Bagian 11

3.9K 330 19
                                    

Happy Reading📖😻

Foto diatas adalah Hiskia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto diatas adalah Hiskia..

"Jadi kau melihat Jason memegang bola matanya yang baru saja ia congkel dari matanya?" Aku terbangun ketika Alenda pulang dan membangunkanku di sofa. Kami lalu memasuki kamar bersama - sama. Dan aku menceritakan mimpiku pada Alenda ketika dikamar.

"Ya! Kelihatannya begitu. Namun yang membuatku ngeri adalah pria topeng itu. Ia muncul di cermin! Ia mengerikan!" Kataku.

"Itu hanyalah mimpi,Snow. Jangan terlalu pikirkan,ya?" Katanya. Aku menghela napas.

"Aku takut itu Jason. Aku takut ia membalas dendam dan mencongkel mataku bahkan semua mata anak - anak di rumah ini." Kataku. Alenda menatapku dengan kasihan.

"Maafkan aku karna aku tak bisa memberitaumu. Sebagai peramal yang ditakdirkan, aku sudah bersumpah tidak akan memberitaumu, aku hanya mengawasimu dan menjagamu, memberikanmu arah apa yang harus kau lakukan. Aku bukan peramal jalanan yang memungut uang dari ramalannya pada orang - orang. Aku peramal yang bekerja pada Dewi. Peramal yang sudah ditakdirkan." Katanya.

"Itu tidak masalah. Yang penting aku sudah tau Kalau kau selalu memihak padaku. Dan aku tau, jika kau selalu baik padaku." Kataku. Dia tersenyum. Tiba- tiba menangis. Aku terkejut lalu beranjak kearahnya dan duduk bersamanya.

"Kau kenapa Alenda? Apa yang terjadi?" Tanyaku mengelus - ngelus pipinya berusaha menghapus airmatanya.

"Aku dianggap terkutuk di rumahku. Aku dianggap anak pembawa sial dikeluargaku karna aku meramalkan mereka. Padahal aku hanya melihat, aku tidak mau melakukannya, namun itu seperti otomatis. Ketika terjadi sesuatu pada mereka, penglihatanku berubah dan seolah - olah menyaksikan mereka. Aku melihat ibuku berselingkuh, aku juga melihat ayahku yang diam - diam mengambil uang bosnya. Aku melihat itu lalu menceritakan pada mereka. Dan mereka menyangkal! Mereka bilang aku anak gila! Tidak lama mereka bertengkar hebat. Ibu ketahuan selingkuh. Ayah meninggalkan aku dan ibu namun masih tetap korupsi. Ibuku membenciku. Ia mengatakan seharusnya ia tidak mengikuti program IVF (Intro Vitro Fertilization atau sering disebut Sebagai metode bayi tabung) dan menciptakan monster sepertiku. Dan disitulah aku tau, aku diciptakan bukan murni dari mereka!" Katanya sambil menangis nangis. Ia sangat terpukul.

"Kau tak perlu menceritakannya padaku,Alend." Kataku lembut.

"Aku hanya ingin memberitaumu. Kau Satu - satunya orang yang sepenuhnya mempercayaiku, kau satu - satunya orang yang mau jujur padaku, kau satu - satunya orang yang tidak mengatakan padaku kalau aku anak yang terkutuk. Kau satu - satunya orang yang menyukai peramal sepertiku, bahkan kau satu- satunya orang asing yang sudah kuanggap adikku, aku tidak peduli kalau aku memang lebih muda darimu, namun aku seperti kakakmu, bukan, yang selalu mengawasimu. " Katanya. Terdengar lucu pada kalimat terakhirnya.

"Ya, walau itu lucu, tapi terserah kau saja. Tapi Alend, menurutku menjadi peramal itu hebat. Apalagi ditakdirkan dari sang Dewi. Kau memiliki kemampuan Dewi. Seharusnya tak harus kau pikirkan perkataan orang. Dan seharusnya orangtuamu bangga karna memiliki anak seorang peramal, bukan? Walau kau itu 'ciptaan' namun jangan peduli jika kau hanya anak hasil bayi tabung. Kau harus bersyukur karna kemampuanmu. Kau harus percaya diri dengan kemampuanmu. Dan kau tidak akan pernah sendiri. Aku akan selalu bersamamu. Kau sudah bagian dari keluargaku." Kataku. Ia melihatku dengan air matanya yang masih mengalir. Spontan dia memelukku.

"Sudahlah, kau tidak perlu menangis lagi." Kataku sambil mengelus punggungnya.

TOK TOK TOK!

Kami terkejut mendengar ketukan keras di pintu kamar Kami.

"Aku mohon bukalah! Tolong aku!" Seorang perempuan dengan suara parau. Namun tak peduli siapa dia. Kami berdua buru - buru membuka pintu. Sial! Pintunya terkunci dan kuncinya tidak ada di mulut pintu. Kami berdua panik dan mencari - cari kunci itu.

TOK TOK TOK!!

"Aku mohon bukalah!! Aku akan mati!! Tolonglah! Ada seseorang! Tolonglah!!" Dia berteriak teriak sambil menangis.

"Tunggulah! Bertahanlah! Sedikit lagi aku akan membuka pintu!" Kataku.

TOK TOK TOK TOK TOK!!
"Tolonglah!! Ak-aku ketakutan!! Cepatlah!! Seseorang ingin membunuhku!! Pria bertopeng!!" Dia semakin panik dan memukul mukul keras pintu Kami.

"Snow!! Aku menemukannya!" Kata Alenda lalu berlari kearah pintu.

"AAAKHHHH!!!! KAU-"

Hening.

Alenda terjatuh dan wajahnya pucat. Ia frustasi, ia memegang kepalanya.

"Bukalah,Snow. Aku tak sanggup menyaksikannya secara langsung." Kata Alenda. Aku yakin itu sesuatu yang mengerikan. Ia pasti sudah melihatnya.

Aku membuka pintu.

Dan Oh Astaga!! Itu Prim.

Aku hampir pingsan. Bola matanya baru saja dicongkel. Ia terbaring dilantai menggenggam bola matanya yang masih berdarah darah. Dia mati. Dia mati bukan hanya mencokel matanya, ia mati di tikam, tikam tepat letak jantungnya. Dan ada sepucuk kertas didadanya. Aku berusaha membaca tulisan di atas kertas itu.

"Siapa selanjutnya?" Tulisnya.

Aku terjatuh tidak sadarkan diri.

To be Continue..
♡ don't forget for vote ^^

The Secret HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang