Aku memasuki ruangan serba putih yang berukuran 6 × 10 m. Disana telah tersedia bangku sebanyak tujuh buah berwarna merah kecuali satu buah yang sekarang aku duduki berwarna hitam.
Tak lama enam orang yang akan menduduki bangku tersebut memasuki ruangan. Dengan sopan mereka menyapaku. Wajah – wajah yang selalu aku bayangkan sekarang telah sedikit berubah menjadi lebih dewasa.
Aku : "Tau kan kalian ke sini ngapain?"
Samantha : "Ngobrol katanya mah."
Yuta berdecih.
Aku : "Kalian apa kabar?"
Semuanya : "Baik. Alhamdulillah."
Aku : "Terus baca Next Door kan?"
Amira : "Iyalah. Masuk chapter 30 ya?"
Aku : "Iya. Obrolan kita hari ini bakal jadi chapter spesialnya."
Amira : "Wihhh!"
Semuanya saling lirik dengan senyum lebar.
Aku : "Pertanyaan pertama ya? Ready?"
Semuanya : "Ready!"
Aku menatap Amira yang tersenyum saja sedari tadi.
Aku : "Seneng banget neng, kenapa sih? Pasti karena bisa ketemu lagi sama dia..."
Amira mendelik.
Amira : "Senenglah, bisa ketemu sama semuanya lagi."
Aku : "Iya deh. Ini pertanyaan yang menyangkut cerita kalian hingga chapter ke 29 ini. Buat Amira, nama lu kenapa Namira Pasha?"
Amira : "Hmmm... Nggak tau ya? Jujur, gua aja nggak tau artinya apaan. Mungkin, memang udah takdir kali ya? Biar absen gua di atas Yuta. Dan emang ga jodoh sama Nadif.
Yuta : "Jodoh sama gua dong?"
Amira : "Deh. Nggak mau!"
Samantha : "Lah iya? Nadif apa kabar? Di Jerman anak culun mah masih cakep. Apa perlu gua bawa dia ke Jerman biar keliatan normal kayak kita?"
Tanu : "Jahat lu Sam."
Leo : "Yang mana sih orangnya?"
Samantha : "Yang itu loh say, yang pake kacamata terus jalannya bungkuk terus. Yang kata kamu hidungnya kayak kakak tua."
Leo : "Ohh itu! Iya – iya! Masuk kedokteran UI kan dia?"
Amira : "Masa!?"
Samantha melongok.
Leo : "Iya masuk kedokteran UI. Gebetannya sahabat temen gua soalnya."
Samantha : "Ya ampun. Kita harus ketemuan sama dia!"
Aku : "Udah dong. Nanti aja ngomongin Nadifnya. Masuk ke pertanyaan kedua ya? Sejauh ini, bagaimana menurut kalian Next Door?"
Yuta : "B aja."
Aku : "Ngomong juga Ta. Akhirnya."
Luna : "Akunya gemesin."
Amira : "Iya tapi dulu."
Yuta : "HAH! Sekarang mah rasa pengen gua gorok lu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door [Complete]
Fiksi Remaja[Complete] Amira mempunyai dua pintu yang harus ia pilih. Pintu masa lalunya, atau pintu yang dihapannya. Ia akan membuka pintu dihadapannya yang sudah terbuka lebar, namun pintu masa depannya memaksa ingin terbuka kembali. Amira bimbang, yang man...