Satu hal yang sangat ingin dilakukannya sebelum Ujian Nasional adalah mengunjungi seseorang. Ia ingin mengakhiri kisah SMA-nya dan membuka lembaran yang baru. Maka, dia tidak akan terbayang – bayang lagi dengan kisah SMA-nya yang tidak begitu indah.
Hari Sabtu, H-2 UN, Amira bersama Yuta—entah kenapa dia mau mengantarnya—pergi ke kediaman Tanu di Jakarta Selatan. Dia tidak memberitahu kedatangannya. Tapi Amira yakin Tanu ada di rumah, malihat status Whats Appnya yang di update beberapa menit yang lalu.
Dia sudah merencanakan kedatangannya sejak 2 bulan yang lalu. Bingkisan, kenang – kenangan dari anak OSIS sudah ditangannya. Semoga Tanu menyukainya.
Rumah Tanu terletak di gang kecil di pinggir jalan raya. Rumah bergaya tua ini berwarna krem dengan halaman yang panjang—bukan lebar—mungkin 3 × 8 meter. Terdapat pohon nangka yang menutupi sinar matahari masuk ke dalam rumah itu.
Dihalamannya terparkir sebuah motor matic dan tergantung helm berwarna hijau seperti helm ojeg online.
Di selasar rumah, dijadikan toko sembaku dan terdapat stan yang menjual Thai Tea. Tidak jauh dari rumah itu terdapat gedung SMP.
Rumah Tanu terlihat sepi, namun warungnya buka. Mungkin dia sedang di dalam.
Amira turun dari motor lalu berjalan ke pintu masuk sembari memberi salam. Tak lama, sebuah suara cowok menyahuti. Sepertnya dia kenal suara itu.
Ketika cowok itu keluar, wajahnya terkejut bukan main. Dia mundur selangkah dengan mata terbelalak.
Memangnya Amira hantu penunggu pohon nangka?
"Assalamualaikum!" Seru Amira dengan senyum lebar.
Yuta yang memperhatikan mereka dari motor mendengus. Terbesit rasa cemburu di hatinya melihat senyum lebar tu.
Lengang sejenak. Tanu menatap Amira dan Yuta bergantian. Ini, bukan mimpikan?
"Woy! Bengong aja! Gua pengen masuk nih!" Tegur Amira kemudian melepas sepatunya. Ia memasuki rumah tanpa mengindahkan tatapan Tanu yang masih tidak percaya dengan kehadirannya.
"Temen-lo?" Akhirmya Tanu bersuara.
Amira mengibaskan tanganya. "Biarin aja. Ojek gua dia." Jawab Amira sambil terkekeh.
"Gua duduk ya?"
Tanu mengangguk. Ia pamit ke dalam untuk mengambil teh dan kue kering. Sekembalinya, Amira langsung bertanya. "Ibu lu mana?"
"Lagi jenguk bokap."
Amira tertegun sesaat.
"Lu nggak ikut?"
"Niatnya nyusul. Tapi, princess gua dateng." Jawabnya dengan tatapan hangat yang sangat dirindukan Amira.
"Princess apanya!" Tukas Amira sambil menunduk malu.
Hening.
"Jadi, lu udah siap ketemu gua lagi?"
Amira mengedikkan bahu. "Siap nggak siap. Gua pengen tahu kabar lu dan kehidupan lu setahun ini."
"Lu bisa lihat sekarang."
Mereka mengedarkan pandangan ke setiap sudut rumah.
"Ayo makan siang bareng." Ajak Amira. Ini tujuan dia ke sini.
"Hah?"
"Gua pengen ngobrol banyak sama lu, tapi nggak di sini. Kurang enak aja." Perjelas Amira, kemudian dia melongokkan kepalanya keluar. "Kasian ojeg gua juga." Sambungnya setelah melihat Yuta yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Oke. Gua ganti baju dulu." Yuta beranjak dengan wajah cerah.
"Nu, nih pake ini. Sekalian lu mandi juga, terus dandan dikit. Ini mungkin sekalian jadi kencan kita," Kata Amira sambil menyerahkan tas kertas yang bermerk.
Yailah Mir, KENCAN. Sejak kapan gua jadi sefrontal ini? Batin Amira.
Tanu tidak jadi terkekeh mendengar kata kencan tadi ketika melihat 2 kantong yang diberikan Amira yang merek barangnya sering ia temui di mall – mall. Ia tertegun.
"Kok bengong-"
"Makasih Mir! Tunggu ya!" Potongnya cepat – cepat. Ia tidak ingin Amira sakit hati. Anggaplah dia norak atau sakit hati melihat barang pemberian Amira. Agak miris melihat barang mahal di genggamannya setelah kejadian itu. Dulu, dengan mudah ia mendapatkan barang - barang mahal seperti ini. Namun sekarang, untuk ongkos keluar rumah saja sepertinya tidak ada.
Amira keluar. Dia menghampiri stan Thai Tea.
"Yuta! Buat Thai Tea yuk!" Ajak Amira sambil membuka ponselnya.
Yuta menghampiri dengan ekspresi heran, "Gua nggak ngerti buatnya." Sahutnya sambil melihat – lihat.
"Lu pernah cobain gak? Enak loh. Tapi tetep enakkan bubble matcha. Sebentar gua liat tutorial dulu."
Yuta mendengus, "Niat."
"Mir, ini tinggal dikit bubuknya. Ini ada matcha loh." Kata Yuta setelah menggeledah semuanya.
"Nggak apa – apa. Gua berniat buat habisin jualannya Tanu kok." Ucapnya dengan wajah bersemangat.
Lalu ia menatap Yuta sumringah, "Jadi, lu mau rasa apa?"
--------
hallo gaes!
aku tuh sebenernya males update, yah males aja nggak ada motivasi gitu, tapi aku pengen selesain update next door sebelum sibuk sama ujian :')
gaes yang punya tinlit bolehlah baca ceritaku judulnya 'Get It Girl',
vote comment ya biar aku senang....
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door [Complete]
أدب المراهقين[Complete] Amira mempunyai dua pintu yang harus ia pilih. Pintu masa lalunya, atau pintu yang dihapannya. Ia akan membuka pintu dihadapannya yang sudah terbuka lebar, namun pintu masa depannya memaksa ingin terbuka kembali. Amira bimbang, yang man...