"Mir lo bawa payung kan?" Tanya Samantha ketika kelas sudah bubar. Kebetulan hujan turun dengan derasnya sore itu.
"Iya gua bawa. Kenapa?"
"Gak apa - apa, nanya doang. Ayo pulang." Ajak Samantha sambil menarik tangan Amira menuju tangga bawah.
Sesampainya di bawah, Samantha langsung membuka payungnya.
"Mana supir lo?" Tanya Amira heran, karena biasanya jika hujan begini mobil Samantha sudah terparkir di depan tangga mereka berada saat ini.
"Gua gak minta dijemput."
"Kenapa?"
"Gak apa - apa. Udah yuk. Udah agak reda nih." Amira yang mendengarnya memasang wajah tak percaya. Apanya yang reda? Batin Amira. Tapi dia tetap mengikuti Samantha yang sudah duluan menerobos hujan.
Ketika mereka sudah keluar gerbang sekolah, Samantha menunjukkan tingkah aneh. Dia celingak celinguk ke sana kemari, mencari sesuatu.
"Nyari apa?"
Samantha hanya menggeleng. Amira pun tak ambil pusing untuk itu. Lalu matanya menangkap gerobak seblak di pinggir jalan. Amira merasakan air liurnya penuh di mulutnya.
"Sam! Mau beli yang anget - anget gak? Seblak gitu?" Tawar Amira dengan mata terpancang pada gerobak seblak.
"Hah? Bentar- NAH!" Tiba - tiba saja Samantha berteriak kegirangan. Amira menoleh ke arahnya. Tetapi Samantha sudah pergi ke arah sebuah ruko.
"Yuta!" Panggil Samantha sambil menghampiri Yuta yabg sedang berteduh di salah ruko itu. Jadi ini yang dicari Samantha. What ever lah.
"Mau bareng gak?" Tawar Samantha tanpa memperdulikan nasib Amira. Amira yang berjarak 8 langkah dari mereka, dapat mendengar tawaran Samantha, seketika membulatkan matanya. Tuh anak gila ya?
Kalau Samantha pulang sendiri lalu mengajak Yuta, itu tidak masalah. Tapi masalahnya, di sini ada Amira, yang darah tinggi kalau berdekatan dengan Yuta!
Lebih baik dia pulang sendiri saja.
"Sam gua duluan ya?" Pamit Amira sekedar basa basi.
Samantha langsung manarik tangan Yuta lalu menyerahkan payung miliknya. Lalu berlari ke payung milik Amira. Yuta yang sudah menolak tawaran Samantha, jadi terpaksa menerima penerimaan cewek tersebut.
"Lo bego ya?" Kata Amira sebal. Samantha tersenyum meminta maaf.
"Berdua payungnya ya Mir?"
"Tanpa lo minta juga, lo udah ngelakuin Sam. Gak guna dasar." Sindir Amira.
"Jadi beli seblak?"
Ini lagi. Batin Amira.
"Gak."
"Kenapa?"
"Gak apa - apa."
"Dihhh ngambek! Ayo!" Samantha menarik tangan Amira yang tidak memegang payung untuk berbalik arah.
Amira sempat tergiur, tapi karena dia sudah tak nafsu. Dan karena turis itu -- yang sekarang ada di belakang mereka. Dengan coolnya memakai payung Samantha. Samantha menyempatkan diri menyapa lagi turis itu. Dan Amira pun tak dihiraukan.
"Lama lo." Ucap Amira ketus.
"Oiya! Ayo! Ayo kita beli seblak! Ayo Mir!" Sahut Samantha merasa bersalah.
Amira ingin menjawab, tapi terintrupsi oleh suara Yuta yang berkata.
"Gua duluan." Ketika dia melewati Amira dan Samantha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door [Complete]
Teen Fiction[Complete] Amira mempunyai dua pintu yang harus ia pilih. Pintu masa lalunya, atau pintu yang dihapannya. Ia akan membuka pintu dihadapannya yang sudah terbuka lebar, namun pintu masa depannya memaksa ingin terbuka kembali. Amira bimbang, yang man...