Merlin terburu-buru menuruni tangga karena terlambat bangun, semalam Merlin ngobrol sama Tio sampai larut.
"Pagi semua...." sapa Merlin pada kedua orang tuanya, Alvin dan Aldo adik Merlin yang duduk di kelas IV SD.
"Pagi sayang, kok tumben terlambat," balas mama dan papa Merlin hampir bersamaan.
"Iya pa, ma semalam tidurnya agak larut," jawab Merlin sambil mengoles selai pada roti yang ada di tangannya.
Alvin berdiri dan bergegas akan berangkat, "Ayo dek, mau bareng sama kakak nggak?" Tanya Alvin pada adiknya yang baru saja akan menggigit rotinya.
"Iya kak mau bareng, soalnya aku takut terlambat jam pertama ada ulangan nih," sahut Merlin yang langsung berdiri dan hendak berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Pa, Ma Merlin berangkat dulu ya," ucap Merlin sambil menyalami papa dan mamanya.
"Sarapannya kan belum habis nak," bantah mamanya yang menginginkan Merlin menghabiskan sarapannya terlebih dahulu.
"Iya ma rotinya dimakan di mobil aja, Merlin takut terlambat," Merlin berusaha menjelaskan pada mamanya.
"Tapi susunya dihabiskan dulu dong," pinta mama pada Merlin.
Merlin pun meraih gelas susu yang ada di meja, dan segera meneguk habis isinya sebelum berlari mengejar Alvin yang ternyata telah menunggu di mobil.Baru saja Merlin memasuki gerbang sekolah, bel tanda masuk berbunyi. Merlin berlari kecil menaiki anak tangga, handphone ditangan nya berbunyi tanda ada pesan masuk.
"Selamat beraktifitas Merlin, semoga hari lo menyenangkan, sukses ya ulangannya."
Wow... so sweet batin Merlin sambil tersenyum kecil.
Entah mengapa Merlin merasakan perasaan yang aneh saat ngobrol dengan Tio, perasaan yang tak pernah dia rasakan ketika ngobrol dengan Ryan, Adit atau teman cowo yang lainnya.Merlin juga senang menerima dan membaca pesan pesan singkat darinya, seperti tadi pagi mendapat pesan singkat yang cukup membuatnya melayang.
"Good Morning Merlin, udah sarapan belum? Jangan lupa sarapan ya.."
Merlin tidak sabar menunggu jam istirahat, ingin menceritakan semuanya pada Renna.
Teeeeeet.....teeeeet
Bel istirahat meraung, anak anak kelas XI-IPA-1 berhamburan keluar kelas, tidak terkecuali Merlin, Renna dan Susan. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin"Ren, tadi malam gue udah telephone Tio, dan udah kenalan sama dia," Merlin memulai pembicaraan tanpa menatap pada Renna.
"Oya, terus gimana? Lo nggak bilang kalau ada yang nyuruhkan? Dan lo nggak bilang kalau kenal sama Renni kan?" Berondong Renna dengan antusias.
"Ya nggak lah Ren, itu sama aja dengan bunuh diri namanya," Merlin berusaha menjawab setenang mungkin.
"Tuh kan, mulai lagi deh ngomongin yang nggak jelas, gue kan nggak ngerti kalian ngomongin apaan. Lama lama gue bete tau berada dekat kalian berdua," Susan merajuk, karena masih belum mengerti apa yang sedang dibicarakan kedua sahabatnya.
"Iya...Iya ntar pulang sekolah gue ceritain semuanya," bujuk Renna pada Susan yang masih pasang wajah cemberut.
"Gue maunya lo ceritain sekarang juga, nggak nunggu pulang sekolah," bantah Susan dengan nada sewot.
"Yaelah segitu penasarannya sih, sampai nggak sabaran nunggu pulang sekolah, balas Renna menahan tawa.
"Ya jelas donk, lo berdua asyik ngobrol, sementara gue bengong kayak kambing ompong, sama aja lo berdua menganggap gue nggak ada," Susan semakin sewot.
Melihat keadaan semakin panas, Merlin angkat bicara untuk mencairkan suasana.
"Gue rasa lo bukan kambing deh San, dan lo juga nggak ompong kan? Kok mau maunya sih nyamain diri sama kambing, ompong pula,"canda Merlin pada Susan.
Susan yang baru sadar dengan ucapannya sendiri akhirnya ikut tertawa, begitu pula dengan Renna.
"Nah, gitu dong.... Don't Worry Be Happy," Merlin kembali menambahkan.
Mereka bertiga pun tertawa bersama.Suara pesan masuk dari handphone Merlin menghentikan tawa mereka.
Merlin segera membaca pesan singkat itu."Gimana ulangannya Merlin? Bisa kan? Gue yakin lo pasti bisa mengerjakannya."
"Ayo pesan dari siapa?" Renna membuyarkan lamunan Merlin
Merlin hanya tersenyum dan memberikan handphonenya pada Renna.
"Ugh, so sweet banget sih ni anak... dasar playboy... ya tetap aja playboy." Renna menunjukan ketidaksukaannya pada Tio.
Dari pertama ngobrol sama Tio Merlin merasa nyambung dan nyaman, tp Ia takut mengartikan perasaan itu, terlalu dini untuk mengatakan jika dia tertarik pada Tio. Suara Tio mengingatkan Merlin pada seseorang, tapi siapa? Ia berusaha mengingat-ngingat... tp tetap belum berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Teen FictionMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...