Satu minggu sudah Merlin menjalani misi yang di rancang Renna. Secara tidak langsung Merlin menikmati segala bentuk perhatian kecil yang diberikan Tio, walau hanya sekedar menanyakan kabar, sudah makan atau belum dan lain lain, hingga suatu hari...
Ponsel ditangan Merlin berdering.
" Hallo Merlin ". sapa suara dari seberang sana
" ya, ada apa Tio ? ". Balas Merlin
" Gue pengen ketemu lo bisa kan? " Timpal Tio memohon.
" Hmmm...ketemuan ya? Bisa aja sih, tapi di mana ? " Balas Merlin ragu.
Jujur Merlin ingin mengakhiri semua nya, dia tidak mau terlibat terlalu jauh dalam permainan ini, takut akan menyakiti dirinya sendiri atau nantinya akan merusak persahabatan nya.
Tio terus saja bicara, tapi sungguh Merlin tidak menyimak apa yang di katakan Tio.
" Oke Merlin, besok gue jemput jam 19.00 ya, " Tiba tiba ucapan Tio mengejutkan Merlin.
" Eh...mm nggak usah dijemput deh, kita ketemuan disana aja, emang mau ketemuan dimana sih ? " Balas Merlin gugup.
" Gue mau ngajak lo ke Cafe Daun, disana tempatnya enjoy banget deh pokoknya, lo pasti suka " jelas Tio sedikit promosi.
" Udahan dulu ya Mer, gue mau nganter nyokap ke dokter " sambung Tio menyudahi percakapan
" Oke, bye..." Balas Merlin.
Merlin bergegas menuju rumah Renna, ia ingin mengeluarkan semua perasaannya. Merlin ingin mundur dari permainan ini dan mudah mudahan saja Renna mau mengerti.
' ting..tong...'
Merlin menekan bel rumah Renna. Tak berapa lama pintu rumah pun terbuka, Renna sendiri yang membukakan pintu.
" Hei Merlin tumben main kesini ? " sapa Renna dengan semangat.
" Ren, gue mau ngomongin hal penting " Merlin mulai buka mulut.
" Masuk dulu yuk, ngomongnya dikamar gue aja, disini nggak enak, ntar ada si Renni dia kan suka kepo " balas Renna setengah berbisik sambil menggandeng tangan Merlin.
Sebelum masuk ke kamar, Renna berbelok kearah dapur.
" Mer lo duluan ke kamar ya, gue mau ambil minum dulu " pinta Renna pada Merlin.
Merlin pun terus berjalan menuju kamar Renna dan duduk dekat jendela, matanya memandang keluar jendela. Pandangan yang kosong.
Renna segera menyusul masuk kamar lalu duduk di samping Merlin. Merlin yang asyik dengan pikirannya tidak mengetahui akan kehadiran Renna, sampai Renna menyentuh bahu Merlin.
" Eh Ren, kaget gue, lo udah lama masuk kamarnya? Kok gue gak tau? " Merlin bertanya kebingungan.
" Udah dari tadi kali Mer, makannya jangan ngelamun terus " jawab Renna menatap mata Merlin
" Ada apa sih Mer? Katanya Ada hal penting yang mau lo omongin, ngomong aja gue siap jadi pendengar setia lo " ujar Renna sambil membukakan toples kue.
" Ren sebelum nya gue minta maaf, tapi gue udah nggak sanggup, gue mau mundur aja dari misi lo itu " Merlin berbicara pelan dan tertunduk.
" W H A T ?!! " Renna setengah berteriak.
" Nggak mungkin Mer, lo nggak boleh mundur, misi kita belom berhasil, dan cowo itu belum kena batunya " lanjut Renna berapi api.
" Tapi gue bingung Ren, Tio minta ketemuan sama Gue, gue harus gimana? " Merlin menjelaskan.
" Jadi dia pengen ketemuan sama lo Mer ? " Renna balik bertanya dan di jawab Merlin dengan anggukan.
" Bagus dong kalo gitu " wajah Renna terlihat bergembira
" Kok bagus sih ? " Merlin bingung mendengar jawaban Renna.
" Itu pertanda cowo itu sudah masuk perangkap kita, dan misi kita tinggal selangkah lagi " jawab Renna sambil tersenyum
" Aduh Ren, jujur gue makin nggak ngerti, sumpah gue bingung, lo malah senyam senyum sok imut gitu " Merlin mulai emosi.
" Sabar dong Mer, maksud gue tinggal selangkah itu ...."
" Udah lah pokoknya gue nggak mau terlibat lagi titik, gue capek ! " Merlin memotong pembicaraan Renna.
" Mer, dengerin gue dulu dong, si cowo itu ngajak ketemuan udah pasti mau nembak lo, gue udah tau gelagat cowo playboy macam dia " ucap Renna menjelaskan.
" Itu dia yang gue takutin Ren, kalau ntar dia bener bener suka sama Gue gimana ? " balas Merlin.
" Ya itu lebih bagus lah, jadi pas dia lo putusin dia bener bener sakit hati, merana, frustasi atau apalah itu " Jawab Renna begitu lepas.
" Tapi gue gak tega Ren " ucap Merlin seolah berbisik.
" W H A T !!??? Nggak usah lebay deh Mer " jawab Renna seperti sedang meledek.
" Kalo ternyata ntar gue juga suka sama dia gimana ? " Merlin bertanya dengan keraguan.
" Oh...No, itu gak boleh terjadi Merlin , lo harus putusin dia setelah satu minggu jadian. Jangan sampai lo malah beneran suka sama dia, emangnya lo mau sakit hati kayak Renni, dia itu Playboy Merlin " Renna mengguncang badan Merlin.
" Au ah...Kepala gue jadi pusing " balas Merlin seraya meraih gelas dan meneguk beberapa kali.
Merlin menarik nafas panjang, terlihat kegalauan dari wajahnya.
" Besok Tio ngajak ketemuan di Cafe Daun jam 19.00, lo mau ikut gak ? " Tawar Merlin pada Renna.
" Gila aja kali kalau gue ikut, ketahuan dong kalau gue kembarannya Renni " Renna menjawab dengan mata membesar.
" Kalau gue gak mau datang ? " ucap Merlin sambil menatap Renna.
" Jangan...Aduh jangan sampai lo nggak datang, please Mer bantu gue, seminggu lagi deh " Renna memohon.
" Darimana lo bisa yakinkan kalau besok dia bakal nembak gue ? " Tanya Merlin ingin tau.
" Udah kebaca kali Mer, namanya juga Playboy mudah bilang cinta, semudah dia nyakitin perasaan cewe " ulas Renna penuh dendam.
· · ·
Haiii guys, kali ini part panjang ya. 807 kata kayanya cukup buat malam ini... Gue relaiin loh nulis malam malam, mata merah, di omelin mak bapak pula. Hahaha Tsades,,,
Jangan lupa Vote and Comment yaByee...Good night, luv you ({}) :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Teen FictionMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...