Aku berlari. Berlari sangat kencang bahkan tidak melihat kebelakang.
Aku mengangkat topeng itu dan tidak menyadari bahwa Jason sudah didepanku. Ia memandangku bingung. Aku menjatuhkan topeng itu, hampir membantingnya. Aku bangkit dan berlari bersama tas gantungku. Aku berlari tanpa mendengar sepatah kata pun dari mulutnya. Aku takut. Terlalu takut. Aku takut dia menyeringai padaku. Aku takut dia mengatakan 'siapa selanjutnya' aku takut dia akan membungkam mulutku dan membawaku ke tempat sunyi untuk membunuhku. Aku takut. Aku takut! Aku takut pada Jason.
Aku berhenti di terminal dengan nafas terengah- engah. Sial, disini sepi. Aku menoleh kebelakang dan melihat pria dibawah gelapnya malam. Ia berlari. Dan aku tau itu pasti Jason. Jantungku sempat berhenti berdetak dan otakku mulai berpikir. Satu - satunya cara. Aku harus lari. Tetap Berlari.
Kakiku berlari kearah jalan pulang. Tapi aku sadar. Masih jauh. Kakiku sudah cukup lelah untuk berlari, tidak sanggup untuk berlari jauh lagi. Aku terjatuh di troatoar yang sepi, hanya ada lampu jalan. Sedikit lagi aku akan menemui jalan yang lebih ramai. Namun aku tak kuat untuk berlari, bahkan berjalan pun tak bisa lagi. Nafasku terengah - engah.
Lalu aku melihat secercak cahaya dari arah belakangku. Aku berbalik dan menyipitkan mataku agar dapat melihat. Dan seperti ada harapan. Itu taksi!
Dengan kekuatanku yang ada, aku bangkit berdiri dan melambaikan tanganku agar taksi itu berhenti. Dan taksi itu memang berhenti dihadapanku. Aku membuka pintu penumpang, namun aku tidak mau masuk. Aku membanting pintu itu lagi dan jalan tergopoh - gopoh. Aku ingin lari lagi, namun tak sanggup.
Seseorang menarik lenganku. Aku berbalik meneriakinya.
"Pergilah Monster!" Kataku. Aku menatap matanya ketakutan sambil berteriak. Ya, itu Jason.
Hening. Hanya terdengar Nafasku yang terengah engah.
"Kenapa kau meninggalkanku?" Tanyanya dengan ekspresi kosong. Aku tersenyum simpul, hampir seringai.
"Kau-" aku menatapnya dan melepas paksa genggamannya dilenganku. "Aku tidak menyangka itu kau,Jason. Aku sama sekali tidak menyangka! Kau yang menakut - nakutiku bahkan ingin sekali membunuhku!"
"Apa maksudmu? Aku tidak-" dia terhenti. Dia diam sejenak, memikirkan sesuatu. "Apa jangan- jangan," ia merogoh tasnya dan mengeluarkan suatu benda. Topeng. Topeng mengerikan itu. Topeng dengan satu mata.
"Ini?" Lanjutnya. Tenggorokanku sakit ketika berusaha menelan ludah.
"Kau pria bertopeng itu'kan? Kau pria peramal pengikut iblis kan?" Kataku berusaha tenang, namun suaraku gemetar. Aku benci suaraku.
"Katakan padaku, apa yang kau tau tentang pria bertopeng itu?" Tanyanya dengan wajah yang benar - benar serius. Aku frustasi. Aku lalu tertawa.
"Lihatlah betapa lucunya dirimu! Kau penjahat yang mencari tau kejahatanmu,sobat!" Kataku sambil masih tertawa frustasi. Aku kini seperti gadis gila.
Dia menarikku keras kedepannya, aku hampir memeluknya, aroma anggur tercium dari badanya. Dia berbisik sesuatu.
"Aku tau ada yang aneh." Bisiknya yang membuatku merinding. Aku berusaha mendongkak menatapnya, dan kami benar- benar dekat. Aku menolak dirinya, berusaha lepas darinya.
"Aku tidak mau." Kataku. Aku berjalan melewati punggungnya dan naik taksi yang ada dibelakang kami. Aku sadar kalau sedari tadi si supir melihat kami. Aku masuk, membanting pintu mobil keras dan menyuruh supir untuk jalan. Aku meninggalkan Jason sendiri lagi. Dan aku dapat melihat wajah frustasi itu dari spion. Mungkin aku terlalu tega. Namun aku tidak peduli. Dia jahat.
Aku melihat arlojiku. Pukul 10.30. Paman Crush pasti sangat marah karna aku pulang terlalu malam. Apalagi aku pulang sendirian,tidak bersama Jason. Kata Jason, aku adalah tanggungjawabnya karna dia yang mengajak. Aku mengecek uangku di tas gantung miniku. Habis. Tidak tersisa sepeser pun. Aku mengeluarkan banyak uang ketika membayar taksi, sang supir mengatakan bahwa pria itu, Jason, belum membayarnya, jadi aku terpaksa membayar jatahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret House
Mystery / ThrillerSnow. Anak nakal yang dikeluarkan dari asramanya. Dan sekarang ia harus tinggal bersama paman Crush. Rumahnya besar dan penuh misteri. Bahkan kutukan. Misteri apa yang ada dalam rumah paman Crush? Apa yang terjadi pada Snow, si gadis nakal itu? lan...