Plis di vote dulu ya😻
Mataku ku buka besar - besar. Nafasku terengah - engah. Keringatku bercucuran seperti baru saja berlari jauh.
Aku melihat sekelilingku. Ruanganku masih baik - baik saja, lampunya juga masih baik - baik saja. Aku bangkit dan mengecek kamar mandiku. Gelap. Aku langsung menyalakan lampunya.
Aku kembali ke ranjangku dan memakaikan selimutku. Tidak terjadi apa pun, untungnya. Tadi itu mimpi yang menyeramkan dan terasa sangat nyata bagiku.
Aku mencari - cari arlojiku di bawa bantalku dan melihat pukul berapa saat ini. 02.00a.m.
Aku menghela napas panjang Lalu menyimpan arlojiku lagi. Aku menghela napasku lagi, mengatur napasku lalu menutup mataku.
Tidak akan terjadi apa - apa. Tidak akan terjadi apa - apa. Kalimat itu aku mengatakannya ulang - ulang agar aku bisa tenang.
_SKIP_
D
engan sepenuh tenaga aku mendorong diriku untuk bangun pagi ini walau sebenarnya rasa ngantukku yang luar biasa selalu saja datang ketika pagi tiba.
Matahari terpantul dari tirai jendelaku. Aku menyibakan tirai tersebut sehingga matahari memasuki seluruh ruanganku.
Aku melihat ke langit - langit kamarku. Lampunya masih menyala. Dengan langkah berat aku berjalan mematikan lampunya dan kemudian keluar dari kamarku.
Namun, dengan sedikit kesadaranku yang belum sepenunnya terisi, mataku menangkap seseorang baru saja memasuki sebuah kamar dan menutup pintunya lagi.
Aku tidak terlalu memperdulikan tentang itu karena wajar seseorang masuk ke dalam kamarnya. Aku lalu berjalan dengan lemas karena rasa kantukku belum hilang juga.
Aku berjalan terus ke depan tapi tiba - tiba aku sadar bahwa orang yang tadi itu memasuki kamar nomor 20. Bukan menebak, namun aku hanya menandai kamar yang orang itu masuki.
Tersadar akan hal itu, rasa kantukku tiba - tiba hilang dan kini rasa penasaran yang ada dalam diriku. Masih beberapa langkah lagi untuk bisa sampai ke kamar 20 itu. Dengan cepat namun dengan langkah pelan aku berjalan kearah kamar 20 itu.
Ketika pintu itu sudah dihadapanku, dengan berani aku menempelkan telingaku ke pintu itu.
"Prim?" Suara seorang pria muda yang kira - kira umurnya tidak jauh berbeda dariku. Tetapi, apa yang sedang di bicarakan tentang Prim?
"Ya. Dia sendirian. Dia kesepian." Mataku membulat mendengar Suara itu. Suara Arthur. Rasa penasaranku makin memenuhi diriku. Dengan otomatis aku mempertajam pendengaranku.
"Dari mana kau tau?" Rasanya aku pernah mendengar suara ini. Siapa ya? Rasanya sangat familiar di telingaku.
"Sudah ku bilang tadi kan? Aku punya koneksi dengan dunia akhirat. Dan aku melihatnya. Aku melihat Prim. Jiwa yang kesepian. Ia terlihat sedih, sangat sedih." -Arthur
Hening sementara.
"Apa yang harus ku lakukan,.. untuknya agar ia merasa tidak merasa kesepian dan bersedih lagi?" Ya dewa, suara ini begitu familiar. Siapa dia?
"Menurutmu apa,Hiskia?" Hiskia?! Benar! Itu suara milik Hiskia. Tunggu. Apa yang-
Hiskia apa yang sedang kau lakukan?! Apa yang kau lakukan bersama Arthur si pemuja iblis?!
"Apa benar Prim memintaku melakukan itu? Untuk menemaninya?" Suara Hiskia yang makin rendah.
"Kau pikir aku bercanda?"
Hening. Hening sedikit memakan waktu.
Kemudian suara kursi yang di seret. Lalu suara suatu benda. Benda yang lembut namun keras, entah apa pun itu. Aku terus mendengar. Mereka tidak bercakap lagi lalu melakukan aktifitas lain.
"Kau benar - benar-- Akh!"Hening! Apa yang-
"Kau terlalu banyak bicara,Hiskia. Biar ku beri tau padamu suatu kebenaran sebenarnya. Kau hanyalah targetku yang harus ku bodohi agar aku mendapatkan biji matamu-"
"Akh!!"
Ingin aku berteriak sekarang. Dengan kuat aku membungkam mulutku sekuat - kuatnya. Apa yang Arthur lakukan pada Hiskia? Kenapa Hiskia tiba - tiba menyerngit kesakitan.
Aku lebih mempertajamkan pendengaranku. Dapat ku dengar suara pisau yang meyayat kulit dengan kasar dan suara Hiskia yang makin menjadi.
"Aku mengumpulkan salah satu bola mata dari berbagai orang hingga jumlahnya memenuhi angka sebenarnya agar aku dapat bertukar dengan iblis dan menguasai dunia dan aku dapat menghidupkan orang yang kusayangi, dan menyiksa orang - orang yang seharusnya mendapat hukuman."
Hening seketika.
"Apa kau sudah dengar?" Tiba - tiba pisau daging menancap di depan mataku. Menembus pintu kayu. Kedua sisi pisau itu di penuhi darah.
Dan dengan seketika aku berteriak kencang, dan kemudian tidak sengaja aku membuka pintu itu.
Aku melihatnya. Hiskia tergantung dengan tali di lehernya dengan mata kanannya menatap lurus ke arah pintu dan mata kirinya menganga memperlihatkan lobang hitam, Bahkan kelopak matanya di potong habis. Lantainya di penuhi darah.
Ya dewa.
Lututku lemas. Aku tidak dapat menahan bobot tubuhku sehingga aku terjatuh ke Lantai dan membanting kepalaku ke Lantai dengan keras hingga sekelilingku berubah gelap.
Tbc
X_X maafkan author yang tiba - tiba ngeblank.
Maafkan author karena postingnya kelamaan.
Maafkan author karena membuat readers penasaran 😭
Always love you 😽😻😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret House
Mystery / ThrillerSnow. Anak nakal yang dikeluarkan dari asramanya. Dan sekarang ia harus tinggal bersama paman Crush. Rumahnya besar dan penuh misteri. Bahkan kutukan. Misteri apa yang ada dalam rumah paman Crush? Apa yang terjadi pada Snow, si gadis nakal itu? lan...