Happy Reading📖😻
Don't forget for Voment ♡💭Foto diatas adalah Alenda
Malam ini aku dan Alenda makan karna memang sudah kelaparan. Kami tidak sanggup menahan lapar karna mengingat bola mata di toples, kami sadar kami juga manusia yang membutuhkan makanan. Aku mengikuti makan bersama, melupakan Jason. Dan aku baru ingat malam ini ia magang. Dan memangnya untuk apa aku harus wajib makan dengannya. Aku bukan pacarnya. Aku tadi melihat Hiskia makan, ia menyadari Kalau aku memperhatikannya dan Tidak mau melihatku sedikit pun. Hiskia menjadi sibuk membantu Prim makan. Prim memang sudah membaik, tapi kelihatan buruk. Ia masih trauma dan belum mau menceritakan apa yang ia lihat. Ia terlihat ketakutan. Aku sangat prihatin padanya, mungkin ia sudah tau siapa peramal yang bekerja dengan iblis itu. Tak apa, itu membuatnya percaya bahwa bukan Alendalah peramala pengikut iblis itu.
Setelah makan malam, aku dan Alenda langsung menuju kamar. Malam ini sepanjang lorong kamar ramai. Setiap melintas melewati lorong kamar, aku selalu melirik ke kamar nomor 20. Tidak pernah terbuka bahkan tidak pernah ada orang yang nongkrong atau sekedar keluar mengunci pintu dikamar itu. Aku jadi penasaran dengan kamar itu, namun terlalu bahaya untuk dimasuki karna tak tau siapa pemiliknya dan dimana pemiliknya.
Aku sudah meminta maaf berulang ulang pada Alenda. Ia juga sudah berulang ulang bahkan mungkin sudah bosan mengatakan Kalau ia sudah memaafkanku. Namun wajahnya seperti masih marah dan tidak mau berbicara padaku.
"Ayolah, kau masih marah padaku." Kataku ketika sampai di kamar dan menutup pintu. Ia berjalan ke meja belajarnya mengambil sesuatu di lacinya.
"Ayolah, aku sudah lelah mengatakan bahwa aku sudah memaafkanmu. Kau membuatku marah lagi karna permintaan maaf mu yang tak berhenti." Katanya sambil membawa beberapa potongan kertas. Ia berjalan melewatiku lalu menempel kertas itu pada gagang pintu dan kayu - kayu pintu.
"Kalau begitu, berpelukan." Kataku. Dia menoleh.
"Kau bercanda?"
"Tidak." Kataku. Dia masih menatapku dengan wajah datarnya. Dia menghela napas lalu berbalik. Tak ku percaya, dia memelukku erat. Sangat erat. Sangat-sangat erat hingga aku tak bisa bernapas.
"Baiklah. Terimakasih." Kataku. Dia melepas pelukannya.
"Jika kau memintaku untuk memelukmu lagi, akan ku pukul kau! Aku tidak peduli jika kau lebih tua dariku." Katanya lalu berjalan melewatiku dan menaiki tempat tidurnya. Aku berjalan mengikutinya dan berhenti ketika dia menaiki tempat tidurnya.
"Aku harap kau memimpikan aku.."Kataku menggodanya.
"Diamlah!" Katanya lalu membalut dirinya dengan selimut. "Jangan lupa matikan lampunya jika tidur!" Katanya lagi.
"Oke bos." Kataku. Aku tersenyum melihatnya. Dia sudah kuanggap seperti saudaraku. Dan aku selalu mempercayainya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret House
Mystery / ThrillerSnow. Anak nakal yang dikeluarkan dari asramanya. Dan sekarang ia harus tinggal bersama paman Crush. Rumahnya besar dan penuh misteri. Bahkan kutukan. Misteri apa yang ada dalam rumah paman Crush? Apa yang terjadi pada Snow, si gadis nakal itu? lan...