Hari Hari Bersama Revan

1.8K 84 0
                                    

Merlin membuka pintu dan mengucapkan salam, diruang tengah ada mama, papa, kak Alvin dan Aldo.
Mati deh gue batin Merlin, kak Alvin pasti ngeledek gue abis abisan.

"Kok baru pulang sayang?" Tanya mama lembut.

"Iya ma, maaf kemalaman, lain kali nggak diulangi kok ma," papar Merlin ketakutan.

"Merlin kan sudah besar nak, Mama yakin Merlin pasti bisa jaga diri," sahut mama sambil senyum.

"Ciee .... yang habis ngedate, nggak jones lagi donk sekarang," ledek kak Alvin pada adiknya.

"Apaan sih kak, sok tau deh...," jawab Merlin menyembunyikan sesuatu.

Ketika Merlin akan menaiki tangga menuju kamarnya....

"Merlin !" Tiba tiba papanya memanggil dengan suara agak tinggi, membuat Merlin agak takut.

Ia mengurungkan langkahnya menaiki tangga, dan membalikkan badan.

"Ya pa, ada apa," jawab Merlin gugup.

"Jones itu apa sih?" Tanya papa dengan wajah konyol.

"Papa...," sahut Merlin malu.

"Jones itu jomblo ngenes pa," jawab kak Alvin cengar cengir.

Semua tertawa termasuk Aldo, dan....

"Pluuk,"
bantal kursi pun mendarat dengan mulusnya di wajah ka Alvin.

Merlin mengambil langkah seribu menyelamatkan diri dari kakaknya.

Merlin masuk kamar dan langsung berganti pakaian.

Tok... Tok... Tok... (suara pintu diketuk)
Merlin membukakan pintu,

"Ada apa kak ?" Tanya Merlin pada Alvin.

" Udah mau tidur dek?" Alvin balik bertanya.

"Belum sih kak, emang kenapa, kakak ada perlu?" Merlin menatap kakaknya.

"Nggak kok, cuma mau denger cerita adek," jawab Alvin sambil memasuki kamar adiknya.

"Emang adek mau cerita apa sama kakak?" Merlin terlihat bingung.

"Emang adek nggak mau cerita sama kakak?" Alvin setengah memaksa adiknya agar bercerita.

"Soal apa?" Merlin bertambah bingung.

"Masa kakak nggak dikasih tau adek abis jadian sama siapa, ayo donk cerita," rajuk Alvin.

"Ugh... kakak nyebelin," Merlin pura pura marah.

"Lho kok nyebelin, itu tandanya kakak yang perhatian sama adiknya," timpal Alvin.

"Perhatian atau kepo?" Tanya Merlin menggoda kakaknya.

Alvin langsung mencubit hidung adiknya dengan penuh sayang.

"Dengar ya kakak ku tersayang, adek pasti cerita sama kakak, tapi jangan sekarang ya. Kalau waktunya udah tepat adek pasti ceritain semuanya." Jelas Merlin pada kakaknya.

"Oke deh kalo gitu," Alvin manggut manggut.

"Kakak yakin adek tau apa yang terbaik buat adek, dan kakak tau adek pasti bisa jaga diri." Sambung Alvin sambil mengacak ngacak rambut adiknya.

"Makasih kak," ucap Merlin sambil merangkul kakaknya.

"Ya udah, kakak balik ke kamar kakak dulu ya, adek tidur gih udah malam, besok bangunnya kesiangan," sahut Alvin sambil menutup pintu.

Tapi ketika Merlin hendak mengunci pintu kamarnya, pintu kembali dibuka dari luar, dan Alvin melongokkan kepalanya ke dalam.

"By the way mawar putihnya cakep tuh, cowo adek romantis juga ya....
So sweet !!!" Goda Alvin pada adiknya.

"Kak Alviiinnn...." Merlin berteriak karena digoda kakaknya.

Alvin langsung ngibrit karena tidak mau merasakan cubitan Merlin.

Kriiiiing....Kriiiiing...
Ada panggilan masuk pada ponsel Merlin, pasti Renna batin Merlin sambil mencari hapenya.

Mia Call ( Merlin kaget membaca nama si penelpon yang tertulis di layar hapenya ).

"Ya Hallo, ada apa Mia ?" Sapa Merlin.

"Ciee yang baru jadian, PJ nya mana nih?" Canda Mia menggoda Merlin.

Merlin tambah kaget, kok Mia tau ya tanya dalam hati, oya pasti Revan yang sudah cerita sama Mia pikirnya lagi.

"Hei....Kok diam sih?" Mia menegur Merlin

"Eh nggak apa apa, lo pasti tau dari Revan ya?" Tanya Merlin memastikan.

"Iya lah Mer, dari siapa lagi?" Jawab Mia santai.

"Oo... Emang Revan cerita apa aja sama elo?" Tanya Merlin ingin tau.

"Banyak lah, pokoknya semua juga diceritain Mer," jawab Mia semangat.

"Mia, Revan itu gimana sih orangnya? Soalnya gue kan belum terlalu kenal sama doi, kasih tau dong," pinta Merlin pada Mia.

"Dia tuh orangnya baik, jujur dan romantis deh pokoknya, lo beruntung Mer dapetin dia," ungkap Mia pada Merlin.

"Iya sih gue juga ngerasain," jawab Merlin.

"Tapi dia paling nggak suka sama cewe posesif," sambung Mia.

"Iya, tadi juga dia ngomong sama Gue kalo dia nggak suka sama cewe posesif," ucap Merlin.

"Bagus deh kalo lo udah tau, semoga langgeng ya Mer," harap Mia.
"Aamiin," balas Merlin.

Dalam hati Merlin bertanya tanya, apa mungkin dia dapat bertahan dengan Revan? Atau justru dia akan menuruti skenario Renna.
Ya Tuhan, kenapa aku harus dihadapkan pada pilihan yang sulit ini. Jujur saat ini hatinya lah yang sedang berperan, bukan skenario Renna.

" Mer, udahan dulu ya, sorry ganggu malam malam," ucap Mia kemudian.

"Oke Mia makasih ya dukungannya, next time deh kita ngobrol ngobrol lagi," balas Merlin pada Mia.

"Pasti dong, soalnya ntar lo pasti bakal sering kerumah gua," tambah Mia.

"Ngapain?" Tanya Merlin heran.

"Ya nyari doi lah, canda Mia.

"Ihh... Mia bisa aja deh, jadi malu," Merlin balas bercanda.

"Bye Merlin," Mia mengakhiri pembicaraan.

"Bye," balas Merlin.

Sewaktu Merlin bicara dengan Mia, ada beberapa pesan masuk, lalu ia membuka kotak masuk dihapenya.

Oh dari susan batin Merlin,
"Gimana Mer ngedate nya, sukses kan? Besok di sekolah ceritain gue ya."
(Merlin tersenyum membaca pesan singkat dari Susan)

Satu lagi pesan dari Renna:
"Mer, misi kita berjalan lancar kan?
Lo emang sahabat gue yang terbaik, sampai ketemu di sekolah ya Mer."
(Wajah Merlin berubah seketika)

Sahabat kata lo Ren??
Kenapa gue yang lo tumbalin demi ngebalas sakit hati kembaran lo? Merlin bertanya dalam hati.
(Matanya memanas dan mulai berkaca kaca).

Merlin bersiap siap untuk tidur dan...
Tut...tut ( Bunyi pesan masuk )

Aduh pesan dari siapa lagi sih ini, nggak tau gue mau tidur apa ya?
Omel Merlin dalam hati.
Ia pun meraih hapenya

"Merlin .... makasih ya buat dinner yang nggak mungkin gue lupain.
Lo adalah anugerah terindah yang Tuhan kasih buat gue.
Semoga kita tetap bersama sampai kakek nenek.
Good Night Merlin, mimpi indah ya
Love you."

Merlin senyum sendiri, lalu membalas pesan Revan.

"Iya Revan sama sama, gue juga mau bilang makasih ke lo buat semuanya,
Good Night Revan
Love You too,"

Merlin menarik selimut dan tertidur dengan senyum merekah di bibir marahnya.

[END] Let me love himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang