Secercah cahaya masuk dari jendela. Aku terbangun dengan kepala yang berdenyut - denyut. Kepalaku terasa amat sakit, sepertinya akan pecah.
Kepalaku terus berdenyut - denyut dan bisikan - bisikan itu muncul lagi. Bisikan- bisikan seperti saat aku tersadar dari pingsan di sungai dalam hutan.
Aku menyibakan selimutku lalu mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari kenyamanan. Dan kepalaku makin berdenyut - denyut membuat bisikan - bisikan menyebalkan itu semakin keras. Aku menarik - narik rambutku supaya denyutan di kepalaku berkurang.
Aku berdiri dan mengintip ke arah ranjang Alenda yang berada diatas ranjangku. Tidak ada penghuninya. Ranjangnya dibiarkan berantakan begitu saja. Otomatis aku bertanya, dimana dia. Aku lalu mencari - cari arlojiku dan melihat pukul berapa ini. Pukul 8 tepat. Aku langsung berpikir mungkin saja dia sudah berangkat sejam lalu. Ya, bahkan dalam situasi seperti ini dia masih pergi ke sekolah.
Aku lalu berbalik, berniat untuk turun dan meminum obat sakit kepala. Namun sorot mataku menangkap sebuah tas mungil berwarna merah jambu. Tas milik Alenda. Dia tidak ke sekolah. Mungkin dia berada di lantai dasar, atau dimanapun itu. Tunggu, mengapa aku seperti ini? Aku terlalu mencemaskannya pada hal yang kecil. Tentu dia dirumah kan? Kemana lagi dia akan pergi.
Kepalaku kembali berdenyut - denyut. Aku menarik - narik rambutku. Rasa sakitnya kembali. Aku rasa aku harus turun dan meminum obat untuk kepalaku ini.
Aku membuka pintu dan berjalan disepanjang lorong kamar yang sepi. Langkahku pelan sambil memijat - mijat kepalaku yang tidak berhenti berdenyut. Aku melihat sepanjang pijakan lantai, terus membuka mataku lebar - lebar, tetap berusaha untuk tetap sadar, aku takut jika tiba - tiba aku tidak menjaga keseimbanganku dan terjatuh tak sadarkan diri.
Lalu, aku melewati sebuah kamar. Kamar yang selama ini aku penasaran. Kamar nomor 20. Kamar milik Arthur. Tadinya aku sudah melewati kamar itu beberapa meter. Namun entah apa yang melewati pikiranku, aku terhenti lalu berbalik melihat pintu dengan angka 20 yang agak jauh dariku.
Aku ingat, Jason mengatakan bahwa Arthur mungkin tak'an kembali karena polisi mencurigainya. Dan rasa penasaran itu muncul. Apa yang ada didalam kamar sang pembunuh itu. Apa beberapa kumpulan senjata untuk membunuh orang? Atau artikel - artikel cara membunuh orang dengan mudah di dindingnya? Atau kumpulan koleksi bola mata yang dipasangkan pada rak - rak bukunya? Atau sekumpulan mayat hewan(atau bisa saja manusia) yang sudah di awetkan dan di letakan menghiasi dinding kamarnya? Entahlah.
Dengan keberanian yang selalu datang tiba - tiba dari diriku, aku berbalik dan melangkah kearah pintu itu. Aku melangkah santai tanpa ada rasa ragu - ragu bahkan kemungkinan untuk merasa ketakutan pun tidak terasa dalam diriku. Padahal aku tau itu adalah kamar sang pembunuh. Kamar sang pengikut iblis.
Kini kedua kakiku berhenti dan tubuhku berhadapan dengan pintu yang terbuat dari kayu ini. Pintu yang suram dan menyedihkan juga misterius. Banyak rahasia didalam pintu ini. Hanya pintu ini saja yang mengetahui seberapa mengerikannya pemilik kamar ini.
Aku menghela napas dalam - dalam lalu mulai menyentuh gagang pintu ini. Rasa dingin menyeruak dalam kulit tanganku ketika menggenggam gagang besi pintu ini.
Aku menekan gagang itu kebawah dan berbunyi 'klek' kemudian mendorongnya. Aku membuka pintu ini, pintu yang selama ini aku selalu penasaran isi dari kamar ini.
Namun ketika aku melihat langsung kamar ini,semua fikiran dan dugaan - dugaanku terbukti salah besar. Kamar ini terlalu sepi, berdebu dan sunyi. Benar - benar seperti tidak ada pemiliknya. Dalam kamar ini hanya ada tempat tidur kayu yang kasurnya pun dilipat keatas, dan sebuah meja tanpa apapun diatasnya. Tasnya digantung dekat jendela didepan mejanya, lemari pakaiannya berdiri sendiri dekat pintu kamar mandi dan sebuah gitar yang terletak tepat samping tempat tidurnya. Jendelanya ditutup rapat - rapat dengan tirai berwarna gelap sehingga kamar ini tidak disinari cahaya matahari yang banyak dan menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret House
Mystery / ThrillerSnow. Anak nakal yang dikeluarkan dari asramanya. Dan sekarang ia harus tinggal bersama paman Crush. Rumahnya besar dan penuh misteri. Bahkan kutukan. Misteri apa yang ada dalam rumah paman Crush? Apa yang terjadi pada Snow, si gadis nakal itu? lan...