Aku sedang di toko perhiasan bersama Revan, tante Citra menyuruh kami berdua untuk membeli cincin yang sesuai dengan selera ku maupun Revan. Karena rencananya minggu depan Revan akan melamar ku.
Ketika sedang asyik memilih milih cincin aku dikagetkan oleh seseorang yang mencubit pinggang ku dari belakang.
"Susan..... Ya ampun gue kangen banget sama lo, maafin gue ya San yang tiba tiba menghilang," Aku segera memeluk erat Susan sahabatku. Kami berdua pun menangis haru, tanpa menghiraukan keberadaan Revan saat ini, yang terpenting rasa rindu dan bahagia ku tersalurkan.
"Gue juga kangen banget Mer sama lo, gue bingung waktu lo menghilang, sekarang jangan pergi lagi ya Mer," Ucap Susan ditengah isaknya.
Aku hanya mengangguk.Revan yang melihat tingkah mereka berdua hanya senyum senyum. Revan mengusap surai hitam pekat milik Merlin, bermaksud memberi ketenangan untuk gadis yang ia cintai itu.
"Semalam gue di sms sama Revan, dia udah ceritain semuanya ke gue, makanya gue tau kalo kalian berdua bakal ke toko ini," Ucap Susan sambil menyeka air matanya.
"Oh, pantas, eh Renna apa kabarnya?" Tanyaku kemudian dibalas raut wajah Susan yang langsung berubah menjadi datar.
"Baik baik aja, tapi kalo Renni nya kasihan, bolak balik kerumah sakit, terus kayaknya badannya makin lemah gitu Mer," jelas Susan dengan nada lemah. Membuat Merlin sontak langsung memasang wajah khawatir, ada guratan cemas di wajah Merlin saat ini.
"Kapan kapan kita kerumah Renna yuk San, sekalian nengok Renni nya." Aku mengajak Susan, setidak nya aku harus menjenguk Renni. Aku juga ingin mengetahui kabar Renni dan Renna saat ini. Aku merindukan mereka.
Susan manggut manggut, dan kami bertiga pun melanjutkan mencari cincin yang cocok.
Setelah dapat apa yang kami cari, kami keluar dari toko perhiasan tersebut, lalu masih jalan jalan cuci mata di mall itu.
"Eh gue lapar nih.... makan yuk. Sebagai rasa syukur atas bersatunya lagi kalian berdua, dan rasa bahagia gue bisa ngumpul lagi sama sahabat terbaik gue, maka kali ini ijinin gue yang traktir kalian berdua." Ucap Susan cengar cengir.
Akhirnya aku dan Revan mengikuti kemauan Susan, kami bertiga berjalan menuju food court yang ada di mall tersebut.
Ketika tengah asyik makan tiba tiba ada panggilan masuk di hape Susan.
Susan pun mengambil hape dari tasnya."Hallo..... Eh lo Ren, ada apa? Tumben lo telp gue." Jawab Susan.
Lalu Susan menjauh dari kami berdua, aku dan Revan melanjutkan makan kami yang tadi sempat terhenti.
Setelah beberapa menit Susan kembali lagi ke bangkunya dan melanjutkan makannya.
"Tadi Renna minta tolong sama gue, katanya gue disuruh bawa lo berdua ke rumah sakit tempat Renni dirawat.
Renni ingin ketemu sama kalian berdua, katanya mau minta maaf gitu deh," Susan menjelaskan."Gue udah maafin dia San, tapi gue nggak mau ketemu sama dia," jawab Revan mantap.
"Van kok kamu gitu sih.... kalo kamu emang udah maafin dia apa salahnya kita tengok dia, siapa tau dengan kedatangan kita bisa memberi kesembuhan buat dia. Nggak baik lho, masih menyimpan dendam." Ucap Merlin membujuk cowo itu. Pasti deh, kalo Merlin sudah bersuara, pasti Revan tidak bisa membantah.
"Aku nggak dendam sayang, hanya belum bisa aja ketemu dia lagi, karena kalo aku ketemu dia, rasa sakit hati aku pasti muncul lagi," Revan masih beralasan.
"Aku mau kamu lupain semua, termasuk rasa sakit hati kamu, apalagi dia sekarang sedang sakit, dan dia sendiri yang meminta bertemu dengan kita untuk minta maaf, please Van..... kita akan datang bersama sama." Aku kembali membujuk cowo itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Let me love him
Fiksi RemajaMerlin yang selama ini dianggap dingin pada lelaki mana pun, perlahan mulai membuka hatinya. Cowo yang dimatanya begitu unik, dan selalu mampu membuat nya tertawa bisa dengan mudah membuat seorang Merlin jatuh hati. Berada di dekat Revan, memberi wa...