werewolf 3 - Larangan!

589 41 14
                                    

Dirumah

"Assalamualaikum" sambil membuka pintu rumah.

"Walaikumsalam" suara berat menjawab.

Hari ini adalah hari yang melelahkan dan mengasyikkan bagi Ibrahim. Yah tentu saja gara - gara werewolf. Tak tanggung - tanggung, Dia dan temannya memainkan sampai tujuh putaran dalam satu setengah jam.

"Ngapain kamu senyum - senyum sendiri?"

"Mmm, hehe gapapa kak" ucapnya, lalu melanjutkan senyum - senyum yang tidak jelas itu.

Ibra memiliki seorang kakak laki - laki yang berbeda lima tahun dengan dirinya. Ibra hanya hidup berdua dengan Rian, kakanya. Orang tua mereka telah meninggal waktu Ibra masih balita.

"Ibra?" tanya kakak nya.

"Apa kak?" dia menahan tawanya.

"Aku mau tanya. Kenapa jam segini baru pulang? Ini udah mau maghrib"

"Tadi aku sama teman - temanku habis main game seru. Yah keterusan deh sampe sore" terangnya.

"Oh gitu. Trus kenapa kamu senyum - senyum gajelas?" rentetan pertanyaan dari kakaknya yang siap dijawab Ibra.

"Haha, yaa gara - gara game tadi. Hehe, serulah pokonya. Haha" Ibra mulai tertawa tidak jelas.

"Cepet mandi sana!" perintah sang kakak.

Lalu Ibra mengambil handuk birunya dan lekas menuju ke kamar mandi.

"Eh eh tunggu. Nama game nya apa?"

"Werewolf" jawab Ibra dengan singkat dan datar.

Sejenak Rian terdiam. Saat ini jantungnya mulai berdebar. Dia ingat permainan itu, werewolf, iya werewolf. Permainan halloween yang merenggut nyawa teman - temannya dulu. Rian kembali merasakan takut, rasa takut yang dia alami dulu.

"Tunggu!"

"Kenapa?" Ibra berbalik badan.

"Jangan pernah memainkan permainan itu lagi!" Rian melarangnya dengan keras.

"Napa emang? Game ini sang..."

"Cukup!" Rian memotong ucapan adiknya.

"Ga ada lagi alasan! Tolong jangan main game itu lagi! Kau harus menuruti perintahku!" seru Rian.

"Tapi kenapa kak? Itu hanyalah permainan. Itu hanya sekedar..."

"Hentikan Ibra! Aku ga mau terima alasan lagi!" lagi - lagi Rian memotong perkataan Ibra.

Lalu Rian meninggalkan adiknya tanpa berkata - kata lagi. Saat itu Ibra hanya geram melihat tingkah laku Rian.

"Ada apa dengan kakak? Kenapa ia melarang keras aku memainkan werewolf? Padahal permainan ini kan asyik, dan banyak dimainkan diberbagai  negara. Perlu kuselidiki"
Kata Ibra dalam hati dengan penuh penasaran.

-------

Rian duduk disudut tempat tidurnya dan terdiam. Setelah berdebat dengan adiknya, dia trauma akan kejadian yang menimpa dirinya dulu.
Ia ingat sekali, game itulah yang membuatnya kehilangan teman - temannya. Bahkan kematian orang tua nya juga disebabkan oleh permainan terkutuk tersebut!

Orang tua nya meninggal karena bermain werewolf dengan keluarga besar nya yang lain saat di Bandung.

Saat itu dia masih berusia 8 tahun. Beruntunglah dia dan adiknya tidak ikut memainkan permainan itu, mengingat game "werewolf" hanya untuk orang dewasa. Tapi Rian menyaksikan kematian keluarga nya.

Sekarang dia hanya memiliki Ibrahim. Rian tidak ingin kehilangan anggota keluarganya lagi.

XXXXXXX

OK apa sudah jelas?
Berubah pikiran? Atau tetap memainkan nya?

Jangan mengenyah kan peringatan orang yang lebih tua darimu!

LET'S PLAY WEREWOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang