Kondisi Merlin kembali memburuk, membuat semua kawatir, terutama Revan, bahkan untuk sekedar makan pun ia enggan meninggalkan gadis itu.
Saran tante Luna atau pun Alvin agar ia menjaga kondisinya pun tak dihiraukan.
Seorang dokter yang tak lain adalah papanya masuk ke ruangan itu, Revan lalu mengenalkan papanya pada tante Luna dan Alvin.
Mereka pun terlibat pembicaraan yang cukup serius, sementara itu Revan mendekati Merlin dan berbisik pada telinga gadis itu, "Kamu bertahan ya sayang, apa pun akan kami lakukan buat kesembuhan kamu," ucapnya."Bu... bisa ke ruangan saya sebentar, ada yang mau saya bicarakan," ucap dokter Wisnu pada tante Luna.
"Baik dok," sahut Tante Luna penuh tanya.
Tante Luna berjalan dibelakang dokter Wisnu, pikirannya dipenuhi tanda tanya, separah apakah penyakit putri ku? Batinnya.
Ruangan dokter Wisnu hanya berjarak beberapa meter dari ruangan Merlin.
"Mari bu... silahkan duduk," dokter Wisnu mempersilahkan tante Luna untuk duduk.
"Ibu tidak usah panik, ini tidak seburuk yang ibu pikirkan, tapi juga tidak bisa kita sepelekan," dokter Wisnu memulai pembicaraan.
"Jadi maksud dokter, anak saya sakit apa?" Tanya tante Luna penasaran.
"Ada infeksi pada pencernaan putri ibu, itu bisa kita atasi dengan mudah, tapi untuk sementara pasien hanya boleh makan bubur dan makanan yg disediakan rumah sakit. Namun untuk anemianya selain makanan yang mengandung zat besi perlu juga penambah darah yang harus rutin diminum setiap hari.
"Apa dari anemia ada resiko tersendiri bagi dia nantinya dok?" Tante Luna kembali bertanya.
"Sebenarnya sih ada tapi tidak secara langsung, tapi yang pasti putri ibu akan mudah merasa lelah, atau pusing. Tapi untuk saat ini karena keadaannya sangat lemah kita perlu melakukan transfusi darah, mungkin dua kantong cukup. Golongan darah pasien O+ kebetulan golongan tersebut sedang kosong di bank darah, jadi saya minta kesedian keluarga dua orang yang bisa menjadi donor untuk putri ibu. Selain itu ibu juga harus mengisi dan menandatangani persetujuan untuk tindakan transfusi darah ini, nanti akan di urus oleh petugas kami," dokter Wisnu menjelaskan.
"Baik dok.... kalo begitu saya permisi, nanti saya akan carikan dua orang yang kiranya bisa mendonorkan darahnya, karena kebetulan darah saya tidak sama dengan Merlin," Sahut tante Luna, sambil berdiri dan meninggalkan ruangan dokter Wisnu.
Tante Luna kini telah berada diruangan Merlin, ia masih sedih melihat kondisi putri semata wayangnya. Karena kekurangan darah, jadi otomatis HB nya pun rendah.
Revan yang dari tadi tak beranjak dari sisi gadis itu bertanya pada tante Luna apa saja yang dokter katakan tentang penyakit Merlin.
Tante Luna pun menceritakan pada Revan, terlihat ia berpikir sejenak."Dalam keluarga tante, siapa saja yang golongan darahnya cocok dengan Merlin?" Cowo itu bertanya pada tante Luna
"Papanya dan Alvin." Jawab tante Luna
Revan mengerutkan keningnya, tampaknya dia berpikir serius. Mungkin hanya Alvin yang bisa menjadi donor, karena Papanya Merlin sedang tugas keluar kota.
"Ya udah tante nggak usah kawatir, nanti aku akan ikut menjadi donor untuk Merlin, karena kebetulan golongan darah aku cocok dengan Merlin."
Tante Luna mengangguk dan memeluk Revan sambil menepuk nepuk pundak cowo itu.
"Terima kasih ya nak, Kamu udah selalu ada untuk Merlin. Dia panti sangat beruntung bisa dekat sama kamu." Ucap tante Luna terharu.
Revan hanya tersenyum, karena pikirnya dia lah yang beruntung bisa memiliki Merlin.
Sekian detik kemudian cowo itu permisi untuk keluar, dan ternyata Revan ke ruangan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Teen FictionMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...