Sebulan berlalu. Kandungan prilly makin membesar, kandungan prilly sudah menjalani kehamilan 3 bulan. Ali semakin was - was dengan prilly dan juga jabang bayinya. Ia selalu pulang awal di banding bulan - bulan lalu.
"Sayangg, kalo kamu ga makan nanti Baby kita ga akan dapet nutrisi." Ucap Ali menasihati istrinya itu yang susah makan.
"Alii, kamu ga Denger ya? Aku bakal mau makan kalo kamu mau bawa aku ke Dufan." Ucap prilly.
"Engga." Ucap Ali.
"Alii.." Ucap prilly memohon.
"Sekali engga tetep engga Sayangg." Ucap Ali lagi.
"Aliii.." Ucap prilly memohon kembali.
"Tidak Sayangg." Ucap Ali.
"Aliii.." Ucap prilly.
"Engga ada kata bantah membantah! Sekarang makan." Ucap Ali mengeluarkan suara yang sangat dingin, membuat prilly takut.
Ali terus menyuapi prilly. Terpaksa prilly memakan bubur yang di suapi oleh suaminya.
"Sayangg, kamu marah?." Tanya Ali.
Prilly tak menjawab ucapan Ali. Malah membuang muka.
"Sweet."
"Love."
"Prilly Sayangg."
Argh
Prilly marah?
"Baiklah, Love kita akan mengunjungi Dufan." Ucap ali.
Prilly menatap Ali. Senyumnya merekah matanya berbinar - binar mendengar ucapan Ali.
"Ka--kamu beneran li?." Tanya prilly.
"Serius sweet, tapi inget jangan terlalu motah disana nya. Aku ga mau baby sama istri aku kenapa - kenapa." Ucap Ali menasihati prilly.
"Baik, aku mencintaimu." Ucap prilly mengecup pipi kiri Ali.
"Aku juga, apakah yang ini tidak akan mendapatkan ciuman dari mu?." Tanya Ali menunjuk bibirnya.
"Tidak." Ucap prilly.
"Baiklah." Ucap ali.
Cup
"Aku ingin mandi dulu." Ucap prilly usai mengecup bibir Ali.
"Jangan keramas Love." Ucap ali.
"Iya sayang." Teriak prilly dari dalam kamar mandi.
Ali sambil menunggu prilly ia memilih untuk memainkan handphone nya.
Missed call private number
Ali mengkerutkan kening nya. Sungguh siapa yang menelpon nya tapi private number?
"Ali.. Ayo berangkat." Ucap prilly menghampiri ali.
"Wah, istri aku udah cantik nih, emang kita mau kemana?." Tanya Ali.
"Alii.." Ucap prily kesal.
"Baiklah Love aku akan memakai jaket ku dahulu." Ucap Ali.
"Baiklah, aku tunggu Di mobil." Ucap prily.
"Iya, silakan sweet." Ucap ali.
Prily langsung menuju mobil dan Ali memilih untuk memakai jaket.
Drtt..drtt
Ali meraih handphone nya. Ia terkejut saat sebuah pesan masuk ke handphone nya.
No number
Aku merindukan mu, aku masih mencintaimu, sampai Saat ini, kembalilahAli terkejut. Iya, bukan main. Rasa penasaran semakin meledak - ledak tak tertahankan.
"Ini siapa sih? Penasaran gue." Ucap ali.
"Aliiiiii.." Teriak prilly.
"Baik, sweett." Ucap ali.
Ali langsung masuk ke mobil. Ia melihat prilly cemberut.
"Sweet." Ucap Ali.
"Cepet ga usah ngomong." Ucap prily kesal.
"Maafkan aku, kalo kau tak akan memaafkan aku kita tak akan berangkat." Ucap Ali dengan santainya.
"Argh? Baiklah, baiklah." Ucap prilly.
Cup
Ali mengecup kening, pipi dan bibir prilly.
"Aku mencintaimu." Ucap ali.
"Kalo ada kata lebih dari cinta, maka aku akan menjawabnya aku lebih lebih mencintaimu." Ucap prilly.
Ali dan prilly langsung menuju Dufan menggunakan mobil yang Ali kemudikan.
"Ingat Love, jangan terlalu cape nanti." Ucap Ali.
"Iya, tenang aku akan baik - baik aja." Ucap prilly.
"Aku tak mengijinkan mu menaiki, kora - kora, Niagara, halilintar dan permainan bahaya lain nya." Ucap Ali santai.
"A--apa?." Tanya prilly tak percaya.
"Aku tak mengijinkan mu menaiki permainan bahaya walau di dampingi ku," ucap Ali.
"Tap--tapi li." Ucap prilly tak percaya.
"Sweet, di tubuh mu itu ada anak kita, anak pertama kita, sweet." Ucap ali.
"Baiklah." Ucap prilly kesal.
"Love, aku tak mau kamu kenapa - kenapa." Ucap Ali.
"Tapi ga perlu se-khawatir itu." Ucap prilly kesal.
"Love."
"Sweet."
"Sayang ya Ali."
Argh. Dia kembali marah.
HOLA, bingung mau next
Cerita ini gimana? Ya Allah laknat banget gue jadi penulis -_ next? Vote and Coment aja ya, maaf banget next nya super lama.Luvv
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Mertuaku suamiku 2 [DALAM TAHAP REVISI]
Fanfiction"Yang benar saja? Menikah dengan papah kekasih ku? Ini gila! Ya, tapi kedua orang tua ku Lah yang menjodohkan dengan nya." - Prilly aretta latuconsina "Tak percaya, aku bisa menikah dengan dia. Iya dia, sahabat kecilku. Tapi sepertinya dia memang me...