bagian 25

3.1K 305 12
                                    

Happy reading📖

.
Alenda POV
.

Jason membawa parang sebagai pelindung. Ia sudah setengah mengetahui faktanya. Aku menceritakan setengah dari apa yang terjadi, bahkan aku sudah memberitau siapa dalang dari semua masalah ini.

Jason berjalan didepanku menunjukankan arah jalan sedangkan aku mengekor dibelakangnya. Kebun anggur yang luas membentang dihadapan kami. Berhektar - hektar ukurannya. Setengah dari ukuran tersebut kering.

"Apa hubungannya Arthur dengan Snow?" Tanyanya di tengah - tengah perjalanan.

"Entahlah. Namun, setidaknya kau bersyukur karna Arthur tidak mencongkel mata Snow." Balasku. Dia terhenti dan menoleh dengan tajam. Sepertinya tidak menyukai jawabanku.

"Lalu mengapa ia membunuh orang dan mencongkel mata mereka, seolah - olah manusia adalah permainnya dan mangsanya? Apa ia punya tujuan tertentu?" Tanyanya dingin.

Aku tersenyum simpul.

"Kau pikir aku tau?" Jawabku singkat. Dia membuang napas kasar lalu melanjutkan jalannya lagi. Aku mengekor dari belakang.

"Lalu apa hubunganmu antara kau dan Arthur? Aku melihat dari penglihatanku, kalian sangat akrab dulunya." Tanyaku. Dia tertawa kecil.

"Biar aku beritau padamu sedikit rahasiaku." Dia tiba - tiba berhenti melangkah dan berbalik kearahku dan melangkah cepat kearahku. Aku hanya mematung ditempatku melihatnya mendekat.  Ia sedikit membungkuk, mensejajarkan tubuhnya yang tinggi dengan tubuhku yang kecil, lalu memperhatikan sekitarnya, memastikan tidak ada seorang pun disini.

Ia mulai berbisik.  "Kami bersaudara. Satu ayah, beda ibu." Katanya.

Aku menyeringai. Ingin sekali aku tertawa melihat wajahnya.

"Biar aku beritau padamu. Aku sudah tau itu. Apa kau lupa? Aku ini peramal." Kataku.

Ia menghela napasnya. Gemas dan meremas bahuku.

"Beraninya kau melihat masa laluku!" Katanya. Aku menatapnya sambil mengangkat alis mataku.

"Itu bukan hakmu,bung! Aku yang punya hak untuk meramalkan seseorang." Kataku.

"Beruntung kau hanyalah seorang gadis bodoh."

"Apa?! Gadis-"

Dia berdiri dan berbalik, melanjutkan jalan. Mengabaikanku. Jason sialan.

"Jika kau sudah mengetahuinya, mengapa kau bertanya padaku lagi?" Tanya Jason sambil tetap melanjutkan jalannya.

"Aku hanya heran. Dulunya kalian sangat akrab, namun kini kalian bahkan seperti tidak mengenal satu sama lainnya. Apa yang membuat kalian sangat akrab Dulunya dan hancur saat sudah dewasa?" Tanyaku. Jason menghela napasnya lembut.

"Dulu kami sama - sama tidah tau Jika ayah kami adalah ayah yang sama. Aku hanya tau,ayahku ya ayahku. Dan mungkin sepertinya Arthur tidak.  Arthur tidak mengenal ayahnya, ia pernah berkata bahwa ia pernah sekali melihat ayahnya disaat ayahnya membunuh ibunya dihadapannya. Itu pun samar - samar, ingatannya tidak jelas karna saat itu umurnya 4tahun saat melihat kejadian itu. Lalu suatu ketika, ia memberitau padaku bahwa ia sudah mengetahui siapa ayahnya. Ia menyebut nama paman Crush, otomatis aku terkejut dan mengatakan bahwa paman Crush juga adalah ayahku. Dan dari situlah ia tidak menyukaiku. Aku tidak tau Apa yang dipikirannya tentangku sampai saat ini." Katanya bercerita panjang lebar.

"Paman Crush adalah pria yang buruk,ya?" Kataku.

"Ya. Pria yang tidak bertanggungjawab."  Kata Jason sambil tertawa simpul.

The Secret HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang