Chapter 20

8.1K 346 14
                                    

Ali memperbaiki letak kacamata yang bertengger di hidungnya. Kini, Ali dan Prilly telah sampai di Dubai. Ya, destinasi terakhir mereka di Dubai. Sebenarnya, Ali masih ingin mengajak Prilly pergi ke Jepang atau Korea bahkan membelah negara Eropa. Namun, Ali sudah mendapat panggilan dari Captain Arthur mengenai penerbangannya seminggu lagi. Tentu hal itu membuat Ali sedikit kesal namun ia juga tak ingin mengecewakan orang yang sudah membuatnya sukses seperti sekarang ini. Jadilah, Ali berusaha untuk tak membuat istrinya kecewa. Namun, yang dilakukan Prilly tak sesuai dugaannya.

Wanita yang berstatus istrinya itu hanya tersenyum dan mengucapkan banyak terima kasih karena Ali sudah mengajaknya berkeliling. Bagaimana tidak? Ali sudah mengajaknya untuk mengelilingi Bangkok, Barcelona, bahkan sekarang .. Dubai.

Ali pun dibuat senang oleh jawaban istrinya, ternyata usahanya tidak sia-sia. Ali dan Prilly tidak henti-hentinya berdecak kagum saat melihat bangunan-bangunan yang berderet di setiap jalan yang mereka lalui.

Benar kata orang, Dubai adalah negara yang indah. Bangunan-bangunan hasil arsitektur ternama telah terpampang dengan indah.

"Kita mau kemana?" tanya Prilly namun tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari bangunan-bangunan megah di hadapannya.

Ali tersenyum. Ia sangat suka wajah serius Prilly saat sedang berpikir untuk memecahkan sesuatu."Kita mau jalan-jalan ke outlet village. Nah, di deket outlet village itu ada Dubai Park juga. Jadi, kayak ada theme parknya di Dubai. Outlet village ini, katanya banyak barang-barang branded yang harganya jauh lebih murah."

Prilly mengangguk paham."Gantian ya kita, dulu aku yang jadi tour guide kamu. Sekarang, kamu yang jadi tour guide aku. Emang bener ya kata pepatah, jodoh itu emang nggak kemana."

"Apasih nggak nyambung." balas Ali diiringi kekehannya.

"Besok kita mau ke float market, disana itu kayak banyak barang-barang untuk ibu-ibu, bapak-bapak, ada emas." Ali menjelaskan dengan santai.

Prilly tersenyum."Iya, sama Mas-masnya yang jaga juga ada 'kan?"

"Iya, iya. Kenapa? Mau pedekate ya?" Ali tersenyum geli.

Prilly menggeleng cepat."Nggaklah. Udah ada Mas ganteng ini di samping aku."

"Aku ngantuk nih."

Prilly mendelik."Yaudah, kamu tidur aja." Mendapatkan sebuah ide, Prilly kembali menoleh lalu menggoyang-goyangkan lengan Ali membuat lelaki itu mengangkat alis bingung."Kenapa, sayang?"

"Kita jalan kaki aja yuk. Sepanjang jalan kita foto-foto. Gimana?"

Ide Prilly benar-benar di luar nalar sehat Ali. Lelaki itu sontak saja menggeleng tak terima."Kamu gila? Mau jalan kaki 60 menit?"

"Satu jam sayang, lagipula yang gila itu bukan aku. Yang gila ya orang-orang yang ada di rumah sakit jiwa." Prilly mendengus."tega banget sih bilang istrinya gila."

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih dengan ditemani oleh alunan lagu dan pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang indah, Ali dan Prilly akhirnya telah sampai di Outlet Village yang dimaksud Ali.

Setelah membayar taksi dengan argo yang tertera, Ali mengajak Prilly berjalan-jalan di dalam outlet village yang besar ini.

Setelah membayar taksi dengan argo yang tertera, Ali mengajak Prilly berjalan-jalan di dalam outlet village yang besar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Lovely Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang