Merlin bersyukur Renna sudah tidak marah lagi padanya dan Susan, paling tidak cukup membuatnya sedikit tenang.
Sekarang tinggal memikirkan bagaimana caranya memberitahukan tentang Revan yang sebenarnya pada Renna.
Lalu bagaimana juga kalau Renna tetap pada pendiriannya, bahwa ia harus putus dengan Revan guna membalas sakit hati kembarannya. Ternyata masih ada satu ganjalan nih, pikirnya dalam hati.
Kalau benar itu sampai terjadi...Renna memintanya untuk memutuskan Revan, apa ia akan sanggup melakukannya?
Melepaskan cowo yang teramat ia cintai, karena hanya dia yang mampu menggetarkan hati Merlin, yang selalu memperlakukan Merlin begitu istimewa dan membuat hidupnya terasa lebih berarti.Revan Juga selalu perhatian dan penuh kasih sayang padanya, berat rasanya jika dia harus melepaskan Revan apalagi jika alasannya hanya karena kebencian Renna.
"Mer kok bengong sih ?" Pertanyaan Susan mengagetkannya.
Merlin melirik Susan dan berusaha tersenyum, tapi sahabatnya tau kalau itu senyum yang dipaksakan."Gue masih mikir San, gimana caranya kasih tau Renna tentang Revan?" Tanya Merlin.
"Ya terus terang aja lah Mer, bilang kalo lo tuh sebenarnya udah duluan suka sama Revan sejak pertama kali ketemu Revan di rumah Mia, Revan Juga begitu. Dan itu sebelum Renna merancang misinya. Gitu aja kok repot amat sih," Papar Susan panjang lebar.
"Teorinya sih gampang San, prakteknya ini yang repot," Timpal Merlin.
"Sebenarnya sih nggak repot repot amat Mer, lo nya aja yang terlalu mikirin perasaan Renna," ucap Susan.
"Gimana nggak repot San, kan lo tau sendiri gimana Renna, ntar kalo dia ngambek lagi ?" Merlin masih ragu.
"Nah itu dia maksud gue tadi, lo selalu mikirin takut Renna ngambek....emang Renna nya juga mikirin perasaan lo?" Balas Susan.
Merlin diam sambil mencerna tiap kata demi kata yang diucapkan Susan."Mer, kalo emang Renna sahabat yang baik, dia nggak akan tetap maksain lo buat putus sama Revan setelah dia tau hal yang sebenarnya." Sambung Susan.
"Tapi San, dia ngelakuin itu semata mata karena dia ingin membalas sakit hati Renni," ucap Merlin.
"Gue paham Mer, Renna emang ingin bikin sakit hati orang yang udah menyakiti Renni, tapi bukan berarti sekaligus nyakitin lo," bantah Susan.
"Ini salah gue juga sih udah nyanggupin permintaan dia waktu itu," jawab Merlin pasrah.
"Mer, lo emang udah janji buat bantu Renna, tapi itu kan kalo posisinya lo nggak ada perasaan apa apa sama cowo itu, karena begitu lo putusin tuh cowo, yang bakal sakit hati cuma cowo itu. Nah sekarang masalahnya lain Mer, yang bakal sakit hati bukan hanya Revan tapi lo juga Mer, apa lo siap??" Susan menerangkan.
"Entah lah San, kepala gue mendadak pusing," Merlin menjawab dengan lesu.
"Kalo gitu lo istirahat deh, gue mau balik," sahut Susan.
"Kok lo balik sih?" Tanya Merlin heran.
"Sorry gue lupa kalo gue udah janji mau nganter nyokap belanja, takut ditungguin... ntar ngoceh lagi kalo udah kelamaan nunggu," jelas Susan
"Ya udah deh kalo gitu, padahal gue sebenarnya masih pengen ditemanin," sahut Merlin keberatan.
"Besok kan gue bisa main kesini lagi," tambah Susan.
"Bye Merlin....""Hati hati ya San, tapi sorry gue nggak bisa nganter lo kebawah," lanjut Merlin.
"Is oke Mer,..." Susan pun keluar kamar Merlin dan menutup kembali pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Teen FictionMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...