Part empat Belas

14.7K 651 1
                                    

Dua Minggu berlalu setelah kepulangan dari Korea. Tak ada tanda - tanda prilly hamil, iya Ali selalu meyakinkan kepada keluarga untuk bersabar. Tapi Ali semakin heran dengan sikap istrinya yang memintanya aneh - aneh.

Memasak sop ayam tanpa kaldu

Menggunakan baju daster yang selalu prilly pakai

Membuatkan prilly matcha, fiuh. Sungguh itu baunya menjijikkan

Memijati prilly

"Ali, sepagi ini kamu akan berangkat ke kantor?." Tanya prilly merapikan dasi di leher Ali.

"Iya Love, aku ada urusan meeting dan perusahaan itu dari luar negeri." Ucap Ali.

"Oke sayang, jangan lupa makan siang ya, aku sangat mengkhawatirkan kondisi lambung kamu." Ucap prilly.

"Tidak mengkhawatirkan orang nya Love?." Tanya Ali menatap prilly dalam.

"Tentu aku mengkhawatirkan mu sayang.." Ucap prilly.

Cup

Ali selalu melakukan itu, mencium bibir prilly dan melumatnya. Itu bagian aktifitas pagi agar ia semangat.

"Yaudah kamu jaga diri baik - baik, kalo kangen aku Skype aja ya." Ucap Ali.

"Kamu ga lembur kan?." Tanya prilly.

"Engga Love, aku pulang cepet kok." Ucap Ali.

Prilly mengangguk. Ali berangkat menuju kantornya. Saat Ali pergi, prily melakukan aktifitas seperti wanita lain.

"Selamat pagi Pak ali."

"Pagi Pa."

"Pagi Pak."

"Wisss! Ceria amat brother." Sapa Kevin, Kevin adalah kerabat kerja Ali dan sahabat Ali sudah sejak lama mereka bersama.

"Harus lah, kan ceria juga demi pekerjaan, demi bini di rumah." Ucap Ali.

"Iya deh tau yang bahagia banget jadi nikah sama princess kecilnya." Ucap Kevin.

"Nah lu tau, Kev gue mau ke ruang meeting dulu ya, ada meeting." Ucap Ali.

"Oke bro." Ucap Kevin.

Ali memasuki ruang meeting. Seluruh mata menatap Ali.

Deg

Ali terkejut bukan main. Ia menghiraukan nya.

"Senang bekerja sama dengan Anda." Ucap wanita menjabat tangan Ali.

Saat ruang meeting sudah sepi. Hanya ada Ali dan wanita tersebut.

"Syah, profesional sebagai Patner bisnis, saya permisi." Ucap ali.

Terlambat. Wanita yang Ali panggil Syah itu sudah memeluk Ali erat, sangat erat.

"Ali, kamu tau? Aku kangen banget sama kamu, ga nyangka ya kita di pertemukan lagi? Jodoh." Ucap Syahila.

"Syah! Cukup! Lupakan semuanya, aku udah menikah!." Ucap ali.

Deg

Bagai disambar petir. Syahila menatap Ali dalam. Benar, tak ada kebohongan nya.

"Menikah? Siapa cewek yang membuat kamu terpikat?." Tanya syahila.

"Yang pasti istriku tidak seperti Lo." Ucap Ali.

"Li! Asal kamu tau, aku menyesal." Ucap syahila.

"Menyesal? Sekali jalang tetap jalang bukan?." Tanya ali.

Calon Mertuaku suamiku 2 [DALAM TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang