maunya kalau lagi makan. Jadi, mamanya harus extra sabar tungguin dia mau buka mulut. Kalau Kiya masih tidur, maklum hari Sabtu, sekolahnya libur jadi dia bebas."
"Oh iya, hari Sabtu." Ali tampak teringat dengan oleh-oleh yang ia bawa dari Barcelona untuk Kiya dan Thaya membuatnya menatap Ricky sekilas sebelum memasukkan suapan nasi gorengnya."gue ada oleh-oleh buat Kiya sama Thaya, Bang. Ada juga buat lo sama Kak Fiza. Minta sama Prilly aja ya, belum sempat kasih kemarin."
"Sip, deh."
Ully yang sejak tadi mengamati akhirnya angkat bicara."Mama liat, mantu mama makin cakep ya pulang dari honeymoon. Mukanya makin segar. Biasanya itu wajah-wajah semringah calon Ayah. Prilly udah isi ya, Li?"
"Belum, Ma." Ali tersenyum kecil membuat Ully mengangguk mengerti."ya, nggak apa-apa, Sayang. Lagipula pernikahan kalian baru jalan dua minggu, belum sampai satu bulan. Kamu nggak usah khawatir, mama aja ada Ricky itu sekitar tiga bulan setelah menikah. Jadi, wajar aja kalau Prilly juga kayak gitu nantinya."
"Nggak menutup kemungkinan kalau Prilly lebih cepat dari Mama." balas Rizal pula membuat Ully mengangguk mengiyakan."iya, nggak menutup kemungkinan. Bisa lebih cepat bahkan lebih lama. Semoga aja lebih cepat. Kalian nggak ada rencana nunda lebih lama 'kan, Li?"
Ali menggeleng pelan."Insyaallah, nggak ada Ma. Ali juga pengen cepat-cepat punya jagoan. Biar Prilly nggak kesepian kalau Ali flight. Semoga aja secepatnya, Ma."
"Aamiin, Li."
Prilly yang baru datang dari arah dapur dengan segelas susu cokelat dingin itu menghampiri suaminya lalu meletakkan gelas itu."Minum, Li. Aku tau kalau kamu udah lama nggak minum susu cokelat. Habisnya, kita lupa bawa selama honeymoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Captain (COMPLETED)
FanficBagaimana jadinya jika seorang gadis manja bertemu dengan seorang pilot yang sangat penyayang namun menyimpan luka di masa lalu? Apakah gadis manja dan ceria ini dapat menyembuhkan luka pilot tampan dan penyayang itu? Ayo dibaca ceritanya untuk mene...