"Sampai Akhir Pun Masih Menunggu"
Dua tahun kemudian.
Hari ini hari Jumat. Jumat yang membahagiakan.
Hari ini akad nikah Mba Amy dengan Mas Farhan berlangsung.
Terhitung hari ini, sudah setahun mereka wisuda. Ini jelas diluar perkiraan Amira. Dia mengira beberapa bulan setelah wisuda, mereka akan segera menikah. Ternyata tidak. Mereka memutuskan untuk bekerja dahulu.
Menyebalkan. Amira jadi benar – benar harus menunggu jadinya. Tapi, tidak apa – apa. Ini ending terbaik juga.
Amira dia sudah menjadi relawan. Walaupun dalam tahap belajar juga. Sejauh ini dia menikmati aktivitasnya itu.
Berbicara mengenai kuliah, ia sedang mengejar beasiswa ke Jerman. Dia ingin masuk jurusan tata kota atau landscape. Dia terdoktrin dari tontonan TV kabel di rumahnya. Dia tidak ingat apa nama acaranya, yang ia ingat dia benar – benar tertarik dan serius sekali ketika menonton. Walaupun dia tidak terlalu pandai menggambar. Tidak masalahkan?
Yang penting tekadnya.
Mari kita berbicara tentang Yuta, pemuda itu diterima di Universitas Indonesia jurusan pendidikan. Dia serius di bidang olahraga. Bukan menjadi guru, tapi dia ingin menjadi menteri pemuda dan olahraga. Ketika ditanya alasannya, dia menjawab,
"Gua mau memajukan prestasi bangsa dalam bidang olahraga dan atletik." Yah tahulah, dengan nada datarnya dan bergaya layaknya Bung Karno.
Alhamdulillah, orangtuanya setuju.
Lalu Samantha. Gadis itu terbang ke Jerman demi memenuhi keinginannya. Dia memilih jurusan IT. Dia tidak mencari beasiswa. Maka dari itu, dia bekerja part time demi menambah uang saku.
Ia menjalin LDR dengan Leo yang meneruskan ke akademi angkatan udara. Imbasnya, Amira yang harus menjadi mata – mata ketika Leo mendapat jatah libur. Samantha takut pacarnya itu selingkuh—yang sebenarnya tidak akan.
"Mir! Bantuin gua! Malah ngelamun." Tegus Mba Amy yang susah payah berjalan dengan kebaya putih gading dan highheels.
Akad nikah baru saja usai. Setelah ini mereka akan melakukan pemotretan untuk resepsi yang akan dilakukan esok hari. Mama tidak mengizinkan melakukan pemotretan prewedding, katanya agama tidak pernah menajarkan adanya hal seperti itu.
That my MOM.
Mendadak ponsel Amira bergetar. Ia raih benda pipih itu. Pop massagenya dari pengirim yang langsung membuatnya tersenyum.
Tanu
Mir
Amira P
Halo!
Tanu
Gua ada di luar nih, ga disambut :v
Amira P
Lu dateng?
Amira P
Tunggu.
"Mba, temen Amira di luar. Amira samper dia dulu ya?" Pamit Amira.
"Jangan lama – lama." Pesan Mba Amy yang sedang berganti pakaian.
"Oke."
Amira melihat penampilannya di cermin. Kebaya merah muda dengan kain songket berwarna pink-emas. Rambutnya digelung cantik dengan poni yang terjatuh bebas dikeningnya. Ia biarkan anak rambut bergelantung di depan telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door [Complete]
Roman pour Adolescents[Complete] Amira mempunyai dua pintu yang harus ia pilih. Pintu masa lalunya, atau pintu yang dihapannya. Ia akan membuka pintu dihadapannya yang sudah terbuka lebar, namun pintu masa depannya memaksa ingin terbuka kembali. Amira bimbang, yang man...