bagian 39

568 46 37
                                    

Hallo reader♡.♡

Ketemu lagi sama aku Brenda Bulla yang suka banyak banget kekurangan dalam penulisan cerita - ceritaku.

Hiatus cukup lama. Yap karna beberapa masalah pada anak muda yang membuatku benar2 stres dan tak ingin buat apa2 selain mencari hiburan lain (No narkoba), banyak hal yang tak bisa ku ceritakan pada kalian sobatku( dan tak perlu diceritakan karna ini masalahku) dan ketika pikiranku jernih kembali, aku harap tidak banyak yang kulupa tentang alur ceritanya dan yah, aku harus baca dari awal lagi(sebenarnya bacanya lompat2 :v)

Oke2 bren, jangan bacot, yang lain udah kesal stengah mati karna ditinggal pergi berabad-abad.

So, Happy Reading sobat♡

.

.

"Apa katamu?" Tanya Jason dengan dahi yang berkerut.

"Ah, Salah. Maksudku ritual yang kita pakai sederhana saja." Balas nona Kim. "Hanya sederhana. Tapi aku berharap kalian melakukannya dengan benar. Karna jika salah sedikit saja, maka tamatlah riyawat kita." Lanjutnya. Dahiku masih berkerut.

"Jadi apa yang harus kita buat dengan benar?" Tanyaku. Nona Kim memandangku dan Jason secara bergantian. Bersiap - siap memberitau hal yang mengejutkan.

"Mendekatlah." Aku dan Jason mencondongkan badanku untuk mendekat

Ia pun melanjutkan. "Dengar baik - baik. Kita hanya butuh garam suci dan logam atau perak. Garam sudah digunakan berabad - abad untuk banyak hal. Garam disebut - sebut sebagai perlambangan kesucian, kesetiaan, kebajikan dan esensi manusia. Di lukisan Leonardo da Vinci, Judas Iskariot menjatuhkan wadah garam, menggambarkan penghianatan. Yang lain berpendapat karena garam adalah substansi murni yang tidak bisa dilewati iblis yang dianggap tidak murni.

Di zaman dahulu, yang kutahu menurut agama nasrani dan katolik, air suci selalu dicampur dengan garam untuk mengusir setan yang merasuki manusia. Tapi sekarang itu cuma berlaku digereja - gereja tertentu saja. Maka itu, kita perlu garam suci dan air suci." Jelas nona Kim panjang lebar.

"Lalu bagaimana dengan perak? Apakah perak juga melambangkan kesucian?" Tanya Jason.

Nona Kim mengedip - ngedipkan matanya, kemudian helaan napas.

"Perak atau logam digunakan untuk membunuh mahkluk mitologi atau mahkluk - mahkluk terkutuk. Itu pun dicampuri air garam. Jadi perak hanya alat perantara saja. Intinya adalah air dan garam. Perak atau logam sebagai alat pembantunya saja. Namun bukan garam sembarangan atau pun garam biasa yang dipakai. Harus garam suci. Garam yang sudah didokan."

"Bagus! Jadi darimana kita dapatkan garam suci itu?" Sambung Jason.

"Paus atau romo." Jawab Nona Kim.

"Di Roma?" Tanyaku dengan sedikit tidak percaya.

"Tidak perlu. Aku sudah punya." Nona Kim.

"Kau punya romo? Dirumahmu?" Jason

"Garam suci." Kata Nona Kim. Mulut Jason membentuk huruf 'O' sebagai respon. "Ikut aku." Kata gadis itu kemudian dengan cepat berjalan meninggalkan ruangan. Kakiku otomatis mengikuti langkah Kim. Tidak perlu menunggu lama kami sudah berada disuatu ruangan, em, lebih tepatnya kamar. Kamar dari gadis cina itu, yah, siapa lagi pemilik kamar ini selain dia. Kim membuka lemarinya, memperlihatkan betapa berantakannya isi dari lemari itu, kemudian melempar pakian yang tidak teratur itu ke lantai sambil mengguman kata - kata yang tak kudengar.

"Ini dia!" Kata Nona Kim sambil memegang sesuatu membelakangi kita. "Ini dia,tuan dan nyonya," Nona Kim masih berkata kemudian ia berbalik, menunjukan apa yang dipegangnya. Sebuah botol berukuran mini diisi penuh dengan butiran garam yang mengkilat. Jason menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang