Darah Mu Adalah Hidup Ku

1.4K 71 0
                                    

Pagi yanga cerah, Revan, mama serta papanya sedang menikmati sarapan mereka.

"Bagaimana, Kamu jadi mau mendonorkan darah mu?" Tanya papa sambil menyuap makanannya.

"Jadi dong pa," jawab Revan yakin.

"Papa bangga pada mu nak, semoga kamu mau jadi pendonor pada siapa saja yang membutuhkan darah mu, bukan hanya pada kekasih hati mu," goda papa.

Mama yang tidak tau permasalahannya jadi bingung, dan memandang pada dokter Wisnu dan Revan bergantian.

"Donor darah... siapa yang mau mendonorkan darah pa?" Tanya mama nya ingin tahu.

"Anak mu ini yang mau mendonorkan darahnya untuk gadis pujaannya," jawab papa sambil melirik pada Revan.

"Oya,,? Jadi yang sedang dirawat itu teman spesial kamu?" Tanya mama pada Revan.

Revan hanya mengangguk karena malu, digoda oleh kedua orang tuanya.

"Kok kamu nggak kenalin ke mama sih Van?" Tanya mamanya tersenyum.

"Iya ma, nanti kalau Merlin sudah sembuh aku pasti kenalin sama mama." Jawab Revan meyakinkan mamanya.

Setelah selesai makan, Mama Revan berangkat kerja, Revan dan papanya pun berangkat ke rumah sakit.

Sesampai dirumah sakit ia langsung ke ruangan Merlin, sekedar ingin melihat kondisi gadis itu.

"Selamat pagi tante," sapa Revan pada Tante Luna.

"Lho Revan sudah datang," tante Luna menerima uluran tangan Revan dan membiarkan cowo itu mencium punggung tangannya.

"Bagaimana keadaan Merlin tante?" Tanyanya kemudian.

"Sudah lebih baik Van, tapi masih harus makan bubur, dan banyak istirahat." Jawab Tanten Luna pada Revan.

"Oya....tante udah sarapan belum? Kalo belum, sebaiknya tante sarapan dulu, ntar tante ikutan sakit," saran Revan pada tante Luna.

"Iya Van, tante mau sarapan dulu, sekalian tante mau titip Merlin lagi ya Van, karena tante harus ke sekolahnya Aldo, ada rapat orang tua murid, nanti setelah dari sekolah Aldo tante langsung ke sini" jelas tante Luna.

"Iya tante, aku akan jaga Merlin sampai tante datang, tante tenang aja nggak usah kawatir," jawab Revan meyakinkan tante Luna.

Tante Luna pun pamit pada putrinya dan keluar ruangan terburu buru.

Tepat pukul 09.00 Revan dipanggil perawat.

"Mas Revan bisa ke bank darah sekarang, agar bisa diperiksa sebelum pendonoran, tapi sebelumnya tolong isi data diri dan riwayat kesehatannya," ujar perawat tersebut.

"Baik sus, saya segera kesana." Sahut Revan.

Cowo itu melangkah ke arah tempat tidur Merlin, "Sayang.....aku mau donor dulu ya, Kamu aku tinggal sendirian nggak apa apa kan? Begitu selai aku langsung kembali kok," Revan pamit pada Merlin.

"Makasih ya Van, Kamu udah mau mendonorkan darah kamu untuk aku." Ucap Merlin hampir tak terdengar.

"Sayang, apapun yang bisa aku beri buat kamu pasti aku beri, demi kesembuhan kamu," jawab Revan sambil mengusap pipi gadis itu.

Tanpa berlama lama lagi cowo itu segera melangkah keluar dan meninggalkan Merlin sendirian di ruangannya.

Merlin ingin memejamkan matanya agar ia tak merasa kesepian karena hanya seorang diri diruangan yang cukup luas itu.
Namun sekeras apa pun ia berusaha memejamkan matanya, kantuk tak jua menyerang, justru pikirannya melayang kemana mana.
Salah satunya pada Revan, sosok yang teramat istimewa baginya.
Begitu rela ia menungguinya di rumah sakit, tidur hanya di kursi... dan kini dengan ikhlas cowo itu akan memberi darahnya pada ku demi kesembuhan ku. aku bertekad akan melupakan semua Misi dan janji ku pada Renna ungkapnya dalam hati.

[END] Let me love himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang