Part Dua Enam

9.1K 485 8
                                    

"Love, baiklah aku mengijinkan mu." Ucap Ali.

Prilly tesenyum berbinar. Setelah puas marah pada Ali sang suami. Akhirnya Ali luluh juga.

"Yang benar?." Tanya prilly.

"Iya. Tapi inget, jangan terlalu motah." Ucap Ali.

"Siap." Ucap prilly.

Ali dan prilly telah sampai di Dufan beberapa menit yang lalu. Prilly dengan tergesa berjalan mendahului ali.

"Love."

"Argh sweet."

Ali terus mengejar prily hingga ia mendapati tangan prilly.

"Lo--Love, sudah aku bilang jangan berlari seperti itu." Ucap Ali menatap prily kesal.

"Alii, aku engga sabar ingin mencoba seluruh permainan." Ucap prilly.

"Tidak." Ucap Ali.

"Hah? Te--terus untuk apa kita kesini kalau kita tidak akan mencoba seluruh wahana yang ada disini?." Tanya prilly kesal.

"Aku belum selesai berbicara Love," ucap Ali.

"Apa? Kau pasti akan melarang ku, Ali aku ga mau seperti ini." Ucap prily.

"Dengarkan aku dulu!." Ucap Ali mulai kesal.

Prilly tak bergeming. Ia menundukan kepalanya. Ali menangkup wajah prilly.

"Love, apakah kau tidak tahu? Aku mencintaimu? Apakah kau tak mengerti? Aku takut kehilangan mu juga bayi kita, jadi aku mohon kamu mendengarkan semua omongan ku, aku seperti ini karena aku mencintai kalian, kau dan bayi kita." Ucap Ali.

Prilly tak bergeming. Di kecupnya punggung tangan prilly oleh Ali sehingga membuat sang empunya menebarkan senyum malu dan rona pink di kedua pipinya.

"Yasudah, ayo." Ucap Ali menggandeng prilly.

"Love? Kau ingin pulang ke rumah?." Tanya Ali merasa aneh karena prilly sedari tadi hanya diam saja.

"Maafkan aku." Ucap prilly langsung memeluk ali.

Banyak sekali orang yang sedang melewati berlalu - lalang melihat pemandangan yang belum pernah terjadi.

"Sutt, aku sudah memaafkan mu." Ucap Ali mengelus kepala prilly.

"Ma--maafkan aku, kak ai." Ucap prilly menangis sesenduan.

"Shutt, baiklah. Aku hanya mengkhawatirkan mu Love." Ucap Ali mengelus kepala prilly.

Prilly langsung menggandeng lengan Ali dengan mesra. Ali merasa paham dengan kemauan istrinya.

"Sekarang mau Kemana love?." Tanya Ali.

"Aku pingin naik kora - kora dulu, ga apa - apakan?." Tanya prilly.

"Iya, baiklah." Ucap Ali.

Prilly mengantri tiket untuk menaiki kora - kora. Saat sudah membeli tiket pandangan prilly jatuh kepada sosok pria yang sangat ia kenal. Bukan Ali.

"Di--digo?." Tanya prilly tak percaya.

Prilly mengucek - ngucek matanya. Benar, itu digo.

"Woi! Cepet Dong."

"Maju dong Mba."

"Cepet ambil Lah tiketnya."

"Weii! Cepet."

Ali langsung menghampiri istrinya yang tak bergeming itu dan membawa tiketnya.

"Sweet, kenapa? Kenapa kamu bisa sampe di teriakin orang - orang yang mau naik kora - kora?." Tanya ali.

Prilly tak menjawab ucapan Ali. Ali semakin heran dengan istrinya itu.

"Sayanggg, ada apa sebenarnya?." Tanya Ali penasaran.

"Pril." Ucap Ali lagi.

"Sayangg, kamu mau apa?." Tanya ali.

Tanpa prilly duga. Air matanya turun begitu saja, Ali langsung terkejut bukan main. Tangan nya menangkup wajah istrinya itu.

"Sayanggg, kenapa sih? Ada yang sakit? Dede nya nendang - nendang?." Tanya Ali khawatir.

Prilly tak menjawab ucapan ali. Ali semakin heran dan kesal dengan istrinya itu.

"Pril! Jawab!!." Ucap Ali kesal.

"Aku mau pulang." Ucap prilly.

"Pu--pulang? Tapi ini tiket kora - koranya?." Tanya Ali.

"Aku mau pulang!." Ucap prilly.

"Huft, baiklah, ayo pulang." Ucap Ali menggandeng prilly.











Haiii, maaf kalo ceritanya makin kesini makin ngebosenin maaf kalo CHAPTER ini jelek banget maaf kalo CHAPTER ini ga ngefeel, ga suka sama cerita saya? Hapus aja dari library gampang bukan? Buat yang minta next cepet maaf banget kadang suka ga terpenuhi maaf ini otak bukan tahu bulat yang next nya cepet apa thor? Ada yang punya saran? Boleh kok boleh. Buat yang ga suka hapus aja cerita ini yaa.

Calon Mertuaku suamiku 2 [DALAM TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang