Prilly memasukkan makanan yang dibuatnya ke dalam oven. Setelah itu, ia mengambil ayam balado yang dibawanya lalu memanaskannya di atas panci hitam. Prilly terlihat sangat lincah saat sedang memasak, seperti itulah pandangan Ali. Sementara itu, Ali berjalan menuju jendela untuk membuka gorden agar udara pagi yang dingin dan sejuk bisa masuk ke dalam.
Setelah menata makanan di atas meja, Prilly memanggil Ali agar duduk dan makan bersamanya.
"Di luar dingin banget. Hari ini cuacanya satu derajat celcius. Aku udah nggak tahu diluar kayak gimana." ucap Ali.
"Kalau tahu gitu, kenapa Mas buka jendelanya? Anginnya masuk loh itu." Prilly mengerutkan kening bingung.
"Ini juga baru mau aku tutup, Sayang." Ali berjalan menuju jendela untuk menutupnya kembali lalu ia duduk disamping Prilly untuk menikmati sarapan yang sudah dimasak oleh Prilly.
"Susu pisang aku mana?" tanya Ali.
Prilly menepuk jidatnya pelan lalu beranjak dari duduknya menuju kulkas."Oh iya, hampir lupa. Tadinya aku mau naruh di sini tapi takutnya keburu nggak dingin lagi."
Ali kemudian meneguk susu pisangnya dan menghabiskan sarapan. Setelah itu, Ali meminta Prilly agar bersiap karena sebentar lagi mereka akan pergi untuk berjalan-jalan. Setelah itu, mereka keluar dari flats.
"Kita mesan taksi online ya?" tanya Prilly yang masih sedikit rempong dengan tasnya juga Arkan yang berada dalam gendongannya.
"Iya, siniin deh itu Arkannya." Ali mengambil alih Arkan.
Ali pun membuka pintu mobil kuning yang diyakini adalah taksi online pesanan mereka. Mereka pun menghabiskan waktu selama hampir tigapuluh menit di jalanan. Suasana tidak hening karena diisi oleh canda tawa Ali dan Prilly juga ocehan Arkan yang sudah mulai belajar untuk berbicara. Bayi itu juga sesekali tergelak karena ucapan orangtuanya yang bahkan tak ia mengerti.
"Yeay, kita udah sampai di London Night." Prilly berseru antusias saat taksi yang mereka tumpangi berhenti di depan London Night yang merupakan bianglala terbesar di London.
Ali merapatkan mantelnya."Dingin banget ternyata. Gini ternyata rasanya satu derajat. Padahal waktu transit disini nggak sedingin ini."
"Ya iyalah, Mas 'kan nggak tinggal dalam jangka waktu yang lama. Cuman bandara dan sekitarnya aja 'kan?" Prilly berargumen yang diangguki oleh Ali.
"Kita mau keliling central London 'kan?" tanya Ali lagi. Ia sudah tak sabar untuk mencari beberapa kebutuhannya yang sudah ia nantikan.
"Iya, tapi kita mau ketemu teman SMA aku dulu." tambah Prilly.
Sebelum ia melanjutkan langkah, Ali keburu menahan lengannya.
"Bentar deh, Prill, aku mau foto dulu disini." Ali sudah mengambil posisi agar Prilly memotretnya.
"Ya ampun, Mas beneran udah gifo?" tanya Prilly tak percaya.
"Bukan gifo, Sayang. Ini sebagai kenangan untuk kita. Buruan ini fotoin aku sama Arkan terus nanti kita bertiga." Ali membantah.
Setelah memenuhi keinginan Ali, mereka kembali berjalan. Prilly dengan lantang berseru saat melihat temannya tengah duduk di salah satu kursi kayu yang menghadap sungai disana."Nu!"
"Halo, gue Ali." sapa Ali terlebih dahulu.
"Keanu." balasnya pula lalu pandangannya beralih pada Arkan yang berada di dalam gendongan Ali."hai, ini Arkan pasti ya?"
"Iya, Nu." balas Prilly.
"Eh, kamu kok pake sarung tangan Keanu?" Ali tersenyum geli saat melihat Prilly yang berusah memakai sarung tangan milik Keanu yang cukup besar ukurannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Captain (COMPLETED)
FanfictionBagaimana jadinya jika seorang gadis manja bertemu dengan seorang pilot yang sangat penyayang namun menyimpan luka di masa lalu? Apakah gadis manja dan ceria ini dapat menyembuhkan luka pilot tampan dan penyayang itu? Ayo dibaca ceritanya untuk mene...