Hello Readres 👋
Semoga suka..Jason Pov
Aku mulai melangkah masuk dan langsung duduk tanpa diundang. Keadaannya agak berantakan. Dan sang peramal datang membawa beberapa kertas dan menuliskan dengan kuas kuno.
"Boleh aku menyentuh tanganmu?" Tanyanya. Aku mengulurkan tanganku. Ia lalu memegang tanganku, mengelus - ngelus dan mengucapkan sesuatu. Mungkin mantra atau sejenisnya. Ia lalu mencelupkan tanganku kedalam tempayang berisi air bersih dan melemparkan kertas - kertas itu kedalamnya. Kertas - kertas berisi tulisan - tulisan yang tidak ku mengerti itu. Tulisan - tulisan itu bercahaya emas ketika dilemparkan kedalam air itu, lalu sang peramal mulai mengucapkan sesuatu lagi. Tiba - tiba angin tertiup kencang hingga jubahnya yang menutup sebagian wajahnya terbuka. Aku menatap langsung mata putihnya.
"Kau mencintai orang yang bisa saja membahayakanmu," aku Tidak bisa mendeteksi apakah ia pria atau wanita.
"Suatu hari nanti, akan ada bencana besar melanda tempat yang kau tinggal. Ada kutukan. Ada pengorbanan. Kau harus bertahan hidup. Semua orang ketakutan. Kau harus tetap kuat. Pikirkan keselamatan dirimu,nak. Dan kalau kau bisa, selamatkan orang kau cinta." Lanjutnya.
"Maaf, tapi bagaiamana dengan pekerjaanku Dan kuliahku? Aku ingin melanjutkan-"
"Saya belum bisa melihatnya anak muda. Rahasia akan terbongkar! Gadis itu dalam masalah besar! Hidupmu terancam dari sekarang! Gelap. Lindungi dirimu!" Katanya lagi. Lalu dengan pelan ia melepaskan tanganku dari dalam air dan menutup jubahnya kewajahnya lagi.
"Itu saja?" Tanyaku. Aku agak kecewa.
"Ya. Kau bisa keluar." Katanya. Aku menghela napas Dan beranjak pergi. Aku benar - benar tidak ingin mendengar seperti ini. Bencana. Bencana macam apa?
Aku keluar dan mendapati Snow yang berada di luar garis antrian, sedang memandang langit menungguku. Tanpa aba - aba aku langsung melangkah menghampirinya.
"Kau sudah tunggu lama?" Tanyaku ketika menghampirinya. Dia memandangku dan menggeleng lembut.
"Karna kita sudah memainkan semua permainan, aku jadi lapar. Kau mau makan?" Tanyaku lagi.
"Ya. Tapi aku tidak mau makan jajanan." Balasnya.
"Kita makan dekat sini saja. Aku mau segelas bir!" Kataku lalu melangkah cepat melewatinya.
"Bir?" Katanya pelan. Aku tidak peduli dan tetap jalan. Snow mengikutiku dari belakang.
Snow POV
Jason memilih tempat makan yang tidak jauh dari lokasi pasar malam. Aku melihat arlojiku. Pukul 9 tepat. Kami masih menunggu makanan, namun Jason sudah meminum 2 gelas bir. Aku menyuruhnya berhenti minum, namun katanya ia tidak akan mabuk, kalaupun mabuk, itu hanya sedikit. Dan aku tidak percaya. Dia keras kepala.
Tidak lama seorang pelayan datang membawa mapan berisi makanan yang kami pesan. Ia menaruhnya di hadapan kami. Dan aku dapat melihat sorotan matanya yang menatap Jason. Tatapan menjijikan. Aku mendongkak menatapnya jengkel. Ia memandangku namun langsung menunduk, tidak berani menatapku.
"A-ada lagi?" Tanyanya. Aku mengangkat sebelah alis mataku.
"Hormati pelangganmu! Atau aku akan bayar setengah!" Kataku agak membentak namun pelan. Berusaha tidak membuat orang lain melihat kearah kami.
"Baik nona." Balasnya.
"Pergilah." Kataku membuang muka. Dia berbalik dan meninggalkan kami. Aku menghela napas.
Lalu memandang Jason. Ia menuangkan bir lagi kegelasnya. Aku langsung merebut botolnya, menghentikan gerakannya. Dia memandangku protes. Aku menghela napas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret House
Misteri / ThrillerSnow. Anak nakal yang dikeluarkan dari asramanya. Dan sekarang ia harus tinggal bersama paman Crush. Rumahnya besar dan penuh misteri. Bahkan kutukan. Misteri apa yang ada dalam rumah paman Crush? Apa yang terjadi pada Snow, si gadis nakal itu? lan...