"Nih gua print 2×!" Kata Amira ketus. Yuta yang sedang mendengarkan lagu pun melepaskan earphonenya. Matanya langsung jatuh kepada 2 jilid kertas yang diberikan Amira.
"Gua cuma butuh satu."
Amira berdecak. "Terserah lo kek mau diapain satunya, gua gak perduli.""Sini buat saya saja." Sahut Nadif tiba - tiba lalu menyambar kertas satunya lagi dari tangan Yuta.
Amira masih menatap sengit Yuta yang sedang membolak balik kertas yang dipegangnya.
Merasa perempuan itu masih berdiri di dekatnya, dia mengalihkan pandangannya.
"Ngapain lo masih di sini?" Mendengar itu Amira menaikkan alisnya agak terkejut dengan perkataan Yuta. Lalu dia tersenyum miring nan dingin.
"Makasih." Ucap Amira ketus lalu berjalan keluar kelas.
-------Putri:
Mir, besok kita ngerjain tugas IPS ya? Di sekolah aja pas pulang. Bahan - bahannya beli di koperasi aja.Amira:
OkeSetelah teringat pesan Whatsup Putri semalam, Amira mengajak Putri ke koperasi.
"Beli apa aja memangnya put?" Tanyanya ketika sampai di koperasi.
"Hmmm... karton, origami, sama apalagi ya?" Jawab Putri sambil memegang dagu.
"Eh Yuta!" Sapa Putri kepada cowok di belakang Putri yang baru saja datang.
"Lo beli apa Yut?" Tanya Putri bersemangat.
"Gimana kalau kertas minyak yang itu?" Sambar Amira untuk mengalihkan perhatian Putri.
Yuta yang menyadari kehadiran Amira hanya meliriknya sekilas.
"Gua mau beli kertas karton sama kertas minyak." Jawab Yuta seraya memesan kepada penjaga koperasi.
Dih ngikutin! Batin Amira.
"Lo ngerjain sekarang Yuta?" Yuta mengangguk sebagai jawaban.
"Gimana kalau kita bareng? Gua abis pulang sekolah mau ngerjain itu di kelas."
"Eh?" Sahut Amira kaget.
"Ya udah. Nanti gua tanya sama Nadif." Setelah itu Yuta pun pergi menuju kelas.
"Udah yuk Mir, keburu bel." Ajak Putri sambil menyerahkan karton-minta tolong dibawain. Amira hanya mengangguk walaupun di dalam hatinya begitu kesal dengan tawaran Putri kepada Yuta.
------
"Gila! Pegel banget leher gua merhatiin power point 2 jam." Sungut Putri setelah pembelajaran selesai.Amira hanya tersenyum. "Kita kerjain sekarang aja ya?" Putri mengangguk sambil mngeluarkan bahan - bahan.
"Mir lo punya gunting gak? Gua lupa bawa."
"Ada. Bentar gua cari di loker."
Amira beranjak ke lokernya yang terletak di belakang ruangan. Ketika membuka lokernya, pulahan gumpalan kertas jatuh berserakan. Amira terdiam, mencerna apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door [Complete]
Fiksi Remaja[Complete] Amira mempunyai dua pintu yang harus ia pilih. Pintu masa lalunya, atau pintu yang dihapannya. Ia akan membuka pintu dihadapannya yang sudah terbuka lebar, namun pintu masa depannya memaksa ingin terbuka kembali. Amira bimbang, yang man...