Permintaan Renna semalam masih terngiang di telinga Merlin, hingga sedikit mengganggu pikirannya.
Karena permintaan Renna itu sangat tidak masuk akal, bagaimana mungkin Merlin harus membalaskan sakit hati Renni dengan menjadikan Tio pacar pura-puranya, lalu memutuskan cowo itu sesuai skenario yang telah dirancang oleh Renna, hanya karena dia mau cowo itu merasakan sakit hati seperti apa yang dialami Renni.
Merlin tidak mengenal Tio, hanya tau sosok Tio berdasarkan cerita Renna.
Saat Merlin masih bimbang dan berkecamuk dengan pikirannya sendiri, Renna menghampiri dan duduk disamping Merlin.
"Mer ini no hp Tio, gue yakin cuma lo yang bisa bantu gue." Renna memberikan secarik kertas pada Merlin dengan wajah berharap.
Merlin menerima kertas dari tangan Renna dengan pandangan ragu sambil bertanya, "Lo yakin gue harus ngelakuin ini? Apa nggak ada cara lain buat nolongin kembaran lo?"
"Udah lah Mer, gue yakin nggak ada cara lain buat kasih pelajaran cowo playboy macam Tio." Renna meyakinkan Merlin penuh semangat.
Susan yang sedari tadi ada diantara mereka berdua bingung dan tak mengerti arah pembicaraan kedua sahabatnya. "Aduh kalian berdua ini lagi ngomongin apa sih? Siapa? Kok gue nggak ngerti." Susan bertanya ingin tau, matanya menatap pada Merlin dan Renna bergantian berharap dapat penjelasan.
"Ceritanya panjang kali lebar kali tinggi nek, ntar aja deh gue jelasin kalau misi ini udah berjalan," Renna segera memotong sebelum Merlin menjelaskan pada Susan, karena Renna kuatir nantinya Susan menggoyahkan pendirian Merlin, sementara yang dipanggil nenek hanya cemberut karena merasa dua sahabatnya menyembunyikan sesuatu darinya.
Pandangan Susan beralih pada Merlin, mungkin saja Merlin mau buka mulut, tapi Merlin mengangkat bahu dan matanya melirik pada Renna, namun Renna segera mengalihkan pembicaraan.
"Eh kalian nggak pada dengar? Barusan bel masuk berbunyi, lebih baik kita masuk deh, sekarang kan pelajaran bu killer." Renna pun langsung menarik tangan kedua sahabatnya supaya masuk kelas, agar terbebas dari pertanyaan Susan yang tak mungkin untuk dia jawab saat ini.
Tak berapa lama bu killer pun sudah berada di depan kelas dan telah siap memberikan materi pelajaran.
Bu killer adalah panggilan untuk guru matematika SMU Harapan Bangsa, nama aslinya sih bu Martinah tapi karena terkenal galak dan pemarah seluruh siswa SMU Harapan Bangsa memanggil beliau bu killer.
Dan ternyata nama itu turun temurun hingga sekarang, sulit dilacak siapa yang pertama kali memanggil bu Martinah dengan sebutan bu killer.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Teen FictionMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...