Setahun sudah aku di Melbourne, dan aku mulai merasa betah, jika tak ada halangan aku ingin melanjutkan kuliah di sini, tapi mama meminta aku untuk pulang terlebih dahulu.
Kakak ku Alvin telah menyelesaikan S1 dan menurut cerita mama, kak Alvin akan melanjutkan S2 nya di Jerman, kebetulan kak Alvin dapat bea siswa dari kantor papa.
Untuk itulah mama minta aku untuk pulang terlebih dahulu, selain untuk menghadiri wisuda kak Alvin, kami sekeluarga juga akan pindah ke rumah baru yang dihadiahkan kantor papa karena dedikasi papa selama ini pada perusahaan tempat papa bekerja.
Pesawat yang membawa aku kembali ke Jakarta baru saja landing, dan kini aku tengah berada di mobil dalam perjalanan pulang kerumah.
"Emang kak Alvin wisudanya kapan ma?" Tanya ku pada mama.
"Hari sabtu, ya dua hari lagi." Jawab mama.
Satu tahun aku meninggalkan Jakarta, perubahan cukup terasa di ibu kota negara ku ini.
Mobil yang dikemudikan pak Parman melambat, oh...ternyata macet masih menjadi dilema di negara tercinta ku."Kamu gimana ceritanya disana nak?" Tanya mama ingin tau.
"Wah seru banget ma.... Aku kerja part time ma disana buat nambah nambah uang saku, karena ngga banyak yang terpakai uangnya aku tabung." Jawabku menjelaskan.
Tak terasa mobil berhenti didepan gerbang rumah kami, karena tak sabar aku langsung turun dan berlari masuk kedalam rumah mencari kak Alvin dan adik ku Aldo.
Aku langsung menghambur ke pelukan kakakku tersayang.
"Aku kangen banget sama kakak, selamat ya kak, kakak hebat menyelesaikan kuliah dalam waktu kurang dari 4 tahun dengan IPK 4,30 keren banget lho kak." Ucap ku kagum."Ah kamu bisa aja, kakak dengar juga kamu salah satu pelajar Indonesia yang lulus dengan nilai terbaik... Kakak bangga banget sama kamu dek." Sahut kak Alvin ikut memujiku.
Setelah selesai berkangen kangenan, aku merasa lelah dan istirahat dikamar.
Aku membuka buka lemari meja belajarku, dan melihat lihat barang barangku masih tertata rapi di tempatnya, tak sengaja aku menjatuhkan sebuah novel. Novel yang mengingatkan aku pada seseorang.
Seseorang yang tak pernah bisa aku lupakan, hanya berhasil aku hindari.
Namun kini tiba tiba membuat aku teringat lagi akan dirinya.
Sedang apa ya dia di sana? Apa dia berhasil jadi bapak yang baik?
Aku hanya tertawa kecil.*****
Kami semua sedang berkumpul mengelilingi meja makan, menikmati masakan mama yang sudah satu tahun aku rindukan.
Makan malam yang nikmat ditengah kehangatan keluarga ku."Mer, kamu masih ingat ga sama tante Citra temen SMA mama?" Tanya mama padaku.
"Yang mana ya ma? Kok aku nggak inget?" Jawabku bingung.
"Itu lho.... yang pernah ketemu di PIM waktu kamu ikut fashion show SMP dulu." Jawab mama mengingatkanku.
"Ya aku udah lupa dong ma orangnya yang mana. ( Jawab ku tenang )
Emang ada apa ma dengan tante Citra?" Tanyaku penasaran."Sebulan yang lalu mama ketemu lagi sama dia di Senayan City waktu mama mau belikan sepatu buat Aldo, dia masih ingat kamu lho Mer, dan dia juga menanyakan kamu. Dia mau minta kamu untuk jadi menantunya." Sahut mama panjang lebar.
Ucapan mama membuat aku tersedak dan segera meraih minuman ku.
"Ihh....mama sejak kapan sih jadi seneng ngejodohin anaknya? (Aku bersungut) lagi pula aku belum kepikir buat cari jodoh ma, aku masih mau kuliah dan kerja," sambung ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Teen FictionMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...