24 Desember 2016
"Cicit cuiiit ciiiciitcuiitt" Kicauan burung - burung pagi membangunkan para remaja yang tidur dengan nyenyak. Tapi hanya beberapa yang bangun.
"Kamu hebat banget Zal! Salut deh" Rara memuji Rizal pada pagi buta ini.
"Itu semua berkat pedang Wolfrine Schwert das Saebel"
"Wih sampai hafal nama nya" lalu Rara bertepuk tangan.
Pagi ini mereka merasakan santai yang berkepanjangan. Tapi mereka tidak tahu, padahal setelah ini akan berperang habis - habis an.
"Ayoo kita coba naik kesana!" ditunjuknya bukit tinggi.
"Jangan ah, itu jauh" Nanda menolak.
"Ya gapapa, sambil jalan - jalan" ucap Ibra.
"Ayo ayo ayo ayo! Disini boring" Erly kembali bersemangat
"Tapi apa ngga bahaya disana?" Rara masih khawatir dengan alam sekitarnya.
"Kalo tersesat?" Andre menambahkan.
"Gabakal tersesat, kan ada GPS" Ibrahim masih memaksa.
"Kan gaada sinyal" Andre pun masih menyanggah.
"Ya kita pakai cara lain" ucap Ibra.
"Caranya?" Andre masih tak mau diam.
"Kita buat jejak setelah berjalan menggunakan biji, batu, kayu, atau apapun" terangnya.
"Oh" dengan singkat Andre menjawab.
Perdebatan ini dimenangkan oleh Ibrahim.
Sebagian besar dari mereka sepakat untuk berjalan - jalan menuju bukit itu. Sebagian kecil yang menolak juga tetap ikut karena kalah suara.
Akhirnya mereka melakukan pendakian kecil menuju bukit itu.
Mereka melakukan kesalahan fatal. Apa guna orang dewasa disini? Bukankah harus meminta izin dari Rian? Kelancangan ini pasti membuat Rian naik pitam.
Mereka bertiga belas menyusuri hutan pinus disekitar area camp. Untuk waktu pagi, memang indah. Entah kalau malam tiba.
Setelah hutan pinus dilalui, mereka tiba pada hutan belantara. Hutan yang amat asing dimata mereka dilalui begitu saja dengan penuh percaya diri.
"Ngeri ah! Ada banyak hewan - hewan disini. Tuh lihat! Semua pada datang" Rara merasa tidak nyaman dengan kehadiran hewan - hewan yang tidak diundang.
"Itu kan sekedar kadal. Dan hanya beberapa burung"
"Ya sama aja! Aku kan takut sama bintang- binatang. Meskipun itu kelinci imut takkan pernah mengubah rasa takut ku" Rara menerangkan dengan gesture khas dirinya.
Setelah Rara berhenti berbicara langsung timbul keheningan. Hanya ada suara - suara kaki menapak pada dedaunan yang kering.
Hutan belantara ini terus memaksa mereka menyusuri hingga kebagian yang paling dalam.
"Kurasa kita tersesat deh" Erly memecah keheningan.
"Kembali ke camp aja. Mending balik kesana daripada muter - muter tak tentu" Nanda merengek mengingingkan kembali ke area camp.
"Tapi kita sudah sejauh ini"
"Kalaupun balik lagi belum tentu kita ketemu area camp" timpal Aji.
"Kita lanjut aja!" Kata Faris sang ketua kelas.
Mereka melanjutkan pendakian ini. Alam liar ini memaksa mereka terus melangkah mengikuti kata hati.
Kawasan hutan sudah hampir habis. Mereka telah keluar dari hutan. Kini tergantikan oleh perbukitan. Mungkin inilah bukit yang mereka maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY WEREWOLF
Manusia Serigala[ COMPLETED STORY ] Warning! Full adegan pembunuhan!!! Jangan salahkan penulis ya! Aku udah ngasih peringatan!!! Yang takut darah dsb dimohon tidak membaca!!! Apa kalian pernah memainkan permainan werewolf? Tentu sebagian besar dari kalian pernah m...