Part Empat

13.2K 752 5
                                    

Makan malam yang biasa, tapi di sebut tidak biasa. Mungkin lebih dari istimewa.

"Loh kok bisa samaan gitu? Prilly nya pake dress biru, Ali juga." Ucap bunda Eci, ibunda Ali.

"Kebetulan Tan." Ucap prilly.

"Eits, bunda. Kamu harus membiasakan panggil tante bunda." Ucap bunda Eci.

"Eh iya Tan-- ehh bunda." Ucap prilly.

Ali menggaruk tengkuknya. Ia merasa ibunda nya tak perlu seprotective itu.

"Maafin bunda ya." Ucap Ali berdiri di samping prilly.

"Ya ga apa - apa kok, yuk kesana nanti mereka nunggu nya kelamaan." Ucap prilly yang menjawab anggukan dari Ali.

Mereka menikmati makan malam. Sungguh, ini makan malam sangat indah. Prilly dan Ali merasa sudah benar - benar menjadi suami istri, Ali juga Heran sikap prilly berbeda.

"Ali, prilly, besok kalian ga bisa ketemuan." Ucap bunda Ully.

"Hah??." Teriak mereka bebarengan.

"Eits, engga ada protes memprotes, kalian itu harus di pinggit." Ucap bunda Eci.

"Harus bun?." Tanya Ali.

"Iya Lah, nanti juga kalo udah sah kalian kan ketemua tiap saat." Ucap bunda Eci.

Keluarga mereka memilih pulang terlebih dahulu saat usai makan malam. Sedangkan prilly dan Ali di beri waktu untuk jalan - jalan karena mereka akan di pinggit.

"Mau jalan Kemana pril?." Tanya ali.

"Terserah Lo deh." Ucap prilly.

"Yaudah." Ucap Ali.

Akhirnya mereka tiba di suatu Cafe. Mungkin cocok untuk nongkrong dan Cafe ini prilly sangat mengenal nya.

"Eh? Kok Lo bisa tau Cafe favorit gue?." Tanya prilly saat mereka memasuki Cafe.

"Oh ini Cafe favorit kamu? Kebetulan mungkin, dari kecil aku suka kesini sama sahabat kecil ku." Ucap Ali menatap prilly.

"Oh iya? Kok ga pernah ketemu ya? Gue juga sering kesini waktu kecil sama kak ai - kak ai itu, btw Lo manggil gue apa? Kamu? Dih so sweet banget sih." Ucap prilly lalu duduk di suatu tempat yang membuat mereka nyaman.

"Mau ketemu gimana? Orang setiap saat kak ai selalu nemenin kamu, kak ai itu aku, kamu suka banget nyuruh aku cobain matcha, minuman favorit kamu, aku kak ai kamu."

"Mau pesen apa?." Tanya Ali.

"Matcha satu deh sama waffle nya juga matcha." Ucap prilly.

Ali memanggil pelayan.

"Mba matcha ice sama waffle matcha nya 1 ya terus fravecapucinno sama waffleCoklat nya 1." Ucap ali.

"Tidak ada lagi?."

"Tidak." Ucap ali.

Prilly menatap Ali dalam. Ia semakin penasaran dengan lelaki di hadapan nya.

"Lo pesen fravecapucinno? Sama gellato coklat?." Tanya prilly.

"Iya? Kenapa?." Tanya Ali.

"Dih, emang enak." Ucap prilly.

"Lah? Lo pesen matcha semua emang enak?." Tanya ali.

"Enak lah, dari dulu gue pesen matcha dan kak ai pesen--" ucap prilly terpotong karena pesan mereka tiba.

"Pangeran kecil Lo pesen apa?." Tanya Ali.

"Frave ice capuccino dan chocollate gellato waffle." Ucap prilly.

Deg

Prilly semakin bingung dengan ali. Sikap nya hampir mirip kak ai, ralat. Seluruh yang ada padanya mirip kak ai. Tapi tidak dengan tubuh nya, hanya karakternya.

"Kenapa ga di makan pesanan nya?." Tanya Ali.

"Lo ngingetin gue sama pangeran kecil gue." Ucap prilly.

"Oh iya? Emang pangeran kecil Lo pesen apa kalo kesini?." Tanya Ali.

"Frave capuccino dan gellato wafle." Ucap prilly.

"Coklat nya ketinggalan, kalo ga pake coklat ga enak." Ucap ali.

Deg

Lagi - lagi pria di hadapan nya sangat suka membuat prilly terkejut.

"Hah? Kok Lo bisa tau?." Tanya prilly menatap Ali tajam.

"Karena gue pernah coba tanpa coklat, sumpah itu yang namanya pahit ga enak deh." Ucap Ali berusaha santai.

"Oh." Ucap prilly.

Ali terus menatap prilly. Cara minum dan makan nya masih sama, waffle nya di celupkan ke dalam ice matcha nya.

"Kenapa lo? Mau coba? Buka mulut lo ah." Ucap prilly hampir menyuapkan wafle yang sudah berlumuran matcha ke mulut Ali.

"No! Gue anti matcha." Ucap Ali.

"Oh.." Ucap prilly.

Ali terlarut dalam lamunannya. Ingatan nya menuju flashBack saat mereka kecil.

"Piyi harus coba waffle chocollate gellato ya?"

"Ihh, engga ah! Pasti itu engga enak kan kak?"

"Enak kok, buka dong mulut nya."

"Engga mau ga enak."

"Piyi.."

"Kak ai coba dulu."

"Iya nih, amm.."

"Iuh, engga enak kan?."

"Enak kok, mau?"

"Stop kak ai, jangan deketin makanan itu deket ke aku."

"Pesawat datang piyi, a..aa"

"Ka aiiiii.."

"Heh Lo!." Ucap prilly memecahkan lamunan ali.

"Iya piy?." Tanya ali.

"Li? Lo barusan bilang apa? Piy?." Tanya prilly sangat terkejut.

"Bilang prilly." Ucap ali.

"Ali? Lo bohongin gue kan?." Tanya prilly.

"Bohong apa coba?." Tanya ali.

"Lo siapa gue sih?." Tanya prilly.

"Calon suami lo, yang bakal Lo liat wajahnya tiap pagi, yang bakal nemenin Lo sampe tua nanti." Ucap ali.

"Bukan itu! Tadi Lo manggil gue piy? Lo tau apa tentang piy?." Tanya prilly.

Deg

"Apa? Gue tadi manggil Lo prilly? Lo salah Denger kali, makanya kuping tuh di bersihin." Ucap ali.

"Ihh! Rese lo." Ucap prilly menjewer ali.

"Aduh.. Duhh sakit prily, aduh.." Ucap ali.

"Bodo! Lo ngeselin abis." Ucap prily.

"Yaudah maaf." Ucap ali.

"Gue mau balik." Ucap prilly.

"Ya tapikan itu belum abis." Ucap ali.

"Bodo, kalo engga gue balik sendiri nih." Ucap prilly.

"Iya, tunggu gue bayar dulu." Ucap ali.
















Otak bingung banget, maaf ga bikin baper wkwk eh? Biasa ya vote and Coment nya, makasih buat yang vote and coment. Biar cepet next nya vote and Coment nya di greget in dong

Luvv

Calon Mertuaku suamiku 2 [DALAM TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang