Merlin Pingsan

1.4K 75 3
                                    

Jam pelajaran terakhir sedang berlangsung, entah mengapa tiba tiba kepala Merlin terasa pusing, bel pulang masih 20 menit lagi akan berbunyi. Miss Riska yang sedang menerangkan bahasa Inggris tak dihiraukan lagi, karena lama kelamaan suaranya seakan hilang dari pendengaran Merlin.
Panggilan Susan pun tak mampu ia jawab.

Teeeeet.....teeeeeet
Akhirnya bel tanda pelajaran selesai pun berbunyi, ia segera membereskan buku dan alat tulisnya.

"Mer, lo pulang sama siapa?" Tanya Susan pada Merlin.

Ingin rasanya ia menjawab, tapi tak sepatah kata pun berhasil ia ucapkan, Susan yang merasa heran karena tak mendapatkan jawaban segera menatap pada Merlin...

"Mer, lo kenapa?" Tanya Susan cemas.

Ia hanya mampu menggelengkan kepalanya.

Susan memeluk Merlin yang hanya diam, "lo kenapa Mer, kok tau tau  begini, lo sakit ya?" Susan semakin cemas.

Wajahnya yang memang berkulit putih kini semakin putih tak berdarah, bibirnya yang biasanya merah segar kini pucat pasi.

"Ya udah gue antar lo pulang ya Mer, pake taxi aja karena gue nggak bawa mobil," ucap Susan panik.

Merlin hanya diam, karena kepalanya saja terasa melayang layang.

Susan meminta Ayu untuk membantu nya menuntun Merlin ke depan. Renna yang melihat kejadian itu hanya diam, hatinya tak tergerak sedikit pun untuk peduli atau sekedar bertanya. Bahkan pandangannya masih tetap sinis menatap Merlin.

Ayu dengan cekatan membantu Susan menuntun Merlin, mereka mendudukkan Merlin di dekat pos satpam sementara Susan mencari taxi di jalan depan sekolah.

Tiba tiba ada mobil berhenti, seorang cowo keluar dari mobil sambil menyapa "Susan, Merlin mana?" Tanya cowo itu.

"Elo Van, aduh...untung lo datang tepat pada waktunya," sahut Susan.

"Kenapa.... Merlinnya mana?" Revan kembali bertanya karena belum dapat jawaban.

"Merlinnya sakit Van, sebentar ya gue bawa kesini," jawab Susan sambil berlalu menghampiri Merlin.

Revan segera membukakan pintu depan untuk pujaan hatinya.

Susan segera menuntun Merlin dibantu Ayu, namun Merlin terasa sulit untuk menopang badannya, dan semua terasa gelap...hitam pekat.

"Revaaannn...... bantu gue, Merlin pingsan!!" teriak Susan yang masih berusaha menahan badan Merlin agar tidak jatuh. Secepat kilat Revan langsung berlari menghampiri Susan.
Ferry yang sedari tadi menawarkan diri untuk mengangkat Merlin ke mobil tak dihiraukan Susan.

Revan dengan sigapnya membopong Merlin ala bridal style ke mobil.

"San lo tolongin buka pintu belakang aja, biar gue yang ngangkat Merlin," ucap Revan lagi.

Susan segera berlari untuk membukakan pintu belakang mobil Revan.

"San, lo masuk duluan, biar kepala Merlin ada di pangkuan lo,"ucap Revan lagi.

Susan menurut saja apa yang dikatakan Revan.
Semua mata yang ada menatap Revan tak berkedip. Ada yang menunjukkan rasa simpati nya ada juga yang saling berbisik, walau Susan tak menangkap semua perkataan mereka, tapi ada beberapa yang sempat terdengar olehnya.

"Oo... itu cowo yang diceritain Renna, pantas kalo Kembarannya sakit hati diputusin cowo itu."
" Iya, lagian kalo dibanding kembarannya Renna ya cantikkan Merlin kemana mana lah.."
"Iya....mereka berdua cocok lho,"
Entah siapa yang berkata begitu Susan tak memperhatikannya.

*****

"Mau dibawa kemana Van?" Tanya Susan ingin tau.

[END] Let me love himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang